PROLOG

17 2 4
                                    

Sebelumnya aku gak mau terlalu berekspektasi banyak². Bagi yang mau baca silahkan, bagi yang gak mau, silahkan tutup.

Udah aku cuma mau kasih tau itu aja. Makasih^^





HAPPY READING..!

P R O L O G

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

P R O L O G








"Bunda, janjikan gak akan lama diluar negeri?". Tata menoleh ke wajah sang bunda.

"Iya, sayang. Sini bunda peluk dulu". Wanita berumur 40 tahunan itu memeluk tubuh anak semata wayangnya yang sudah beranjak dewasa itu.

"Anak bunda manja banget si" lanjut wanita berambut kuncir satu itu. Satu tangannya terulur mengusap lembut pucuk rambut anak kesayangannya. Sang anak pun mempererat pelukannya pada sang bunda. Mencari kenyamanan dengan menyenderkan kepalanya di pundak sana.

"Bun, Tata kangen" ucapan tulus itu entah kenapa tiba-tiba keluar dari mulut gadis itu.

Padahal saat ini bundanya masih berada tepat disisinya, tepat berada dipelukannya. Namun, entahlah gadis cantik itu merasa sudah sangat merindukan sosok bundanya. Sepertinya gadis yang baru-baru ini merayakan ulang tahunnya yang ke 22 itu tak ingin jauh-jauh dari sosok bundanya saat ini.

Dalam pelukan, sang bunda, Kirana mengembangkan senyumannya. Satu tangannya masih terus mengelus rambut lembut anaknya itu. "Iya sayang, bunda juga pasti kangen banget sama kamu. Tapi, bunda bahkan belum pergi sayang". Wanita itu berakhir mengecup sedikit lama pucuk rambut Tata dengan lembut.

Suasana seketika menjadi hening. Ibu dan anak itu masih terhanyut merasakan kehangatan tubuh dari masing-masing.

Tata sendiri mengeratkan tangannya kembali yang sedari tadi melingkar di perut Kirana sang bunda, memeluknya dengan penuh kerinduan tubuh wanita kesayangannya tersebut.

"Ya Allah!"

Suasana yang semula hening tiba-tiba menjadi mendebarkan, kala seorang supir yang membawa mereka berdua terlihat panik.

Spontan, Tata melonggarkan pelukannya pada tubuh sang bunda.

"Pak Roni, kenapa Pak?". Pertanyaan itu muncul dari suara panik Kirana. Wanita itu jelas mempertanyakan atas suara yang di keluarkan supirnya barusan.

Dengan ekspresi panik, supir yang disapa Roni itu terus mencoba menginjak-injakkan remnya. "Remnya blong, Bu". Dan, ternyata benar remnya sudah tak berfungsi.

𝘋𝘰 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘵𝘪𝘭𝘭 𝘭𝘰𝘷𝘦 𝘮𝘦? | 𝑀𝑎𝑟𝑘 𝐿𝑒𝑒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang