Komentar Tyas menahan tawa

" Shut! Abi ndak ajak kakak jelak bicara jadi silent! shuut...! " abigaeil menatap sengit Tyas mengisyaratkan agar Tyas diam.

" Heh! mulutnya ya abi..mana ada kakak cantik gini dibilang jelek.." dengus Tyas

" Suka-suka Abi dong..kan ini mulut na Abi.. wlek" Abi menjulurkan lidahnya pada Tyas.

Lanjut pose lagi

" mama! Abi udah mirip sepidermen belum?" tanya abigaeil berbinar

Riani diam meringis tertahan melihat wajah berbinar itu.

" Bukan Spider-Man, sapiderman baru betul! " Tyas nyeletuk

" Kakak jelek diem ya..kita Ndak temen-temen loh.."

Abi menatap penuh permusuhan pada sosok Tyas yang pula ikut memicingkan matanya, menganggu abigaeil adalah salah satu kesenangan bagi dirinya.

" Mama! ih kakak jelek pegang-pegang abi! " Abi memekik heboh ketika Tyas menariknya kedalam pelukannya memainkan pipinya gempalnya.

" Tii... jangan usil deh.." ujar Riani fokus kembali pada masakannya.

Tyas melepaskan pelukannya membiarkan abigaeil mendekati Riani. tentu saja setelah melayangkan tatapan permusuhan pada dirinya bukannya takut tapi itu malah terlihat menggemaskan di matanya.

" Mama susu..."

Ujar Abigaeil setelah sampai dimeja makan.
Riani mengangguk, mematikan kompor sebentar lanjut membuka kulkas menemukan box susu khusus untuk anaknya.
menuangkan pada botol minum yang dilengkapi sedotan memudahkan si kecil meminum susunya.

" Tunggu dingin sebentar ya..aduhh~ gemes banget sih anaknya mama.."

Ujar Riani mencuri satu ciuman pada wajah tembem itu, Abi jelas hanya bisa diam membiarkan mama-nya berbuat sesukanya.

" Mama mau jeruk juga..." pinta Abi sambil meniup susu-nya melalui sedotannya.

" Ga, masih pagi sarapan dulu..baru boleh..." jawab Riani

" Tapi Abi ndak mau mamam nasi~ " rengek anak itu

" Enggak abigaeil...makan nasi dulu..baru jeruk..," ujar Riani

" Ndak mau.."

" Abi sayang ga boleh gitu. dengerin mama~ boleh makan jeruk kalo sudah makan nasi, Abi kalo sudah makan jeruk pasti susah mam nasi..nanti sakit perut bagaimana..mau Tummy dum-dum-nya sakit..?"

Riani mencolek Tummy abigaeil hingga membuat anak manis itu memekik kegelian.

" Deli mama~ udah..." Abi bergerak heboh menjauhkan tangan mama-nya.

" Geli sayang...ga pake d.." ujar Riani merapikan rambut abigaeil.

" Ya maaf..kan lidah na Abi suka peleset jadi na, Ndak bisa ngomong-ngomong betul.."

Riani tersenyum lembut menatap anaknya.

" Padahal udah jalan lima belas tahun, masih berantakan aja ya mbak kosa-katanya Abi, masih suka cadel juga...
heran banget sama title juara kelas tiap tahun, dan otak jeniusnya..." ucap Tyas

Riani menoleh mendengar ucapan Tyas, dalam hati ia membenarkan nya.

" Hum... bukannya Tuhan itu maha adil..dibalik kekurangannya Tuhan menitipkan pula pemikiran yang luar biasa pada Abi...
ya meskipun usia dan tingkah lakunya gak sejalan sama pemikiran nya asalkan Abi bahagia dan sehat mbak udah senang tii.."

Jawab Riani melihat abigaeil yang sibuk menata segala macam sendok dan garpu diatas meja hingga membentuk sebuah rel kereta api.
tanpa mendengar ocehannya dengan Tyas.

ABIGAEILWhere stories live. Discover now