36

10.3K 1.2K 106
                                    

Haechan keluar dari kamarnya menapaki anak tangga hendak menuju lantai bawah, seperti kebiasannya ketika pagi dia akan duduk di ruang tengah menunggu maid akan menyiapkan sarapan. Sementara suaminya masih membersihkan diri untuk siap bekerja.

Ekor matanya menangkap Jeno dan Jaemin yang baru saja masuk nampak bercanda dan tertawa. Dia mendengus saat melihat Jaemin memukul bisep kekasihnya dari kaos ketat yang dikenakan Jeno.

Langkah keduanya terhenti saat berpapasan dengan Haechan.

“Chagi, ayo bersiap-siap. Kau harus berangkat ke kantor” Ajak Jaemin menarik lengan Jeno.

Jeno mengangguk lalu menuruti Jaemin untuk naik ke lantai atas menuju kamar mereka. Haechan berbalik melihat Jeno yang nampak melemparkan gombalan pada Jaemin lalu ia menghela nafas berat dan kembali melanjutkan langkahnya.

Mark nampak turun dari lantai atas menuju dapur, dia lihat kondisi sekitar rumah dimana anggota keluarganya masih sibuk di kamar, mempersiapkan penampilan mereka. Dia lantas menghampiri seorang maid yang sedang bertugas.

“Tuan...” Pekik wanita itu.

“Aku butuh bantuanmu” Ucap Mark.

“Ada apa itu Tuan?” Tanya sang wanita.

“Tolong awasi Haechan, aku merasa dia mencurigakan. Ku fikir dia masih mencintai Jeno. Laporkan padaku gerak geriknya. Begitu pula Jeno” Ucap Mark

“Baik Tuan” Jawab wanita itu mengangguk.

Sementara wanita lain yang menguping dibalik dinding hanya mengulum seringai.

“Tuan salah menyuruh orang. Aku yang menyimpan semuanya, bahkan rekaman perbincangan mereka” Kikiknya.

“Ini akan jadi senjataku suatu saat nanti” Dengusnya seraya berjalan meninggalkan lokasinya untuk kembali bekerja.

Mark keluar dari dapur dan menghampiri suami cantiknya, dia melayangkan kecupan pada pipi chubby pria yang asik melihat majalah itu.

Tak lama Jeno dan Jaemin turun, Mark hanya mengulum senyum melihat Jeno yang bersemangat dan cerita setiap hari. Bahkan mereka tak melepaskan genggaman tangan setiap kali bersama.

“Bahagia sekali” Tutur Mark, dia bawa satu tangannya naik merangkul pundak suami cantiknya. Haechan melirik dengan kaget, tak biasanya Mark akan bertindak posesif.

Ya, Mark memang menyayanginya. Dia tahu. Tapi pagi ini, suaminya nampak berbeda.

“Ya, aku memang selalu bahagia setiap hari” Balas Jeno mendudukkan tubuhnya di sisi kiri Mark, lalu Jaemin menyusul.

Pria cantik itu langsung bergelayut manja pada dada bidang Jeno, tatapan matanya mengejek ke arah Haechan membuat pria itu menghela nafas jengah.

Haechan lantas menutup majalahnya dan ikut menyandarkan tubuhnya pada dada bidang sang suami, dia meraih remote tv diatas meja dan mulai menyalakannya. Tatapan matanya fokus pada layar tv, enggan melihat kemesraan Jeno dan juga Jaemin.

“Sudah berkumpul?” Tanya Taeyong, dia menyusul para putra dan menantunya.

“Kalian dari mana? Pagi-pagi sekali Bubu lihat sudah keluar” Tanya Taeyong pada Jeno dan Jaemin.

“Aku menemani Jaemin jalan pagi Bubu” Sahut Jeno.

“Ah ya, aku dan Jaemin sudah membahas tentang pernikahan kami. Jadi, aku rasa Bubu sudah bisa mengundang Ayah Yuta untuk datang”

“Benarkah? Baiklah, Bubu akan menghubungi Yuta Hyung segera”

“Dan sepertinya kami ingin pindah lusa”

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang