chap 8

3.3K 198 1
                                    

Kai termenung dibalkon apartemennya. Mengamati pagi yang cerah dihari libur sekolahnya setelah kenaikan kelas. Kai menatap langit biru dengan pandangan sendu. Rasa sedih masih menyelimuti pagi indahnya. Kai tak bisa sedikitpun memalingkan pikirannya dari Kyungsoo. Gadis yang dicintainya kini pergi meninggalkannya sendiri. Meninggalkan segala cinta kasih yang telah mereka rajut. Kai menghela nafasnya panjang. Kai berbalik menuju sofa ruang tengah. Baru saja Kai mendudukan diri Suho datang menanyainya.

“Kau tak ikut mengantarnya kebandara?” tanya Suho duduk disofa seberang Kai.

“Aku tak bisa, hyung. Itu akan semakin menyakitiku saat melihatnya pergi” Kai menyandarkan punggungnya kesofa dan memejamkan matanya.

“Apakah dengan begini dapat mengurangi rasa sakitmu? Tanpa melihatnya pergi?”

“Setidaknya itu tak semenyakitkan saat aku menatapnya pergi. Jika aku berada disana aku yakin aku tak akan bisa melepaskannya, hyung”

“Paling tidak kau masih bisa berhubungan dengannya kan?”

“Tidak, hyung. Kami sepakat untuk tak saling memberi kabar hingga dia kembali”

“Mwo? Perjanjian macam apa itu? Itu sama saja kau memutus kontak dengannya!”

“Itu lebih baik, hyung. Agar kami lebih fokus dengan apa yang akan kita lakukan saat ini”

“Aish...terserah kau saja. Percuma aku datang kesini untuk membujukmu” Suho beranjak kedapur dan membuatkan sarapan untuk dirinya dan Kai.

Kai membuka matanya dan menatap langit-langit apartemennya. Kai yakin ini keputusan yang benar. Kai sudah berjanji kepada Kyungsoo untuk tetap melanjutkan hidupnya walaupun tak ada Kyungsoo disisinya. Meski berat Kai harus menjalaninya. Kai meraih remot TV yang berada dimeja depan sofanya. Kai menyalakan TV dan membiarkannya begitu saja tanpa menontonnya. Setidaknya masih ada suara diapartemennya agar ia tak merasa kesepian.

Drrrt drrrt

Ponsel Kai bergetar diatas meja. Kai meraihnya dan langsung menggeser tombol hijau tanpa melihat siapa yang menelepon.

“Yeoboseyo?”

“Kai-ya...eoddiseo? Kau tak ikut mengantar Kyungsoo? Sekarang aku dan yang lain menuju bandara untuk mengantarnya. Kau cepat kemari!” cerocos Luhan.

“Aku tak akan kesana, Lu Noona”

Waeyo? Kau setidaknya harus mengantarnya!” paksa Luhan keras kepala.

“Shirreo!”

“Ya! Aku tak terima penolakan! Cepat kema... Ya! Ya! Ya! Sehunnie kenapa kau merampas ponselku?!”

“Mian, Kai. Kami tak akan memaksamu untuk mengantar Kyungsoo Noona”

“Gomawo, Sehun. Aku berhutang lagi padamu”

“Tak usah begitu. Kita kan sahabat. Aku yakin pasti ini sangat berat untukmu”

“Begitulah”

“Kau perlu kuhibur?”

“Tak usah. Untuk saat ini jauhkan aku dari Lu Noona saja. Teriakannya membuat kepalaku semakin pusing” Sehun terkekeh diseberang sana.

“Arraseo. Aku akan menemui nanti”

“Eoh. Katakan aku mencintainya”

Pip

“Siapa yang menelepon?” teriak Suho dari arah dapur.

“Lu Noona” jawab Kai malas.

“Luhan? Ah...pasti dia menyuruhmu ke bandara” tebak Suho.

LAST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang