Bu Alia terkejut akan perkataan Alena. Di satu sisi dia merasa orang paling kotor, dan di sisi lain merasa jika anak ini sudah salah paham.

"Bukan gitu nak. Ibu tidak ada di sogok atau semacamnya oleh papa kamu,"

"Terus?"

Mungkin, saatnya!

"Kenapa ibu selalu lindungi saya dari hal-hal ini. Emang kali ini bukan saya yang ngambil uang itu, tapi gimana kalo suatu saat saya yang ambil. Apa ibu tetap buat gak adil?"

"Karena kamu... Anak pemilik sekolah."

"Anak dari pemilik sekolah."

Ungkapan dua orang bersamaan ini mampu membuat Alena membeku di tempat. Dia tidak menyangka jika ini alasan mengapa sang guru seakan terus melindunginya.

-----

Setelah dapat mendengar fakta jika dia ini anak pemilik sekolah. Setelah memikirkan hal ini beberapa menit di ruangan Bu Alia. Akhirnya Alena memutuskan untuk keluar ruangan. Tentu dengan ekspresi tak percaya.

Namun yang murid-murid lain lihat, ekspresi Alena ini menandakan jika dia telah mendapat hukuman-hukuman tertentu, seperti diskualifikasi.

Sama halnya dengan Damar. Pria itu semakin di buat tak berdaya kala melihat ekspresi Alena setelah keluar.

Jalan mendekati Alena. "Are you okay?" Suara lembut Damar mampu membuat Alena tersadar dari lamunan nya.

Ekspresi wajah Alena berubah sembilan puluh persen dari yang tadi. "Aku mau pulang." Kata Alena dengan senyuman mengambang.

"Aku antar ya." Alena menggeleng kuat tidak terima dengan ajakan Damar.

"Kenapa?"

"Karena... "Gue mau jumpai pacar yang lainnya." Aku lagi pengen sendiri,"

Damar mengangguk lesu. Dia tau emang saat ini buat Alena untuk menenangkan diri sendiri.

Maaf kan Alena ya. Karena kebiasaan Alena buat mendua itu sudah biasa terjadi. Dia bahkan tidak tau kebiasaan ini mau sampai kapan. Entah ini tabiat atau di buat-buat. Tapi intinya dia bakal berubah jika...

-----

"Dia udah mendapatkan orang yang lebih baik." Regan. Pria itu kini tengah berbincang dengan temannya.

Si teman sedikit mengerutkan alis bingung. "bukannya kalo orang suka selingkuh itu udah kebiasaan? Bukannya kalo udah biasa itu gak bakal bisa di ubah?" Tanya teman Regan tak terima dengan usul yang Regan buat.

Mereka kali ini tengah membicarakan tentang sosok orang yang suka mendua dalam hubungan.

Tapi menurut mereka berdua ini cukup bertabrakan. Dengan si pemilik cafe ini berpendapat "orang yang mempunyai kebiasaan berselingkuh itu tidak akan bisa di ubah. Mau dia yang berusaha atau tidak." Berbeda dengan Regan. Pria itu berpendapat "orang yang berselingkuh itu di sebabkan karena ada beberapa aspek dalam hubungannya yang tidak tercapai, contoh salah satu di antara mereka tidak puas dengan pasangannya saat ini. Hingga membuat ada perselingkuhan."

Regan menggeleng kepala. "Gak ada kata kebiasaan itu menjadi alasan buat seseorang gak bisa berubah. Mereka bisa aja berubah dengan cara mendapatkan orang yang lebih baik,"

Arel, pria yang menjadi teman Regan ini mengangguk puas. Ternyata Regan emang tidak bisa di kalahkan kalo soal insting.

Arel menegukkan kopinya di atas meja. "Terus, kalo Lo di jodohkan sama cewek yang hidupnya lebih dari satu pria gimana?" Tanya Arel sambil meletak kembali kopi di atas meja.

My transmigration [END]Where stories live. Discover now