Bab 1

552 29 1
                                    

      Lembayung senja terlihat menggantung di awan, begitu indah namun tak sedikit dari mereka yang mengabaikannya.
Kemacetan menjadi salah satu alasannya. Suara klakson kendaraan seakan menjadi ciri khas di jalanan pada jam after work. Rasa lelah membuat mereka terburu-buru ingin lekas beristirahat. Begitu pun aku..

Dengan motor matic warna hitam yang kini ku tunggangi yang sudah setia menemaniku 4 tahun belakangan ini, aku melaju dengan kecepatan normal.
Meski raga telah merindukan sosok kasur beserta bantal gulingnya di rumah, namun aku harus tetap berkendara dengan hati-hati sesuai pesan yang tak pernah absen di sampaikan oleh ibuku, ibu yayuk namanya.

Ah.. bicara tentang ibuku, aku jadi kembali mengingat awal pertemuan kami.
Aku.. Rima melati, anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan 'Peduli Kasih' karna kedua orang tuaku meninggal akibat kecelakaan tunggal 20 tahun yang lalu.

Aku yang saat itu berusia 5 tahun di serahkan dan dirawat bunda kasih, orang yang mengurus dan mengelola panti asuhan tersebut.
Hingga aku memasuki Smp kelas 3 aku bertemu dengan ibu yayuk.

Flashback dikit..

     Bu yayuk yang saat itu jalan kaki lewat dekat panti merasa pusing lalu terjatuh pingsan, aku yang melihatnya langsung mencari bantuan untuk membawa masuk ke dalam panti.
Ternyata bu yayuk menderita vertigo dan di rumah beliau tinggal sendirian karna suami sudah meninggal dan anak lelaki satu-satunya sedang kuliah di kota lain.
Jadi aku dan bunda kasih meminta bu yayuk untuk sementara tinggal di panti agar ia ada yang merawat ketika sedang sakit.

Selama 2 minggu bu yayuk tinggal di panti beliau dekat denganku karna aku yang membantu merawatnya.
Hingga sore itu bu yayuk yang sudah kembali sembuh berpamitan pulang karna sudah di jemput anaknya.

Mungkin setelah berunding dengan anaknya, 1 minggu kemudian bu yayuk kembali datang ke panti, menyampaikan niatnya yang ingin mengadopsi ku.
Aku merasa senang sekaligus sedih karna harus meninggalkan saudara-saudaraku dan bunda kasih.

Terhitung sudah 1 bulan aku tinggal bersama bu yayuk, ya kami hanya tinggal berdua karna kakak angkatku ms Raffi sedang berkuliah di luar kota.

Aku hanya sempat bertemu sehari dengan ms Raffi ketika pertama kali aku datang ke rumah ini.

Kabarnya hari ini mas Raffi akan pulang ke rumah, sedari pagi aku dan ibu sibuk di dapur menyiapkan makanan kesukaannya.

Terdengar suara kendaraan berhenti di depan, sepertinya mas Raffi sudah datang.
"Assalamu'alaikum.. hmm bau nya sudah sampai depan bu, perutku jadi berdendang minta di isi," kelakarnya sambil menyalami tangan ibu kemudian aku.

"Waalaikumsalam.. ya udah buruan taruh tas kamu, jangan lupa cuci tangan terus kita makan sama-sama", jawab ibu.

Selama 2 hari menginap di rumah, mas Raffi jarang sekali berbicara denganku.
Sikapnya yang cenderung dingin dan cuek membuat kami sulit untuk akrab karena aku sendiri termasuk introvert.

Hingga sore ketika aku pulang dari supermarket terdekat aku mendengar pertengkaran antara ibu dan mas Raffi.

"Rima itu bukan adik Raffi bu, dia itu punya tugas di sini yaitu menemani dan merawat ibu saat aku jauh dari ibu, jadi jangan paksa Raffi lagi bu".

Entah hal apa yang mereka perdebatkan awalnya, karena aku hanya mendengar itu.
Mas Raffi keluar rumah dan berpapasan denganku di depan pintu, ia hanya melirikku sinis kemudian pergi dengan sepeda motornya.

Sejak saat itu hubungan kami yang mula nya tidak dekat semakin merenggang.

Flashback End..

------------------------------------------------------
Sekitar jam 5 sore aku baru sampai di rumah. Ku lihat pintu rumah terbuka sepertinya ibu sedang menerima tamu.

AKU BUKAN YANG KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang