•part30•

20K 1.7K 179
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi sekitaran lima belas menit yang lalu. Namun keadaan kantin tidak sepenuhnya padat oleh murid-murid seperti biasa. Kali ini tempat yang menyediakan berbagai hidangan lezat dan nyaman di kantung remaja, bisa sedikit bernapas lega. Sebab tempat yang biasanya dipadati oleh gempuran murid-murid yang ingin menikmati makanan seketika mendadak tak begitu ramai. Mungkin disebabkan oleh faktor terjadinya jam kosong diberbagai kelas beberapa waktu lalu, hingga menyebabkan kantin tidak terlalu penuh.

Banyak murid diantaranya lebih menikmati berbincang-bincang dengan teman sekelas, ada yang mengunjungi taman hanya sekedar menikmati kenyamanannya, serta koridor sekolah yang menjadi peminatan terbanyak di antaranya. Banyak murid-murid mau itu wanita atau pria berkumpul di sana hanya untuk sekedar curi-curi pandang untuk orang incarannya.

Sama halnya seperti Alena, gadis itu tengah berjalan bersama ketiga teman barunya. Yah, setelah kejadian beberapa waktu lalu, saat dimana Dilla meminta maaf atas kesalahannya kepada Alena sendiri dengan disaksikan beberapa banyak murid sekolah. Mereka berjalan melewati banyaknya orang-orang yang berkumpul di koridor. Sebenarnya Alena sendiri rasanya malas untuk melewati banyaknya makhluk tak jelas yang tengah berkumpul ini. Alena dapat meyakini jika banyak diantara mereka akan membicarakan, menyindir, serta menatap dia dengan tatapan tajam. Alena sungguh malas mendapat reaksi semacam itu. Ingin menolak, namun mau bagaimana lagi, jika ingin ke kantin mereka harus melewati koridor terlebih dahulu bukan. Jika ditanya bukannya dia sudah terbiasa akan keadaan seperti ini? Tentu jawabannya tidak. Karena biasanya murid-murid itu berhamburan menuju kantin seakan takut kehabisan hidangan nikmat itu.

Tapi siapa sangka dugaan Alena salah. Malah banyak murid menatap Alena serta teman-teman nya dengan tatapan damai, tidak ada kata-kata sindiran, serta memasukkan Alena kedalam gosip mereka. Murid-murid itu hanya menampilkan eskpresi termanis mereka kala tatapannya berpapasan dengan Alena. Apalagi di bagian kaum Adam. Siapa coba yang tidak tertarik akan visual seorang Alena. Jangankan visual, bahkan kedudukan gadis itu sangat diidamkan oleh siapa saja, sangat di incar oleh kaum apa saja. Hanya saja kekurangan dari Alena ini pola pikirnya serta attitude. Yah begitu lah Alena, dia tidak terlalu memikirkan attitude. Tidak memikirkan bukan berarti attitude Alena tak ada, tentu itu salah. Malah maksud dari kata itu, hanya pantas untuk anak sederajat dengan Alena sendiri. Dia akan mengalami kegagalan attitude saat tengah berhadapan dengan makhluk yang memiliki sifat tak jauh berbeda dengannya. Dan masalah pola pikir, yah yang satu ini, pemain pria! Kata itu tidak pernah lepas dari genggaman Alena. Namun untuk saat ini kata itu sedikit menghilang, hanya sepuluh persen saja. Karena kadang kala gadis itu merespon ucapan-ucapan para pria, apalagi jika pria tersebut mempunyai paras yang Alena inginkan. Kadang kala gadis ini juga sering berbincang, serta bermain dengan kelima most wanted sekolah tanpa menutup-nutupinya dari setiap orang.  Namun jika dengan Regan, jangan di tanya. Gadis ini akan berubah menjadi mahluk tuhan yang paling setia, tidak ada godaan yang mampu menggoyahkan imannya jika bersama Regan. Entah itu hanya adegan semata, atau memang iya adanya.

Setelah beberapa langkah menuju kantin, akhirnya mereka sampai ke area berbau makanan ini. Dengan cepat keempat gadis ini duduk di bangku yang tak begitu jauh dari pintu keluar kantin, karena memang mereka ingin menempati tempat tersebut.

"Mau pesan apa?" Tanya Alena kepada ketiga teman barunya ini.

Ternyata tidak hanya Dilla yang meminta maaf kepada gadis itu, bahkan ketiga temannya juga melakukan hal yang sama. Apalagi Bella serta Amel, salah satu orang yang melakukan hal yang sama dengan Dilla, sedangkan Ara yang tidak melakukan apa-apa pada waktu itu juga meminta maaf kepadanya. Tentu Alena juga memaafkan ketiga orang ini.

Keempatnya saling tatap satu sama lain setelah mendengar ucapan Alena tadi. Terlihat jelas jika keadaan empat orang tersebut terlihat begitu kaku.

"Kita pesan mie goreng sama es teh aja, Zas." Jawab Ara dan diakhiri dengan senyuman kikuk.

My transmigration [END]Där berättelser lever. Upptäck nu