18 🍉 Pembukaan Kafe

En başından başla
                                    

"Gue masuk kalo gitu". Haechan nyelonong masuk kedalam tanpa mempedulikan Mark yang masih berdiri ditengah pintu dengan rambut yang acak-acakan.

Haechan langsung membaringkan tubuhnya diatas kasur milik Mark.

"Ya! Ya! Ya! Ya! Lo kan punya kamar sendiri, enak banget lo tidur dikasur gue". Mark tak terima jika kasurnya ditiduri oleh Haechan. Tapi, pemuda itu malah tak mempedulikannya.

"Gue punya sesuatu yang mau disampaikan sama lo"

"Apaan?" Jawab Mark malas.

"Lo nyuruh gue bawain barang-barang lo di bandara. Gue bukan babu lo!". Kalimatnya diakhir sengaja Haechan tinggikan nadanya, niatnya agar Mark tersadar dengan kelakuannya.

"Tapi, lo kan emang bawahan gue, Chan"


Aduh~ emang salah ngomong gue.


"Tapi, gue gak terimalah lo nyuruh gue bawain barang-barang lo itu. Gue juga salah satu sahabat lo dari 22 member"

"Trus? Kenapa barang-barang gue lo bawain, padahal gue gak maksa" ujar Mark merasa tak berdosa.


Iya juga si. Emang susah ngomong sama pipi tirus.


"Aish! Yak!". Haechan sampai terbangun dari berbaringnya.

Jawaban Mark lembut tapi membuat Haechan darah tinggi.

"Trus? Lo pergi kemana Mark? Buru-buru banget tadi"

"G.a.k p.e.r.l.u t.a.u.!"

"Gue tau, lo nemuin Tata kan?"

Mark tiba-tiba terdiam, tapi kenapa Haechan bisa tau hal itu?

"Dia gak ada disana"

"Maksud lo? Jadi, gue bener?"

"Ya, gue emang nyari Tata ke apartemen. Tapi, setelah gue masuk dia gak ada disana"

Haechan seperti sedang berpikir. "Mm.. Mungkin Tata udah pindah kerumahnya. Karena mungkin juga Tata udah inget semua, kan udah lama banget Mark"

Ucapan Haechan memang ada benarnya. Sudah lama sekali Mark tak bertemu dengan Tata.

Benar, mungkin saja Tata sudah mengingat semua ingatannya. Tapi, bagaimana pun juga apartemen milik Mark itu seperti ada yang menghuninya karena terlihat rapih dan juga bersih, bahkan ada foto Mark dan Tata juga yang terpanjang disana.

"Kalo lo mau, gue bisa bantu lo nyari Tata, Mark"

"Ya, lo harus bantu gue nyari Tata"

"Tapi, ada cuannya kan?"

"Aish!". Kepala Haechan serasa ingin Mark ketok dengan cincin paku yang melingkar dijari manisnya.

"Eh, iya iya. Becanda gue. Gue serius, gue bakal bantu lo nyari Tata. Tanpa imbalan deh, tapi lo beliin gue kebab ya sekarang"



Pletak~



Mark akhirnya melayangkan cincin indahnya itu pada kepala Haechan yang membuat pemilik kepala meringis kesakitan.

"Aw~ sakit ih~ Markeu oppa~"

"Mau lagi lo? Jijik gue"

Gimana Mark gak jijik. Bayangkan saja nada dan suara Haechan tadi seperti bencong yang berkeliaran dilampu merah.

"Iya, iya maap"

Wajah Mark kembali serius. "Gue pengen banget liat mukanya udah lama banget. Tapi bentar, emang lo tau muka Tata?"

"Lha, iya. Gue kagak tau muka Tata kayak gimana yak"

Haechan tak tahu wajah Tata karena Mark sendiri tak punya foto atau semacamnya, tapi Haechan tahu semua tentang Tata karena Mark sendiri sering menceritakannya padanya. Begitulah.

𝘋𝘰 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘵𝘪𝘭𝘭 𝘭𝘰𝘷𝘦 𝘮𝘦? | 𝑀𝑎𝑟𝑘 𝐿𝑒𝑒Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin