chap 15

3.6K 181 3
                                    

Sehun sibuk menatap berkas-berkasnya dikantor. Ia membolak-balikan kertas-kertas yang berada didepannya. Sesekali ia terlihat berfikir keras memahami apa yang tertulis dan terkadang mencoret tulisan yang ada disana. Wajah seriusnya terlihat lebih dingin dari biasanya. Tatapan matanya yang tajam membuat kesan dingin lebih terasa.

Luhan perlahan membuka pintu ruangan Sehun. Ia tak ingin menganggu Sehun yang berkonsentrasi tinggi mengerjakan pekerjaannya. Setelah lama bernegosiasi oleh sekertaris Sehun diluar akhirnya Luhan dapat bertemu dengan Sehun. Rupanya Sehun sedang tak ingin diganggu karena banyak deadline yang menanti. Sehun menyuruh sekertarisnya untuk mencegah setiap orang masuk kedalam ruangannya atau mengganggu pekerjaannya. Luhan bangga dengan Sehun yang benar-benar sangat totalitas dalam pekerjaannya.

Setelah merasa aman karena Sehun tak menyadari kehadirannya. Luhan masuk perlahan dan menutup kembali pintu secara pelan. Bunyi pintu ruangan yang tertutup terdengar cukup keras. Luhan menghentikan aksinya dan menoleh kearah Sehun. Ia memastikan apakah Sehun terganggu dengan suara tadi. Tapi sepertinya kekasihnya itu terlalu fokus hingga tak menggubris keadaan sekitar. Luhan berjalan mengendap-endap kearah sofa yang berada didepan meja kerja Sehun. Sepatu heelnya sengaja Luhan tinggal diluar agar tak mengganggu saat ia berjalan.

Luhan duduk perlahan disofa sambil mengamati Sehun. Luhan mengeluarkan ponselnya yang sebelumnya ia ubah menjadi mode silent dan mencari aplikasi kamera. Luhan mengatur settingan kamera agar tak bersuara. Setelah semua persiapan selesai, Luhan memposisikan kamera ponselnya kearah Sehun. Beberapa kali Luhan mengambil gambar Sehun yang serius bekerja. Ponsel Luhan yang canggih membuatnya dengan mudah memfoto wajah Sehun dari kejauhan dan terlihat jelas. Lama ia mengambil gambar Sehun, Luhan melihat hasil karyanya. Ia terlihat puas dengan hasil jepretannya yang tampak bagus. Ia mendapatkan semua ekspresi Sehun yang tak terlalu begitu jelas. Senyum terkembang dari bibir Luhan. Benar kata Kyungsoo. Saat para lelaki bekerja dengan serius, kharisma mereka lebih terpancar.

Puas melihat hasil karyanya, Luhan kembali mengarahkan kameranya kearahnya. Kini ia menggunakan kamera depan untuk selfie. Ia bergaya didepan kamera dengan latar belakang Sehun yang sibuk bekerja. Luhan mulai menunjukkan ekspresi yang aneh-aneh. Dari ia tersenyum lebar, cemberut, kesal, marah dan lain-lain. Ia terkikik geli dengan kelakuannya saat ini. Luhan kembali mengamati hasil jepretannya. Matanya berbinar cerah melihat gambar yang tampil apik. Luhan mengedit hasil foto-foto bidikannya untuk ia unggah ke akun instagram miliknya. Masih dengan senyuman jahilnya Luhan berhasil mengunggah fotonya.

Luhan terlalu asik dengan ponselnya. Dalam sekejap postingannya mendapatkan banyak komentar dan suka. Luhan senyam-senyum sendiri membaca beberapa komentar. Ingin sekali ia tertawa terbahak-bahak saat ini. Tapi ia harus menahannya karena tak ingin Sehun terganggu.

"Mengambil gambar dan mengunggahnya tanpa seijin yang bersangkutan itu melanggar hukum, Lu"

Luhan menoleh cepat saat menyadari ada suara bass berada dibelakangnya. Posisinya sekarang memang tak dapat melihat Sehun karena dia duduk membelakangi Sehun. Luhan nyengir tak jelas saat mengetahui Sehun berdiri dibelakangnya dengan sedikit menunduk. Sehun mengusak rambut Luhan lalu duduk disebelahnya. Sehun mengamati Luhan dari atas sampai kebawah. Yeojachingunya ini berpenampilan aneh hari ini. Luhan yang merasa dipandangi Sehun ikut mengamati penampilannya.

"Kau kekantorku memakai pakaian seperti ini, Lu? Lalu dimana sepatumu?" tanya Sehun heran.

"Itu...hehehehe. Aku meninggalkannya dimeja sekertarismu. Karena takut membuat kegaduhan makanya aku mencopot semua asesoris yang sekiranya menimbulkan bunyi" jawab Luhan lugu. Sehun menghela nafasnya lalu bangkit menuju meja kerjanya.

Sehun menekan tombol line telepon dimejanya. Sehun seperti menyuruh seseorang untuk datang keruangannya tapi Luhan tak tau siapa. Setelah mematikan sambungan teleponnya, ia kembali duduk disebelah Luhan. Pintu ruangan Sehun diketuk dan menampilkan sekertaris Sehun yang membawa semua barang Luhan. Sekertaris Sehun meletakkan semua barang Luhan dimeja depan sofa lalu membungkuk keluar.

LAST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang