Bagian 6: Interaksi

395 78 0
                                    

"Sebenarnya adanya Yoga sebagai tetangga kos

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sebenarnya adanya Yoga sebagai tetangga kos. Aku jadi terbantu. Tapi, aku juga takut..."

🌟🌟🌟

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi restoran tempat kerjanya belum juga closing. Entah kenapa konsumen malam ini membeludak ramai. Hingga Kayina sendiri tidak bisa beristirahat barang sedikitpun. Sebenarnya ini kesempatan yang bagus bagi Kayina. Karena ketika ia lembur, uang lembur tersebut akan dikasih secara cash langsung. Hitung-hitung untuk tambahan uang jajan adiknya.

Tapi tetap saja perasaan khawatir sebagai kakak tidak pernah terlepas dari pikirannya. Seperti sedang apa Alin sekarang, apa sekarang ia tengah menunggunya mengingat adiknya tidak bisa tidur sendiri atau hal lainnya.

Sudah seharusnya pula Kayina memberikan sang adik ponsel agar dapat mengabarinya setiap saat. Namun, lagi-lagi tabungan untuk membeli ponsel adiknya belum cukup. Setidaknya ia harus menunggu selama 6 bulan.

Setelah closing, segera Kayina meraih ponselnya. Siapa tahu adiknya mengirimi pesan melalui ponsel tetangga kosnya. Namun, notifikasi dari ponsel Kayina kosong kecuali dari grup kelasnya.

Segera Kayina menghubungi nomor Ajun. Dengan maksud meminta nomor Yogan, tetangga kosannya.

"Udah gue kirim", kata Ajun dari sebrang sana.

Setelah mendapatkan nomor Yogan, Kayina menimbang-nimbang. Apa tidak apa-apa menghubungi Yogan tengah malam begini. Maksudnya Kayina baru tetanggan dengan Yogan kurang lebih 3 bulan. Selama itu tidak ada interaksi antara keduanya setelah terakhir Kayina berinteraksi dengan Yogan, ketika mengembalikan gelas karakter kesukaan adiknya. Karena Kayina juga tidak mau melibatkan terlalu jauh kehidupannga dengan kehidupan milik Yogan. Cukup satu teman yang ia bisa percaya, Ajun.

Berpikir terlalu lama, akhirnya Kayina mengirimi pesan kepada Yogan. Tidak membutuhkan waktu lama, Yogan menghubungi dirinya.

"Halo, Kayin", sapa Yogan yang membuat Kayina setengah gugup.

"Eh... Iya Yogan", balas Kayina.

"Aku izin masuk ke kosan kamu ya. Sebenarnya sedari tadi Alin minta ditemani sekalian bantu prnya", adu Yogan.

Kayina bernapas lega. Setidaknya adiknya sekarang baik-baik saja dengan ditemani Yogan.

"Iya Yogan. Makasih ya udah temenin Alin. Dari tadi aku bingung gimana keadaan Alin sekarang. Soalnya tumben banget jam segini resto tempat aku kerja belum closing", tanpa Kayina sadari ia menjadi seseorang yang banyak berbicara.

Come To Me [1]Where stories live. Discover now