35..

10.9K 997 116
                                    







🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀










Abigaeil mengerjapkan matanya perlahan kembali memejam kala sinar benderang menusuk retinanya.
tubuhnya terasa kaku, perlahan mata kucingnya terbuka dengan dahi mengerut abigaeil mencoba mencerna sekitar beberapa kali matanya mengerjap makin lamat pula ia mengamati sekitar nya.

Kerutan di dahi sempitnya kian terlihat menyadari dimana sekarang ia berada, aroma familiar ini suara-suara berisik para tetangga nya, suara mesin pengaduk adonan, bunyi alarm pemanggang elektrik wangi harum coklat dan susu yang samar tercium dari tempatnya. Suara yang sangat ia kenali dan rindukan tengah asyik mengobrol sesekali terdengar pula gelak tawa bukti jika obrolan itu amat lah menyenangkan hingga mengundang tawa padahal itu hanyalah obrolan ringan.

Anak manis yang masih terbaring tak paham diatas ranjang kecilnya yang memuat satu bantal dua buah guling dan beberapa boneka beruang hitam, selimut karakter kebanggaan nya.
kamar kecil yang nyaman dengan segala perkakas sederhana nya tapi sangat rapi tertata dan bersih tentunya.

Abigaeil baru menyadari sesuatu.

Itu kamar lamanya... itu rumah lamanya... dan suara itu...

" Good morning,.."

Abigaeil menoleh pada pintu, netranya membola berembun tapi anehnya ia tak mampu bersuara mulutnya seakan terkunci rapat tak mampu berbicara padahal banyak cerita yang ingin ia sampaikan pada sosok yang baru saja memasuki kamarnya, bahkan hingga ciuman kupu-kupu menyapu hampir seluruh wajahnya pun abigaeil tak mampu bersuara.

" Gimana tidurnya nyenyak?
anak mama mimpi indah...? "

Usapan-usapan lembut diterimanya

Hangat... batinnya.

" M-mama...?"

" Um... kenapa? " Riani menopang wajahnya tersenyum lebar melihat air wajah anaknya yang seperti kebingungan.
tangannya tak lepas terus memberikan usapan-usapan penuh sayang pada wajah malaikat kecil nya itu

tangannya tak lepas terus memberikan usapan-usapan penuh sayang pada wajah malaikat kecil nya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Kenapa lihatin mama begitu?
anak mama kenapa hm, mimpi buruk..? " tanya riani

Abigaeil tidak mengerti dengan situasi ini, hatinya menghangat matanya kian berembun menahan air mata.
ini sangat nyata, sentuhan lembut itu terasa hangat suara itu senyuman manis itu... itu semua terasa amat nyata.

" Mama hiks mama..."

Abigaeil tak kuasa menahan tangisnya dengan gerakan cepat segera memeluk tubuh mama-nya, hangat dan nyaman itulah kata yang mewakili pelukan ini... selamanya abigaeil tidak akan melepaskan pelukannya tak akan ia biarkan lagi mama-nya pergi lagi.

" Hei.. kesayangannya mama, kok malah nangis?
Abigaeil-nya mama kenapa hm.." riani panik mendengar isakan sang anak mengeratkan pelukannya memberikan ketenangan untuk anak kesayangannya itu.

ABIGAEILWhere stories live. Discover now