12

12.7K 1.5K 109
                                    

Jaemin yang baru saja mandi dan tengah mengenakan produk perawatan wajah menoleh saat melihat saudara kembarnya baru saja keluar dari kamar mandi sudah rapi mengenakan kaos berwarna biru dibalut celana jeans hitam dan jaket denim berwarna senada dengan celananya.

Pemuda itu beberapa kali mengatupkan bibirnya terlebih saat Renjun duduk ditepi ranjang hendak memakai sepatunya.

“Renjun...” Panggil Jaemin lirih

“Hmm” Yang dipanggil hanya mendehem sebagai jawaban dan masih sibuk mengikat tali sepatunya.

“Lusa aku akan pergi ke Hawaii”

Jaemin menundukkan kepalanya dengan mata terpejam saat dia melihat wajah terkejut Renjun dari pantulan kaca. Pemuda itu menghela nafas dan membuang pandangannya.

“Dengan Jeno itu?” Tanya Renjun, Jaemin mengangguk pelan.

“Tidak” Balas Renjun, pemuda itu kembali memakai sepatu sebelah kanannya.

“Renjun...” Pekik Jaemin seraya membalikkan tubuhnya.

“Tidak ada penawaran kali ini” Sahut Renjun tegas.

“Dejun Hyung akan menginap disini selama aku pergi, aku akan meminta Dejun Hyung untuk datang nanti” Cerocos Jaemin.

“Bukan soal aku yang takut tidur sendiri, tapi kau dan Jeno...”

“... hubungan kalian terlalu jauh jika hanya teman kencan di situs itu. Aku khawatir kau terjerumus dalam pergaulan yang salah” Cerocos Renjun menatap Jaemin tajam.

“Tapi ini juga bagian dari kencan. Teman-temannya pergi berlibur dengan kekasihnya dan aku... Aku berperan sebagai teman kencannya. Itu tanggung jawabku Renjun”

“Sejak kapan kau melewati batasanmu Nakamoto Jaemin? Kau pergi ke luar negri dengan Jeno dan aku yakin itu bukan hanya liburan biasa. Ini tidak pantas untuk kau lakukan” Tanya Renjun menekan.

“Tunggu! Kenapa kau memperlakukan aku seperti bayi? Aku sudah dua puluh lima tahun” Sahut Jaemin menekan.

“Aku melihat perubahan dalam dirimu sejak mengenal Jeno, dia pasti membawa pengaruh buruk padamu” Dengus Renjun.

“Tidak. Kau yang kuno dan kekanakan”

Renjun tercekat mendengar bagaimana Jaemin memotong pembicaraannya. Dia lantas berdiri dan menatap saudara kembarnya itu tajam.

“Sejak kapan kau mulai melawanku?”

“Kau yang terlalu berlebihan Renjun. Aku sudah dewasa, aku bisa menjaga diriku. Berhenti bertingkah seperti Ayah. Nikmati masa mudamu sendiri”

“Baiklah. Hiduplah seperti orang dewasa versimu. Aku tak perduli”

Renjun menyambar ranselnya diatas kasur dan keluar dari kamar membawa seluruh kekecewaannya pada Jaemin.

Pemuda bersurai coklat itu menghela nafas melihat wajah marah Renjun dan mendengus, masih belum merasa bersalah dan berfikir bahwa pemikirannya benar.


°°Play Date°°


Renjun hanya merebahkan tubuhnya dengan malas di sofa sementara Dejun disofa lain tengah menyantap mienya. Iris hitam Renjun mengedar jengah melihat Jaemin turun dari lantas atas membawa kopernya.

Sejak perdebatan mereka beberapa hari lalu, mereka benar-benar tak bicara satu sama lain, Jaemin tetap pada pendiriannya.

Irisnya berbinar saat mendengar suara bel rumahnya berbunyi, dia langsung berlari untuk membuka pintu membuat Renjun mendengus melihat tingkahnya.

PLAY DATE [NOMIN]✓Where stories live. Discover now