Boulangerie Arnaud

3.2K 277 1
                                    




Regi menggulir-gulirkan badannya dengan malas di tempat tidur. Setelah ngobrol panjang dengan Maya, dia kembali melanjutkan tidur siang. Kepalanya masih sedikit pusing. Kali ini bertambah kepusingan baru; Gaël. Ternyata yang jadi penyelamat hidupnya bukan Mathias tetapi pria yang menyebalkan itu. Well, sedikit menyebalkan. Benar kata Maya, dia harus berterima kasih.

Regi meloncat dari tempat tidur dan mengintip dari jendela. Langit sudah gelap. Sinting juga dia tidur lebih dari enam jam. Dari balik dinding kamar terdengar suara Maya yang mengobrol dengan Atilla. Lebih tepatnya; perang mulut. Regi menempelkan kuping di dinding. Terdengar  suara Maya yang marah ditimpali suara Atilla yang tak kalah bernada tinggi. Masih masalah lama perihal pemeran perempuan yang ada di Youtube Atilla. Dalam waktu dekat Atilla akan syuting YouTube dan Maya tidak terima. Dia meminta Atilla mengganti pemeran perempuan yang dipasangkan jadi pacarnya.

     Regi beralih pada buku kuliah dan voice note yang dikirimkan Maya. Dia perlu mengejar ketinggalan hari ini. Sebagai anak Indonesia kadang dia keteteran mendengarkan uraian langsung di kelas, terutama kalau kuliah dalam bahasa Perancis. Setiap kuliah dia merekam langsung untuk di-review ulang. Maya berbaik hati merekamkan kuliah hari ini untuk Regi.

Voice note dia nyalakan dan mulai mencatat pelajaran hari ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Voice note dia nyalakan dan mulai mencatat pelajaran hari ini. Walau kuliah terasa berat tetapi Regi sangat menikmati. Dia berharap dua tahun di Paris bisa jadi bukti pada orang tuanya kalau dia perempuan mandiri. Setelah lulus dia akan mendirikan bisnis sendiri. Yang terakhir itu, masih khayalan semata. Ketika mendapat ijin kuliah di Paris, dia berjanji akan mengamalkan ilmunya bagi perusahaan keluarga. Biarlah masih ada waktu itu dua tahun untuk memikirkan itu.

Waktu bergulir cepat ketika Regi berkonsentrasi penuh pada catatannya. Sekelilingnya begitu sunyi senyap. Jarum jam menunjukan pukul empat pagi. Semua penghuni residence ini masih terlelap di balik selimut. Kuping dia tempelkan di dinding kamar. Suara ribut dari tetangga sebelah tidak terdengar lagi. Barangkali Maya sudah tidur sambil berpelukan dengan Atilla atau Maya mengungsi tidur di kamar Atilla.  Pasangan itu bisa jadi sangat romantis tetapi di lain waktu bertengkar macam anjing dan kucing.

Perutnya mulai berbunyi. Sayang di lemari es tidak ada makanan selain yoghurt. Regi ogah makan yang asam. Dia butuh makanan yang hangat dan nikmat. Regi teringat subuh seperti ini beberapa Boulangerie sedang sibuk memanggang roti.  Para boulangerie l'artisant (pembuat roti) sudah memulai hari mereka sejak subuh. Baguette dan croissant terbaik yang baru keluar oven biasanya ada di waktu sekarang ini. Tidak ada salahnya dia mencoba keberuntungan kali saja bisa beli lebih dulu.

Regi tersenyum senang melihat lampu kecil di bagian dapur boulangeri menyala.  Belum ada pembeli yang datang tetapi pintu depan boulangeri  terbuka. Regi menengok ke kiri dan kanan untuk menyeberang. Dari belokan dia melihat pengendara sepeda bergerak ke arahnya. Pria itu mengayuh dengan tenang dan melewati Regi yang sedang berjalan. Sosoknya terlihat familiar. Tinggi, kurus, menggunakan beanie dan sweter hitam; Gaël. Ya Tuhan, kenapa pada jam seperti ini dia bertemu pria itu?

Love Rendezvous in Paris (Completed)Where stories live. Discover now