Une Grosse Dispute

2.6K 218 22
                                    


Une Grosse Dispute = pertengkaran besar

Ulah Mathias tidak berhenti sampai di situ. Begitu sampai di dorm Mathias membukakan pintu mobil untuk Regi.

"Makasih," ucap Regi.

"Sebentar, ma chèrie. Kamu buru-buru banget," tarik Mathias dengan senyum menggoda.

"Ada apa lagi?" ucap Regi.

Moodnya benar-benar buruk setelah melihat sikap Gaël yang dingin itu. Dia sadar ini terjadi karena kesalahan dirinya tetapi melihat Gaël yang hanya menunjukkan reaksi diam dan sbersikap tidak mengenal dirinya membuat Regi sedih.

"Aku kangen kopi buatan kamu. Aku mampir sebentar," ucap Mathias.

"Mat, aku cape," tolak Regi.

"Really?" tanya Mathias tidak percaya.

"Kamu benaran cape atau kamu enggak mau karena tadi ketemu si gembel itu?" pancing Mathias.

"Enggak. Ini enggak ada hubungan dengan Gaël!" tukas Regi cepat.

"Kalau begitu, kamu enggak ada alasan kan?" Mathias menepuk-nepuk pipi Regi macam orang yang sedang membujuk pacar yang ngambek. Gesture manis itu dilakukan di tengah pintu dorm. Banyak orang yang lalu lalang. Mereka jadi bahan tontonan.

Regi terdiam. Dia kehabisan kata-kata untuk menolak. Beberapa mahasiswa yang lewat pun selalu melirik ke arah mereka. Membuat Regi jadi tidak nyaman.

"Okay, jangan lama-lama," Regi mengalah.

Regi berusaha berpikir positif. Bukankah sejak awal semester dia mendambahkan pria ini. Sebentar lagi juga sudah Valentine's Day. Dia bisa menikmati perayaan Valentine yang romantis sesuai dengan impiannya. Tidak ada salahnya menuruti kemauan Mathias.

"Sure, ma chérie," ucap Mathias.

Mathias memberikan kecupan di bibir Regi.

Regi membiarkan Mathias merengkuh pinggangnya saat berjalan menuju kamar. Sementara tangan Regi mendekap erat-erat kantong hangat dari boulangerie.

"Aku buatkan kopi. Kamu santai dulu," ucap Regi.

Bukannya duduk, pria itu malah bediri di samping Regi. Dia menonton Regi menjerang air dan menyeduh kopi.

"Rambut kamu udah makin panjang," ucap Mathias sambil mengelus rambut Regi yang sudah lewati bahu.

"Sengaja. Aku pengin panjangin," kata Regi.

"Pasti makin cantik," puji Mathias sambil menyentuh tengkuk Regi dengan ujung jemarinya.

Regi hanya tersenyum tipis. Dia berusaha berkonsentrasi menyeduh kopi. Melihat reaksi Regi, Mathias semakin berani. Bibirnya disentuhkan pada leher dan pipi Regi. Pria itu mengecup pipi Regi berulang kali.

"Mat. Aku lagi bikin kopi. Ini panas lho," ucap Regi mengerak-gerakan bahunya. Dia merasa kagok dengan gesture mesra Mathias.

"Aku tahu," ucap Mathias enteng.

Mathias dengan santai meraih bokong Regi dan meremasnya.

"Mathias!" seru Regi kaget.

Mathias memberikan seringainya.

"Yes, ma chérie," ucap Mathias merasa senang melihat reaksi kaget Regi. "Aku tahu kamu juga senang kan?" Mathias segera merengkuh pinggang Regi.

Dengan lengannya yang kokoh itu mudah saja bagi Mathias mengayunkan tubuh Regi dan melemparnya ke tempat tidur.

Regi terpekik kaget. Mathias merangkak di atas tubuh Regi dengan tatapan menggoda. Mata biru berpendar-pendar penuh napsu. Pria itu menghujani wajah Regi dengan ciuman. Tangannya bergerak liar di daerah dada.

Love Rendezvous in Paris (Completed)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu