Tu Tiens Me Chaud La Longue Nuit D'hiver

2.7K 240 17
                                    

Tu tiens me chaud la longue nuit d'hiver = kamu membuatku hangat di malam musim dingin yang panjang

Suasana dorm masih ramai. Di musim dingin orang-orang lebih senang nongkrong di common room sambil menikmati minuman hangat. Tidak ada satu pun yang peduli ketika Regi melintas bersama Gaël.

Mata Regi sempat mencari-cari siapa tahu ada Maya dan Atilla nongkrong di sana. Dia lega tidak ada satu pun orang memergokinya menyelundupkan Gaël ke kamar.

"Aku buatkan kopi ya," ucap Regi ketika mereka sudah masuk ke dalam kamar. "Aku bawa kopi dari Indonesia," lanjutnya.

Gaël duduk di pinggir tempat tidur sambil menonton Regi meracik kopi. Regi sedikit gugup karena mata pria itu menatap setiap pergerakan tangannya. Ada rasa khawatir mengingat Gaël sangat jago meracik kopi.

"Kopinya," ucap Regi sedikit deg-degan.

"Merci," ucap Gaël sambil menyerut pelan. Matanya terpejam ketika menyeruput dan menarik napas panjang penuh kenikmatan. "Kopi Indonesia memang beda ya," ucap Gaël.

Celetukan Gaël membuat Regi teringat kalau dia pernah berniat dalam hati memberikan kopi untuk pria itu.

"Aku punya stok kopi banyak dari Jakarta. Ini boleh buat kamu," ucap Regi sambil menyerahkan satu bungkus kopi Kapal Api.

"Luar biasa. Makasih," kata Gaël.

Regi menyeringai senang. Tidak hanya karena senyum lebar yang sontak terulas di wajah Gael tetapi juga pujian. Ini benar-benar kejadian langka. Ada untungnya dia menuruti nasehat Mbak Naya yang bilang kalau kopi Indonesia terkenal di Eropa. Dia perlu bawa banyak cadangan dan bisa dijadikan hadiah kecil buat teman-temannya.

Regi menatap sekeliling dengan sedikit bingung. Antara ingin menganti baju atau tetap mengenakan baju yang dipakainya. Menggunakan leather pant seharian sangat tidak nyaman. Sayangnya kamarnya terlalu kecil. Kamar mandi pun tidak ada. Untuk mandi semua penghuni dorm harus bergantian di kamar mandi komunal.

"Kenapa? Kamu kayak orang kebingungan?" tanya Gaël.

"Eh, ak-aku mau ganti baju," ucap Regi.

Gaël menatap Regi dari atas ke bawah macam mengerti baju yang dipakainya memang indah tetapi tidak nyaman dipakai di dorm.

"Aku keluar saja," ucap Gaël dengan enteng. Pria bangkit berdiri sambil membawa mug kopi keluar kamar.

"Sebentar ya," ucap Regi sedikit tidak enak.

Gaël hanya menjawab dengan mengangkat satu alis. Raut wajahnya yang serius itu terlihat jadi menggemaskan. Regi tertawa kecil. Gesture Gaël yang tidak pedulian itu mampu melenyapkan rasa tidak enak.

Regi segera berganti dengan celana panjang katun, sweter tebal dan sandal kamar bergambar kepala kucing. Dia membuka pintu kamar.

Gaël sedang menyeruput kopi. Pria itu bersandar di dinding sambil menyilangkan satu kaki dengan santai.

Regi sengaja berdiam diri beberapa detik menikmati pemandangan indah dihadapannya. Lorong yang sepi memberi kesempatan Regi untuk menelanjangi dari atas ke bawah tampilan Gaël. Dulu dia pernah berpendapat pria kurus itu tidak menarik. Barangkali Gaël merupakan pengecualian. Jins pas badan menampilkan bokongnya yang penuh. Lengannya yang sering menguleni adonan itu menampilan garis urat-urat yang mengairahkan. Busana yang sederhana hanya dengan kaos, kemeja flanel dan jins. malah menguarkan aroma maskulian dan keseksian mutlak. 

Gaël akhirnya menoleh juga.

"Masuk," ucap Regi sedikit tersipu.

"Chien (kucing)," kata Gaël ketika melihat alas kaki Regi. "Ternyata kamu punya dua peliharaannya. Enchanté minou, (senang berkenalan, kitty)" seloroh Gaël.

Love Rendezvous in Paris (Completed)Where stories live. Discover now