25

13.2K 1.7K 258
                                    

Seorang maid baru saja kembali ke dapur membawa nampan makanan yang masih utuh, Haechan yang melihat itu lantas menoleh.

"Punya siapa?" Tanya Haechan.

"Tuan Jeno, Tuan" Jawabnya.

"Dia belum mau makan?" tanya Haechan lagi yang dibalas anggukan oleh maid itu.

"Berikan nampannya, biar aku yang memberikan" tuturnya.

Ingatkan bahwa maid itu adalah orang melihat Haechan keluar dari kamar Jeno dengan pakaian berantakan tempo hari, dia dengan jelas menunjukkan wajah terkejutnya saat Haechan mengambil nampan itu.

Lalu dengan perlahan berjalan membuntuti Haechan dan kembali merekam saat Haechan masuk ke dalam kamar Jeno.

Jeno menoleh saat melihat pintu kamarnya terbuka, senyumnya mengembang saat dia kira itu adalah Jaemin. Namun yang ia dapati justru Haechan, wajahnya nampak datar dengan ekor mata mengikuti pria dengan perut buncit itu datang dan duduk ditepi kasur berhadapan dengan Jeno.

"Maid bilang kau tidak mau makan" Tuturnya.

"Ya" Jawab Jeno.

"Ayo makan" ucap Haechan seraya menyodorkan sesuap nasi kearah Jeno.

"Aku sudah tiga puluh tahun, aku bisa makan sendiri tanpa disuapi. Aku hanya sedang tidak nafsu" Dengus Jeno.

"Kenapa kau kembali ketus padaku?"

"Hyung, keluarlah. Aku tak ingin ada maid yang curiga dan menyimpulkan sesuatu yang aneh tentang kita"

"Hah... Kita bahkan sudah melakukan sesuatu yang aneh itu" Dengus Haechan membuang pandangannya.

"Jika Mark Hyung tahu, kita berdua bisa habis"

"Dan selalu saja. Kau menjadi pengecut. Itulah alasan mengapa aku memilih menikah dengan Mark Hyung" Dengus Haechan seraya beranjak membawa nampan makanannya.

Namun saat ia berbalik, ia terkejut dengan Jaemin yang baru saja masuk bersama Taeyong. Wajah Haechan sangat terkejut begitupula dengan Taeyong.

Jeno tersenyum cerah saat melihat Jaemin datang. Dia langsung beranjak dari atas kasur mendekati Jaemin.

"Kau datang? Sudah ku duga kau pasti akan datang. Ayo" Ajak Jeno, dia mengambil nampan ditangan Haechan lalu menarik tangan Jaemin untuk masuk.

Sementara Taeyong mengajak Haechan untuk keluar. Jaemin yang kini duduk ditepi ranjang berhadapan dengan Jeno, menoleh kebelakang. Ia sempat menyadari wajah marah Taeyong.

"Lihat apa?" Tanya Jeno, dia menarik dagu Jaemin agar kembali menatapnya.

"Calon suamimu disini" Tuturnya dengan senyum cerah.

"Kau pura-pura sakit kan?" Tanya Jaemin menatap Jeno jengah, pria itu hanya tersenyum seolah tak berdosa.

"Kau tidak membalas pesanku, jadi aku harus bagaimana? Aku tidak punya cara lain dan menggunakan Bubu agar kau mau datang"

"Benar, aku datang karena Bubu yang terus memohon. Jika tidak, aku tak akan mau datang" Dengus Jaemin.

"Aku belum makan. Aku lapar"

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang