35

10.8K 1.3K 55
                                    

Jeno keluar dari kamar hanya mengenakan kaos lengan panjang dibalut celana kain, saat menapaki tangga hendak turun dia berpapasan dengan Bubunya.

“Jeno, mau kemana?” tanya Taeyong.

“Uhm, itu aku mau membeli bantal perut untuk Jaemin. Dia sepertinya sulit tidur tanpa bantal perutnya”

“Jaemin mana?”

“Di kamar Bubu, sedang menonton tv”

“Baiklah” Ucap Taeyong

Jeno tak mengatakan apa-apa lagi setelahnya, dia langsung keluar dari rumah dan membawa mobilnya melaju untuk membeli bantal perut untuk sang kekasih.

Tak lama, Jeno masuk kembali ke rumahnya membawa bantal perut, saat sampai didepan pintu dia berpapasan dengan Mark dan Haechan.

“Jeno, dari mana?” Tanya Mark.

“Membeli bantal perut untuk Jaemin” Jawab Jeno

“Kebiasaan orang hamil. Hyungmu juga begitu. Kau sepertinya sangat pengertian hmm” Goda Mark.

Dia menoleh kearah Haechan yang menatapnya intens lalu mengulum seringai.

“Tentu saja. Aku harus memberi calon suami cantikku cinta dan kasih sayang. Kalau begitu aku masuk dulu, Hyung. Karena Jaemin sudah kelelahan”

Mark hanya mengangguk, ekor matanya berbalik menatap Jeno yang nampak berlari kecil masuk kedalam rumah, lalu ia alihkan pandangannya pada Haechan kemudian mengajak suami cantiknya untuk pergi.

Jeno membuka pintu perlahan dan melihat Jaemin masih duduk disofa kamar mereka sembari menonton tv. Jaemin langsung mengulum senyum saat melihat kekasihnya datang.

“Apa aku lama?” Tanya Jeno.

“Tidak” Balas Jaemin dengan kepala menggeleng.

Jeno tersenyum lalu meletakkan bantal perut yang baru ia beli ke atas kasur dan menghampiri Jaemin. Keduanya tampak menikmati acara tv, satu kaki Jaemin naik dan menumpukan pahanya diatas paha Jeno. Sang dominan menoleh dengan senyum lalu ia bawa tangannya mengusapi paha pahanya

“Tidak makan Sayang?” Tawar Jeno.

“Aku tidak lapar”

“Ah ya, tadi aku menonton sebuah iklan dan ada adegan piknik. Aku ingin piknik juga” Rengek Jaemin.

“Kau mau?”

“Ya, bisakah kau kosongkan jadwalmu besok?” Tanya Jaemin.

“Tentu sayang. Apapun untukmu. Kita pergi piknik besok”

“Jadi kita pergi piknik besok?” Tanya Jaemin yang dibalas anggukan oleh Jeno.

“Baiklah, ayo tidur. Aku mengantuk” Ajak Jaemin, dia beranjak dari duduknya dan menarik tangan sang kekasih. Jeno hanya menurut, dan sebelumnya dia mematikan tv terlebih dulu.

Jaemin naik keatas ranjang, sementara Jeno menyiapkan bantal perut untuk Jaemin. Bibirnya mengulum senyum setelah membantu Jaemin berbaring, ia balut tubuh itu dengan selimut lalu setelahnya ia naik keatas ranjang.

Jeno mendekatkan tubuhnya pada Jaemin yang tidur memunggungginya, ia bawa tangannya mengusap kepala Jaemin sayang hingga matanya tampak sayu, Jeno tinggalkan satu kecupan pada kepala Jaemin hingga akhirnya ia terlelap.

Jeno tersenyum sekali lagi menatap wajah damai Jaemin yang terlelap. Ia bawa tangannya mengusap perut besar Jaemin lalu ia mendudukkan tubuhnya diatas ranjang dan membuka ponselnya.

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang