25

14.7K 1.1K 112
                                    

..


Abigaeil terbangun dari tidurnya
meliarkan pandangan ke sekeliling tidak menemukan siapapun didekatnya.

"Ug.. yang semalam cuma mimpi ya..?" bingungnya

"Papa... papa peluk abi? itu mimpi ya, kok sekarang ndak ada.." abi memayunkan bibirnya menatap sekeliling sekali lagi.

Menyentuh dahinya ketika merasakan sesuatu menempel disana, itu plaster penurun demam.

"Sudah bangun...? "

Abigaeil menolehkan kepalanya pada pintu kamar mandi yang terbuka menampilkan andhika yang bertelanjang dada, sepertinya baru selesai mandi.

Abigaeil jangan ditanya, anak itu malah bengong dengan mulut terbuka mata melotot lucu sekali, muka blank-nya.
entah ia terkejut dengan presensi andhika dikamarnya atau malah salfok dengan bentuk tubuh sang papa yang cukup wow, diusianya yang tidak lagi muda

"Selamat pagi, bungsunya papa "

Sapa andhika riang, melihat abigaeil yang masih cengo diatas ranjangnya.

"Mingkem nak, masuk lalat nanti.."

Andhika terkekeh geli melihat raut wajah anaknya menutup mulut mungil yang masih menganga itu.

"Woahh... perut na papa kerenn.."

andhika meledakkan tawanya mendengar perkataan abigaeil.

"Eh-eh..." abigaeil terdiam lalu mengeleng lirih, mengembalikan kesadarannya.

"Jadi... itu bukan mimpi, om galak itu benerin papa na abi.." gumam abigaeil pelan memiringkan kepalanya.

Andhika tersenyum lebar ditempatnya mendengar suara kecil anaknya.

"Bukan.., itu bukan mimpi. saya adalah papa kamu, jadi mulai sekarang jangan panggil saya om galak lagi. but call me papa like you're brother's..."

"Abigaeil asry Wishnutama... anaknya Papa."

Abigaeil terdiam sejenak mendengar ucapan sang papa, menatap netra kelam sang papa dengan wajah berbinar cerah sekali.

"Papa?! "

Andhika mengangguk, dengan senyum manisnya, abigaeil bangkit cepat dari atas ranjangnya melompat menerjang sang papa dengan pelukan hangat mengalungkan tangannya di leher dan kaki mungilnya bergelayut di pinggang andhika macam anak monyet digendongan induknya.

Andhika yang tiba-tiba dipeluk sang anak kaget bukan main untung dia mempunyai refleks yang bagus. jika tidak mungkin ia dan anak monyetnya
akan berakhir menyentuh lantai marmer itu.

"Hey... hati-hati nak, hampir aja kita jatuh "

Pekik andhika membenarkan gendongannya sambil sibuk mempertahankan ikatan handuk di pinggangnya, bukan hal lucu jika tiba-tiba terlepas dan mengekspos tubuhnya.

Abigaeil mendongak dari balik dada sang papa, dengan senyum gusinya yang membuat andhika terpikat sudah beberapa minggu ia mengenal anak itu dan baru kali ini ia melihat senyuman indah teramat manis terlengkung di bibir plum itu.
jujur andhika, tidak menyangka jika senyum anak ini sebegitu indah dan menawannya.

"Maaf papa.. tapi abi senang~ banget senangnya banyak-banyak..! akhir na abigaeil punya papa juga..! "

Abigaeil berteriak heboh, membuat andhika meringis tertahan suara anaknya ini juga cukup menarik di telinga.

"Hahaha... kamu lucu sekali.." kekeh andhika mengayun tubuh mungil itu pelan.

"Ummhh papa wangi sekali..!
abi suka.."

ABIGAEILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang