6. Kabar pindah

49 7 0
                                    

"Kalian beneran mau pindah?," tanya Lea teman akrabnya di sekolah, yang merasa tak yakin dengan kedua temannya itu.

Saat ini mereka berada di ruang kelas, "Iya kenapa?," tanya Hani mengangkat dagunya tinggi-tinggi.

"Oo gue tau pasti lo semua nggak rela kan kalo gue pindah, secara gue kan cewek paling cantik di sekolah. Jadi lo semua pada nyantolkan ke gue?," lanjutnya yang tingkat kepedeannya sudah tidak tertolong.

"Heh! Kalo gitu saudara lo jauh lebih cantik dari pada lo!," balas Tia teman sekelasnya.

"Apaan sih orang cantikan gue," Hani cemberut.

"Iyain aja deh," putus Lea membuat senyum Hani kembali terbit dalam sekejap.

"Ini kalian nggak ada niatan buat ngasih kenangan terakhir apa gitu, ke kita?," tanya Hani kembali, merasa sok paling spesial.

"Lama-lama gue jahit juga tuh mulut," kesal Lea.

"Kalian mau pindah kan? Semoga betah ya di pesantren," ucap Roni yang tertuju pada Hana dan Hani.

"Loh kalian ke pesantren?," tanya Tia mewakili teman-temannya.

"Apaan sih ya enggak lah, ya kan na?," Hani melirik ke Hana seakan meminta dukungan, gawat kalau mereka semua tau, Hani kan jadi malu.

"Lo jadi orang jangan sok tau napa," tukas Hana mulai angkat bicara.

"Sok tau? Gue emang tau kali," jawab Roni tanpa beban  sembari bersedekap dada.

"Tadi gue denger pembicaraan orang tua kalian, pas di ruang kepsek," lanjutnya.

"Wah parah sih, gak sopan banget nguping pembicaraan orang, apalagi sama orang yang lebih tua," sahut Lola cewek paling lama kalo disuruh mikir.

"Tumben lo pinter?," heran Tia menatap teman sebangkunya itu.

"Baru tau lo? Sebenernya gue tu pinter cuman agak lama aja nyantolnya," jawab Lola cengingisan. Semua temannya hanya geleng-geleng mendengar pernyataan Lola.

"Jadi bener kalian mau ke pesantren?,".

"Iya, kita bakal berangkat besok," jelas Hana pada akhirnya, ya mereka semua pasti akan tau nantinya.

"Ya bagus lah, jadi nggak ada saingan lagi," sahut Serin yang memang sudah ada di kelas mereka sejak jam istirahat, serin memang sering ke sana karena pacarnya kebetulan teman sekelas mereka.

Serin anak kelas X1 IPS 3 sedangkan Hana dan Hani kelas X1 IPA 2.

"Udah na, biarin dia emang hoby mancing emosi," ujar Lea menenangkan sebelum Hana beraksi.

"Mending kita ke kantin, kan ini hari terakhir kalian sekolah di sini," apa yang di bilang Lea ada benarnya dari pada Hana meladeni nenek lampir mending dia mengisi perutnya yang sudah keroncongan dari tadi.

"Aku boleh ikut nggak?," tanya Risa yang sedari tadi terlihat fokus pada buku tebalnya.

"Ayo! Nia lo nggak ikut?," Hani beralih menatap seorang cewek yang berada di segerumbulan cowok.

"Nggak kalian duluan aja," jawab Nia yang terlihat sibuk dengan ponselnya.

Hana Hani, Lea, Tia, Risa, dan Lola, mereka semua pergi ke kantin yang tempatnya lumayan jauh dari ruang kelas mereka. Mereka menyusuri sepanjang koridor dari mulai ruang kelas hingga ruang-ruang penting lainnya.

Tidak biasanya mereka sekompak itu, Hana dan Hani lebih sering bersama dengan Lea ketimbang yang lainnya. Mungkin karena mereka akan pindah ke pesantren, jadinya memanfaatkan waktu selagi masih bersama.

𝐓𝐖𝐈𝐍𝐒Where stories live. Discover now