Bagian 18: Kejadian kecil

338 80 7
                                    

"Baru mau maju, udah patah aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Baru mau maju, udah patah aja. Tapi ga apa-apa. Lebih baik tahu sekarang daripada nanti"

🌟🌟🌟

Juna dengan napas terengah-engah mengetuk pintu kosan Yogan dengan brutal. Emosinya tak terkendali tetapi lelaki itu berusaha menahannya. Kalau kalian kira Juna marah kepada Yogan. Tentu, jawabannya tidak. Juna sedang butuh teman cerita.

Sedangkan Yogan yang baru saja memejamkan matanya beberapa detik. Harus terusik dengan ketukan temannya yang berutal seperti itu. Seminggu ini entah kenapa kegiatannya kembali padat. Lagi, Yogan juga belum sempat bertemu dengan Kayina. Sebab jadwal mereka yang berbenturan.

"Siapa sih", kata Yogan dengan mata sayu.

Dibuka pintu kosannya. Terlihat wajah Juna yang tidak bersahabat. Yogan sudah siap-siap kemungkinan kalau Juna akan memukul dirinya. Semenjak Yogan dipukuli Jeno, Lelaki itu selalu waspada.

"Ngapa lo?", tanya Juna ketika Yogan sudah bersiap pada posisinya.

"Oh, gue kira lo mau pukul gue", Yogan kembali memposisikan tubuhnya seperti semula. Juna terkekeh pelan.

"Gue emang mau nonjok orang. Tapi bukan lo", jawab Juna.

Juna masuk ke dalam kosan Yogan. Padahal sang pemilik belum menyuruhnya masuk. Lalu, melempar tasnya ke sembarang arah. Setelahnya menyilangkan kakinya menghadap televisi.

"Udah malem-malem ngetok brutal. Lempar tas udah kaya di rumah sendiri aja", sindir Yogan.

"Diem", Juna menempelkan jarinya ke bibir tipisnya sambil memejamkan matanya.

"Gue ini lagi menahan emosi ya", lanjut Juna.

"Teh apa air dingin?", tawar Yogan pada akhirnya.

"Jus jeruk", jawab Juna.

"Ini kayanya gue yang bakalan emosi deh", balas Yogan.

"Hehehe Ice tea aja", kata Juna.

Memang Juna tidak pernah salah memilih teman curhat. Alih-alih bertanya mengapa dirinya emosi. Yogan lebih memilih menanyakan minuman apa agar temannya merasa lebih tenang. Walaupun hal demikian tidak dapat membantu.

Setelah selesai membuat es teh manis sesuai keinginan Juna, Yogan memberikannya kepada Juna. Lelaki itu turut ikut duduk di sebelah Juna. Suara tawa kecilnya terdengar melihat Juna yang sedang mengatur napasnya.

"Minum dulu", kata Yogan.

"Anjing banget ga si", tiba-tiba Juna berucap demikian. Yogan menepuk dadanya.

Come To Me [1]Where stories live. Discover now