Kau terlihat cantik saat tersenyum.

***

Selesai berbelanja, kini kedua insan itu tengah menikmati es krim di salah satu kedai dalam pusat perbelanjaan. Eun Bi menyantap es krim mint choco-nya dengan lahap. Sosok Eun Bi yang dilihat Ha Seok hari ini benar-benar berbeda dengan kemarin.

"By the way, di mana kau berkuliah?" tanya Ha Seok memulai pembicaraan di antara mereka.

"Universitas Myungil," balas gadis itu menyendokkan kembali es krim ke dalam mulutnya.

"Benarkah? Wah, kebetulan apa lagi ini?" seru Ha Seok sumringah.

"Ada apa?" tanya Eun Bi mengerutkan keningnya.

"Aku lulusan dari Universitas Myungil. Dan adikku saat ini juga tengah berkuliah di sana. Ia juga sebaya denganmu," jelas Ha Seok.

"Wah, baru kali ini aku mengakui jika dunia ini sempit," balas gadis itu.

Dalam hati pria itu juga mengakui perkataan tersebut.

"Ayo, kita kembali sekarang. Tubuhku sudah sangat lelah berkeliling membeli semua perlengkapan ini," ajak Eun Bi.

"Tentu."

Deru motor berhenti tepat di depan rumah studio Ha Seok. Bersamaan dengan itu mobil pengantaran belanjaan mereka tadi juga telah sampai. Ha Seok memang meminta layanan pengantaran untuk seluruh belanjaanya tadi, sebab barang-barang itu tidak akan sanggup dibawanya menggunakan motor. Ha Seok dan Eun Bi pun ikut mengangkat barang-barang bersama dengan kurir pengantar.

"Terima kasih semuanya," ucap Ha Seok mengantar para kurir keluar rumah saat barang belanjaan mereka telah selesai dipindahkan.

Selanjutnya, Ha Seok sibuk menata peralatan dapur, sementara Eun Bi menyimpan berbagai bahan makanan mentah di dalam kulkas.

"Akhirnya tempat ini terlihat seperti layaknya sebuah rumah," ucap Ha Seok mengamati penjuru ruangan.

"Kau mengatakan jika menginap di sini hanya saat sibuk dengan pameran di museum. Namun, kau bersikeras mengisi ruangan ini," ucap Eun Bi.

"Sepertinya mulai sekarang bukan hanya aku saja yang akan menempati rumah ini," balas Ha Seok menatap jahil ke arah gadis itu. Ia menaikkan alisnya memberi kode maksud dari perkataannya.

"Apa maksudmu? Aku? Apakah kau sudah gila?"

"Kau bisa sesekali mampir jika memang membutuhkan tempat untuk menenangkan diri," balas pria itu.

Gadis itu terus menggerutu seorang diri. "Sepertinya ia memang telah gila. Sangat gila. Ya, bisa dipastikan itu."

Ha Seok hanya tertawa mendengar hal tersebut.

***

Malam telah larut saat sebuah motor berhenti di depan rumah keluarga Na. Eun Bi turun dan melepas helm yang dikenakannya. Ia pun memberikan helm tersebut kepada Ha Seok.

"Apakah kau yakin telah baik-baik saja?" tanya pria itu tampak cemas.

"Ini bukan pertama kalinya aku kabur dari rumah. Setelah menenangkan diri, tentu aku harus kembali ke rumah lagi," balas gadis itu.

Ketika mendengar hal tersebut, kedua mata Ha Seok otomatis terbuka lebar. Ia memandangi gadis itu dengan tatapan terkejut.

"Lalu-"

"Aku akan masuk. Sampai jumpa," potong Eun Bi sebelum pria itu menyelesaikan kalimatnya.

Gadis itu melambaikan tangannya dan melangkah memasuki rumah. Saat berbalik badan, gadis itu sedikit terkikik melihat ekspresi wajah Ha Seok yang menurutnya lucu.

Keadaan ruangan yang gelap gulita menyapa gadis itu. Ia melangkah perlahan menuju kamarnya. Hampir saja ia berhasil tidak membuat kegaduhan, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya tepat saat ia akan memutar kenop pintu kamarnya.

Eun Ji berdiri di sana menatap Eun Bi dalam kegelapan.

"Hei! Kau membuatku kaget saja. Mengapa kau masih terjaga?!" ucap Eun Bi berusaha memelankan suaranya.

"Aku menunggumu pulang," balas Eun Ji tersenyum dengan wajah manisnya.

"Kau tidak perlu melakukan hal itu. Aku akan kembali atau tidak ke rumah ini itu bukan urusanmu. Jalanilah kehidupanmu sendiri," ucap Eun Bi acuh seperti biasanya. Ia pun lantas membuka pintu kamarnya dan menutup pintu tepat di depan wajah Eun Ji.

Saudari tirinya itu hanya dapat menerima dengan pasrah. Ini bukan pertama kali Eun Bi memperlakukannya seperti itu. Sejak awal ia bergabung dengan keluarga ini, Eun Bi memang tidak pernah menerima keberadaannya.

"Eun Bi-ya, sampai kapan kita harus menjadi asing? Aku ingin dekat denganmu dan saling berbagi cerita denganmu," gumam gadis itu lirih. Eun Ji pun melangkah kembali ke kamarnya.

Di dalam kamar, Eun Bi merebahkan dirinya. Ia terdiam menatap langit-langit kamarnya cukup lama. Pikirannya melayang pada kejadian hari ini. Dalam satu hari ini, ia telah mengalami banyak hal baru. Ia melakukan sebuah kegiatan yang memberikan kebahagiaan untuknya.

Saat membayangkan semua hal yang dilakukannya bersama pria itu, tanpa sadar gadis itu menarik sudut bibirnya.

Apakah ini rencana-Mu setelah tidak membiarkan aku pergi? Apakah Kau menghadirikan sosoknya untuk menghiburku di dunia ini?

Aku mengalami hal baru dalam kehidupanku selama ini. Hari ini aku merasa bahagia. Apakah bisa Kau tidak akan merenggut kebahagianku kembali?

Hari ini aku benar-benar merasa bahagia. Namun aku takut karena merasa begitu bahagia. Sebab ini semua terasa sangat langka untukku.

-To be continue-

Yogyakarta | June 10th, 2022

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yogyakarta | June 10th, 2022.

Meeting You | 너를 만나다 Where stories live. Discover now