28

11.2K 1.5K 455
                                    

Jeno melirik jam tangannya dimana waktu menunjukkan pukul sebelas siang, dia mengedarkan pandangannya didalam mobil dan melihat keluar. Menunggu Guanlin yang sedang mampir untuk membeli sesuatu untuk kekasihnya.

Sementara Jeno?
Jangan ditanya, sebuket bunga besar, sekotak coklat mahal dan berbagai macam camilan kesukaan Jaemin sudah berada di sisi kirinya duduk.

Persiapannya bak orang yang mau melamar. Dia sudah tak sabar untuk bertemu Jaemin, sejak tiba tadi malam hatinya sudah berbunga-bunga seperti orang jatuh cinta. Tak sabar menunggu pagi menjemput, ingin bertemu Jaemin.

Namun saat ini, irisnya menangkap sosok seperti Jaemin baru saja keluar dari sebuah butik bersama seorang pria.

Jeno tak salah lihat kan?
Ya dia rindu berat memang pada Jaemin, tapi dia yakin dia tak halusinasi. Dia jelas melihat Jaemin dengan perut buncitnya tengah jalan dengan seorang pria, dia bahkan tertawa dan menggandeng mesra lengan pria yang membawakan paperbag belanjaannya.

“Setelah ini mau kemana Yang Mulia?” Tanya Sunwoo

Sebentar lagi jam makan siang, ayo cari makan” Ajak Jaemin.

“Aegi sudah lapar hmm?” Tanya Sunwoo seraya mengusap perut Jaemin sayang, submissive itu mndehem geli merasakan Sunwoo mengusapi perutnya sayang.

Jaemin menoleh, menatap lekat kekasihnya. Dia beruntung memiliki Sunwoo. Dia menyayangi kandungannya bak itu darah dagingnya sendiri. Dia larut dalam kebahagiaan hingga dia lupa tentang siapa sosok sesungguhnya Ayah dari janin yang ia kandung.

Sunwoo memberikan semuanya. Lalu, kenapa Jaemin harus sibuk memikirkan Jeno?

Sementara Jeno sudah mengepalkan tangannya hingga urat-uratnya menonjol, melihat Jaemin nampak begitu bahagia terlebih saat Sunwoo mengusap perut buncitnya.

Ketakutannya tentang Jaemin yang hidup bahagia bersama pria lain dengan anak mereka bisa saja menjadi kenyataan. Dan Jeno tak mau itu terjadi.

Saat ini saja, dia seperti di tusuk ribuan belati melihat Jaemin bahkan nampak bahagia bersama pria itu. Lihatlah bagaimana tawanya sangat cerah.

Jeno dengan cepat keluar dari mobil, Guanlin yang baru saja tiba hendak masuk ke mobil terkejut.

“Jeno, mau kemana?” Tanya Guanlin.

Namun pria itu tak menjawab, dia melangkah meninggalkan Guanlin menuju tempat Jaemin yang berjalan menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari butik tempat mereka baru saja keluar.

Guanlin membulatkan matanya saat melihat Jeno berjalan menuju sosok Jaemin. Pria itu kalang kabut seraya menggaruk surai hitamnya. Belum apa-apa, semuanya sudah berantakan. Bisa gagal rencananya bertemu dengan Renjun.

Jaemin sontak menghentikan langkahnya saat merasa seseorang menghalangi langkah keduanya. Alangkah terkejutnya dia saat melihat sosok Jeno berdiri didepannya dengan wajah dingin. Dia bahkan tahu jika Jeno menatap lengannya yang menggandeng Sunwoo.

Wajah submissive itu langsung memerah dengan darah berdesir hebat. Jantungnya berdetak tak normal. Tentu saja dia terkejut dengan kehadiran Jeno yang tiba-tiba. Padahal dia kira, dia berhasil lolos dari Jeno.

Jaemin tak tahu dari mana Jeno mengetahui tempat tinggalnya lalu berakhir bertemu disini. Fikirannya langsung berkecamuk dan segala ingatan tentang Jeno langsung berputar saat itu juga.

“Bersenang-senang tanpa aku?” Tanya Jeno dingin, dia kemudian menatap Sunwoo tajam.

Sunwoo hanya mengerutkan alisnya lalu menoleh kearah Jaemin yang tertunduk dengan wajah memerah, satu tangannya dia bawa mengusap punggung tangan Jaemin yang masih setia menggandeng lengannya.

PLAY DATE [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang