1. What Pesantren?

162 12 0
                                    

"HANAAAAAAAA," teriak Hani pada seseorang yang tengah terbaring nyenyak di ranjang. Bukanya merespon, yang di teriaki namanya justru menutup telinganya dengan bantal.

Tok tok tok

"Hani jangan teriak teriak suara kamu kedengeran sampek bawah," suara umi Hanum dari luar kamar mereka.

"Iyaaa mi ma'af, Hana nggak mau bangun," teriak Hani kembali dari dalam kamar tanpa membukakan pintu untuk uminya.

Dari luar kamar Hanum hanya geleng geleng dengan tingkah putri bungsunya yang suka heboh sendiri.

"Iiihhh HANI apaan sih teriak teriak, sakit tau telinga gue," kesal Hana yang langsung bangun dari posisinya.

"Ssttt gue.. gue.. Aku bilangin ke umi loh," ancam Hani, Eh.. bukan lebih tepatnya teguran.

Farhana Gulfsa Aiyla terselip do'a yang indah dalam namanya. Gadis yang rame dan banyak tingkah tak jauh berbeda dengan Farhani Gulfsa Aiyla yang merupakan saudari kembarnya. Kerab di panggil Hana dan Hani keduanya memiliki paras yang cantik. Meski begitu ada perbedaan fisik antara keduanya, Hana yang memiliki lesung pipi yang membuatnya terlihat begitu manis. Dan Hani pemilik dagu yang sangat lancip memberi keanggunan tersendiri dalam dirinya. Keduanya memiliki skill yang berbeda Hana yang lebih tertarik pada dunia vocal dan Hani yang lebih tertarik pada dunia sastra bahasa.

Terlihat cukup baik memang, ya.. mereka berada di rumah mana mungkin bisa bertingkah. Kalau saja mereka bukan dari keluarga agamis mungkin mereka akan bebas bergaul dan tak akan dituntut ini itu yang menyangkut agama apalagi perso'alan wanita.

Mereka juga ingin mengikuti trend, tak ingin dibilang ngga update lah, kadang keluarga mereka pun di bilang terlalu fanatik.

Apa selama ini mereka mengabaikan pernyataan orang-orang? Oh tentu saja tidak, kalau Hani cukup mampu menahan emosi jika itu masih dibatas kewajaran beda halnya dengan Hana yang mudah terpancing emosi. Mereka memang berjilbab tapi belum sempurna masih sering mengenakan celana bahkan jika di luar rumah mereka sering melepas jilbab tanpa sepengetahuan keluarga.

Tak pernah buat ulah? Jangan salah ini Hana dan Hani bukan seorang yang penakut. Di sekolah mereka cukup terkenal, selain pandai buat ulah mereka juga langganan guru bk. Hehehe sama aja ya?

•••••

"Loh Hani mana na?," tanya Hanum.

"Nggak tau masih tidur kali, mana berisik banget lagi," balasnya terdengar kasar pasalnya Hana agak kesal pada Hani yang mengganggunya pagi tadi.

"Emang kamu ngga berisik na?," bang Farhan, kakak dari dua saudari kembar Hana dan Hani.

"Hay semuaaa jumpa lagi sama Hani baby," Hani berjalan menuruni anak tangga dan melambaikan tangan seolah semua orang menunggunya.

"Baby baby, BABI iya," gerutu Hana pelan namun terdengar jelas oleh Farhan, yang memang disampingnya.

"Ekhemm," tegur Farhan sembari menatap tajam ke arah Hana yang justru menapakkan wajah tak bersalah.

"Pagi pagi udah teriak teriak giliran pada siap dianya malah molor," Hanum terkekeh melihat Hani yang dibuat malu sendiri.

Hening.. hanya terdengar suara dentuman sendok dan garpu yang saling beradu, tak lama kemudian Farhan membuka suara.

"Mm bi Farhan mau ngomong," ucap Farhan disela keheningan.

"Abang mau ngomong apa?," tanya abi Haris.

"Dulu kan abi pernah mau kirim Hana sama Hani ke pesantren. Kenapa nggak abi kirim aja?,".

"Uhuk uhuk uhuk" Hani yang menikmati sarapannya seketika tersedak mendengar usulan Farhan.

"Hani pelan pelan makannya," tutur Hanum sembari memberikan air pada anaknya itu.

Hana tak kala terkejutnya dengan Hani, apa karena ucapannya tadi hingga membuat Abangnya berpikir akan mengirim mereka ke pesantren lagi? Iya lagi karena bukan kali pertamanya.

"APA?! Hana nggak mau ke pesantren," berdiri kasar dan meninggalkan sarapannya yang masih tersisa.

"Hani juga ngga mau bi," Hani juga berlalu pergi mengikuti kembarannya.

Ceklek.. suara pintu kamar terbuka menampakkan Hana yang terlihat kesal.

"Na ayo ini udah setengah tujuh ntar telat," Ucap Hani sembari mengambil tasnya.

•••••

"Lo masih pikirin omongannya bang Farhan?," jam istirahat ini Hana tak mau beranjak dari kelas, moodnya benar-benar tidak baik saat ini.

Brakkk

Hana meluapkan rasa kesalnya pada buku yang ia lempar ke atas mejanya.

"Astagfirullahaladzim, kamu kenapa na?," tanya Risa salah satu teman sekelasnya yang bisa dibilang nerd.

"Tau ni anak pms kali, btw lo ngga ke perpus?," tanya Hani mengalihkan pembicaraan.

"Eh iya, aku mau ke mushollah dulu,".

"Ngapain?," tanya Hani.

"Sholatlah bego, emangnya elo?!," sahut seseorang yang baru saja masuk kelas, Roni seorang cowok yang hoby sekali berdebat dengan cewek.

"Nama lo Risa ya?," kali ini Hani sudah greget oleh kelakuan Roni yang sudah kesekian kali mengganggu dirinya.

"Woy lo semua bisa diem nggak sih?," kesal Hana sembari menutup kedua telinganya.

"ENGGAK," sahut keduanya, Hani dan Roni.

"Cieee kompak, kaburrrr...," sorak Risa yang kemudian lari dari medan perdebatan.

"Risaaa awas lo ya, urusan kita belom kelar," teriak Hani dari dalam kelas.

Tbc.

𝐓𝐖𝐈𝐍𝐒Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ