25. Sebuah permainan

25 4 0
                                    

Pagi yang cerah ini Hana dan Hani selesai membantu Hanum berkebun, menanam banyak jenis bunga, mereka pun memilih untuk beristirahat sejenak digazebo halaman belakang rumah mereka. Tak lama setelah kepergian Hanum kedalam, Hana ikut menyusul karena haus.

"Gue nitip ya?," teriak Hani seraya mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan. Yang dimintai tolong malah langsung melenggang pergi tanpa memberi respons apapun.

Drrtt drrtt

Ponsel yang sedari tadi Hani letakkan digazebo itu berdering, layarnya menampilkan sebuah panggilan video. Merasa penasaran plus takut ada sesuatu yang penting, Hani pun berdiri sembari menerima panggilan video dari Farel itu.

"Kenapa?," ketus Hani, tanpa salam terlebih dahulu.

"Gue mau ketemu sama kembaran lo hari ini! Suruh dia ketaman deket basecamp Alexander!," itu sebuah perintah yang seakan tak ingin dibantah.

"Nggak ada," kali ini Hani sudah muak dengan orang bernama Farel itu. Lama-lama dia lempar kejurang juga, huh.

"Oo lo mau dia mati, hm?," sejenak Hani terdiam saat melihat Noval dalam keadaan tidak sadar dengan tangan yang diikat, mungkin juga kakinya, karena Farel hanya memperlihatkan setengah badan saja.

"Oke kalo itu mau lo. Kalian pukulin dia!," Farel menyuruh dua orang pria dibelakangnya itu untuk memukuli Noval. Tanpa aba-aba kedua orang itu dengan beringas memukuli Noval.

Bugh

Bugh

Bugh

"STOP!," Hani benar-benar tidak tega melihatnya, keadaan Noval sudah sangat memprihatinkan, sebelumnya sudah banyak luka lebam diwajahnya, dan sekarang ditambah lagi?

Dengan senyum smriknya Farel mengangkat satu tangannya memperingatkan pada anak buahnya untuk berhenti dari aksi pukulan mereka.

"Oke, nanti gue usahain," Hani langsung memutuskan panggilan video sepihak.

"Oh jadi gitu ya?,"  begitu berbalik, Hani terperanjat kaget akan kehadiran Hana di belakangnya, sejak kapan?

"Kenapa lo nggak bilang sama gue?," dengan gerakan kasar Hana meletakkan segelas air digazebo, yang sengaja dia bawakan untuk Hani.

"Gu..gue nggak mau lo kenapa-napa,".

"Justru kalo gue nggak tau, gue bisa kenapa-napa,"

"Sorry na, gue diancem sama Farel," tak kuasa menjelaskan, Hani menyerahkan ponselnya pada Hana, menyuruhnya untuk melihat sendiri isi chat dari Farel.

Beberapa menit kemudian, "Sialan," geram Hana setelah membacanya.

"Mau apa sih dia," benar-benar tak habis pikir, dulu terakhir kali mereka bertemu dan bicara saat dipinggir jalan, tapi Hana rasa tidak ada masalah apa-apa diantara mereka, bahkan Farel sendiri yang menyuruhnya untuk tak pernah saling kenal, kenapa sekarang seperti ini?

"Lo jangan marah ya?," Hana mengangkat satu alisnya menunggu Hani melanjutkan ucapannya yang kurang jelas itu.

Hani mendudukkan dirinya kembali digazebo, "Lo tau kan, katanya anak-anak Serin sama Farel lagi deket. Terus tiba-tiba aja Serin mau baikan sama lo, kelewat baik sih kalo gue denger cerita lo kemarin, kalian kayak nggak pernah ada masalah, gue curiga mereka ngerencanaain sesuatu,".

"Tapi buat apa? Kan gue sama Farel juga udah selesai," ungkap Hana yang memang benar adanya.

"Nah, itu masalahnya! Kita nggak tau alasannya, dan kenapa harus bawa-bawa Noval coba?," Hani mengelus dagunya seraya berpikir.

Dari perbincangan tersebut, Hani menceritakan semuanya dari awal, sejak dia melihat Noval di depan rumah, sampai dia bertemu Farel di taman, juga peringatan yang dia dapat setelah kepulangan Hana dari rumah Serin.

"Nyalinya gede juga sih, pakek mau bunuh Noval," dari situ Hana berpikir apa Noval hanya diperalat saja? Secara Hani sudah lama pacaran dengan Noval, tidak mudah juga untuk melupakannya. Dengan begitu Hani menuruti apa yang diminta Farel, untuk mendapat apa yang dituju.

"Balas dendam?!,".

•••••

Tadi Hani mendapat pesan lagi dari Farel, dia menyuruh Hani untuk membujuk Hana agar pergi ketaman dekat basecamp Alexander, gangnya. Entah dengan alasan apapun itu, intinya Hana harus pergi sendiri.

Tepat sore hari ini mereka benar-benar pergi kesana, benar mereka, Hana, juga Hani yang akan memantau dari jauh. Dan nanti Hana akan mengikuti semua permainan Farel, lihat saja.

Dengan santai Hana mendudukkan dirinya dikursi panjang yang ada di taman, disisi lain Hani sudah bersiap dengan rekamannya, dibalik semak-semak.

"Ekhmm," refleks Hana langsung menoleh mencari sumber suara, sampai pandangannya berhenti pada satu titik.

"Hai? Lo disini? Ngapain?," sapaan itu terdengar sangat sangat menyebalkan ditelinga Hana.

"Bukannya elo yang nyuruh? Kesannya kayak gue yang caper, bangsat," balas Hana hanya bisa dalam hati untuk saat ini.

"Eh, hai? Gue suntuk, makanya main ke sini, udah lama juga 'kan sejak kita putus?," Hana mulai memancing dengan topik pembicaraannya.

"Hahahh udah lama ya? Gue juga terakhir sama lo kesini, btw gue boleh duduk nggak," pinta Farel sok asik.

"Duduk aja," dan tentu saja Hana menggeser tubuhnya sampai batas tangan kursi.

Dibalik semak Hani sangat amat cemas pasalnya ada seseorang dari belakang mendekat kearah Hana, tak lama kemudian membekap Hana dengan kain yang sepertinya sudah terdapat obat biusnya, sehingga membuat Hana tak sadarkan diri, alias pingsan.

Dengan segera Farel menyuruh seseorang tadi membopong tubuh Hana untuk dibawahnya pergi, diikuti Farel dari belakang, sesekali memastikan sekitar jika tidak ada orang yang melihat mereka. Tamannya memang sepi, sangat jarang dikunjungi orang, mungkin pemandangannya yang tak lagi menarik.

Jika ditanya kenapa Hani diam saja, maka jawabannya, sebenarnya Hani hampir mau berteriak, namun mengingat keadaan, yang mungkin bisa saja Hani juga akan dibawa seperti Hana, lebih baik dia tetap merekam, itu akan lebih memudahkannya untuk mencari Hana, dari pada harus bertindak gegabah dan berakhir tak terencana?

Jika dilihat sepertinya seseorang tadi adalah salah satu anggota gang Alexander, terlihat dari jaketnya yang sama persis dengan milik Farel, untung semuanya berhasil Hani rekam tanpa ada orang yang tau, terkecuali Hana.

Ting

Whatsapp

Farel
Gue udah dapet apa yang gue mau.

Lo apain Hana?

Gue bakal lukain dia dikitt, hahahh.

Anjing!

Lo nggak pengen ketemu sama pacar lo?

Lepasin dia, babi

Nggak semudah itu.

"Okay, we will solve this problem together," gumam Hani seraya tersenyum miring menatap benda pipih yang ada digenggamannya.

Segera Hani kembali pulang, tentu saja dengan taxi, memang Hana dan Hani tidak memiliki kendaraan pribadi, Haris sengaja tidak membelikannya, mereka anak gadis tidak boleh bebas keluyuran sana sini itu sangat tidak pantas dan tidak baik, beda halnya dengan Farhan, dia seorang lelaki lagipula sudah lebih dewasa pemikirannya dari pada adik-adiknya.

Sesampainya dirumah, mau tak mau Hani harus meminta bantuan pada Haris dan juga Farhan, tidak ada pilihan lain. Karena dua orang sedang terancam saat ini.

Tbc.

𝐓𝐖𝐈𝐍𝐒Where stories live. Discover now