18. Pasukan Pedelian

Start from the beginning
                                    

Dari kejauhan, aku dapat melihat sekelompok orang memakai jubah berwarna putih dengan lambang yang begitu familiar.

Lambang itu berwarna biru dengan bentuk salib bersayap.

Lambang keluarga mana lagi jika bukan keluarga Pedelian?

Apa mereka ksatria yangs sedang mencari Cassis?

Tapi... Kenapa mereka mencarinya disini? Seharusnya semua orang tahu kalau di tempat ini hanya ada habitat karantul.

Kalau di manhwa, seharusnya mereka digiring Roxana kemana, ya? Aku tidak ingat.

Aku mencoba untuk kembali mengingat apa yang terjadi di manhwa.

Menghabiskan waktu sepuluh tahun di dunia ini membuatku kehilangan sebagian ingatanku dikehidupan sebelumnya.

Tapi yang jelas bukan disini.

Kalau tidak salah, di utara.

Ya, bukankah seharusnya mereka pergi ke utara dan bertemu dengan Cassis disana?

Roxana bukanlah tipe orang yang mudah ditangani dan sangat cerdik. Dia pasti akan mencari tempat yang tidak terduga.

Dan di perbatasan utara ada daerah berawa di hutan hitam, tempat tinggal mahluk iblis paling besar dan berbahaya.

Yang pasti bukan disini, bukan di habitat karantul.

Bagaimana jika mereka bertemu dengan Dion? Pastinya mereka akan mati. Dion tidak akan meninggalkan mereka begitu saja. Mana mungkin dia akan membiarkan para anjing Pedelian begitu saja?

Haruskah aku memperingatkan mereka?

Tapi aku tidak ingin identitasku diketahui.

"Kami belum menemukannya."

"Cepat cari sampai dapat. Kita harus membawa pulang Tuan Muda dengan selamat."

Para ksatria terlihat menyebar karena perintah seseorang berambut coklat dengan mata hijau.

Sepertinya pria itu adalah komandan pasukan pencari ini.

Aku merasa sedikit was-was karena mereka menyebar. Jika mereka tidak sengaja bertemu dengan Dion, bukannya menyelamatkan Cassis, mereka pasti akan pergi ke alam baka.

Meski aku juga yakin kalau mereka adalah ksatria pilihan dengan kemampuan hebat, namun jika dibandingkan Dion, sepertinya akan sedikit sulit.

Mungkin mereka sedikit beruntung karena Dion sedang sibuk mencari karantul di inti hutan. Sehingga mustahil dia akan ke sisi ini dan bertemu dengan para ksatria Pedelian.

Sruk

Aku membenarkan hoodie yang menutupi kepalaku. Tentu saja, sebisa mungkin aku menundukkan kepala agar wajahku tidak terlihat.

Aku berjalan mendekati orang yang terlihat seperti komandan dari pasukan pencari, mencoba untuk bertindak seolah-olah aku hanyalah pengembara biasa.

"Pergilah ke perbatasan utara. Mungkin kalian akan menemukan apa yang sedang kalian cara disana." Bisikku dengan suara lirih.

Namun cukup agar ksatria tersebut mendengarnya.

"Siapa kau?!"

Dia terlihat terkejut dengan ucapanku dan menarik pedangnya dengan cepat.

Srak—

Trangg

Bilah pedangnya bergesekan dengan tombak yang ada ditanganku.

Sepertinya pilihan tepat untuk menggunakan tombak.

Aku menahan serangan ksatria tersebut dengan baik.

𝐁𝐋𝐎𝐎𝐃 𝐀𝐍𝐃 𝐓𝐄𝐀𝐑𝐒 || twtptflobWhere stories live. Discover now