Je Ne Suis Pas Prête

2.4K 197 10
                                    

Je ne suis pas prête  = Aku belum siap.


"Makasih banyak," ucap Regi ketika Mathias menurunkannya di depan dorm.

"My pleasure, ma cherié," balas Mathias dengan senyum yang menghipnotis . Mata biru pria itu menatap dalam-dalam dan membuat pipi Regi terasa panas.

Regi tersipu malu. Dia tidak tahan terus ditatap sedemikian rupa.

Mathias masih diam dibalik kemudi macam menunggu manuver berikutnya. Regi berdehem pelan. Dia sedikit gelisah. Ada keinginan mengajak Mathias masuk tetapi dia sedikit ragu.

 Regi mengepalkan tangan sebelum berkata," Mau ngopi? Aku punya kopi Kintamani Bali yang enak."

  "Sure." Mathias menjawab dengan cepat.

  Mata Mathias berkerlip senang. Pria itu tersenyum lebar dan langsung ke luar dari mobil. Regi menarik napas lega dan membalas senyum Mathias. Serta merta Regi membalas gandengan tangan Mathias ketika mereka menaiki lift menuju kamar.

"Aku buatkan kopinya. Kamu duduk dulu," ucap Regi ketika mereka masuk ke kamarnya.

Mathias langsung duduk di tempat tidur Regi dengan santai. Pria itu mengambil boneka kucing yang ada di situ.

  "Kamu suka kucing," tanya Mathias.

"Suka banget. Sayang di dorm enggak boleh pelihara binatang," ucap Regi.

"Yeah, makanya aku enggak mau tinggal di dorm. Terlalu banyak aturan. Lebih bebas di apartemen."

"Ini kopi kamu. Maaf, masih panas," ucap Regi menyerahkan mug kopi pada Mathias. Dia sedikit khawatir pria itu tidak suka dengan racikan kopinya.

Mathias menyeruput kopi perlahan. Matanya berkerling dengan genit dan tak lepas menatap Regi.

"Enak banget. Aku ingat waktu di Bali, kopi di sana luar biasa," ucap Mathias.

"Ini kopi dari Kintamani," sahut Regi sembari tertawa kecil.

"Great," ucap Mathias sembari meletakan mug di meja. Pria itu kembali menatap Regi dan memberikan senyuman tipis.

"You look so cute," cetus Mathias sembari mengeser tubuhnya mendekat Regi. 

 

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


Serta merta tangan Mathias mengelus-elus pipi Regi yang masih menikmati kopinya. Gesture ini sontak membuat tangan Regi gemetaran. Dia menggengam mug sekuat tenaga agar tidak tumpah. Dia tidak pernah berada sedekat itu dengan seorang pria. Apalagi dengan pria setampan Mathias.

"Ehm, thanks," balas Regi sedikit gugup. Pipinya terasa panas dan dia sulit menikmati seruputan kopi.

Mathias tergelak pelan. Tangannya dengan halus mengambil mug dari tangan Regi lalu menangkupkan tangan Regi pada tangannya.

Love Rendezvous in Paris (Completed)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz