ARETHA|18

3.1K 130 3
                                    

Terluka oleh Ekspetasi yang Terlalu Tinggi Itu Salah Sendiri
~Aretha

*****

"Baiklah setelah acara pengalungan medali selesai, kita akan disuguhkan oleh penampilan si pemain basket andalan SMA tercinta kita... EDGARR..."

Sambutan MC pada Edgar yang akan tampil di acara hiburan perpisahan ini karena acara utama sudah selesai dan kini membuat Aretha yang sejak tadi gugup memikirkan apa yang akan diucapkan kedua abangnya pun sedikit tenang dan ikut memberikan tepuk tangan

Banyak siswa yang bersorak dan tepuk tangan menunggu Edgar naik ke panggung

"Tunggu!" tiba-tiba seseorang naik dan berbicara di panggung membuat sorak siswa berhenti dalam sekejap.

"Itu kan Akhtar.."

"Akhtar? Ngapain dia?"

"Kak Akhtar?"

"Wahh ada apa nihh?"

"Hp mana Hp, abadikan"

Lapangan yang awalnya diisi Sorak ceria para siswa kini dipenuhi bisikan penasaran dari para siswa

"Sorry ganggu waktu kalian" lanjut Akhtar

Aretha? tentu saja rasa gugup yang sudah mereda kini kembali menyengat sekujur tubuh Aretha. Keringat dingin mulai menyusuri tubuh Aretha. Ia menundukan kepalanya tak ingin melihat Akhtar dan tentu saja ia tak siap mendengar hal yang akan diucapkan Akhtar

Akhtar menatap Aretha tajam dari atas panggung membuat beberapa siswa mengikuti arah pandangan Akhtar

"Gue minta waktu nya sebentar dan gue bakal langsung ke inti aja, disini gue mau kasih tahu kalian seberapa penting Aretha bagi gue"

Penting? .batin Aretha karena ia tak menyangka bahwa dirinya penting bagi Akhtar

"Kalian semua nyuruh Aretha minta gue ngasih tau itu kan? Lebih tepatnya Lo, Clara" tatapan Akhtar kini tertuju pada Clara karena ia tahu Clara lah yang menyuruh Aretha.

Clara yang sejak awal memperhatikan situasi panggung pun hanya mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum miring.

"Bakal gue tunjukin sekarang" Aretha mengangkat kepalanya dan mendapati Aidan yang juga baru naik panggung membawa sebungkus coklat

Akhtar mengambil coklat di tangan Aidan kemudian mengangkatnya agar dapat dilihat semua siswa. Suasana hening karena mereka menunggu pernyataan Akhtar.

"Terlepas dari gue dan Aidan adalah kembar, Ini adalah gue dan Aretha ditakdirkan lahir di keluarga yang sama" kini ucapan Akhtar membuat Aretha tenang karena mungkin dia akan menganggapnya Adik meskipun hanya pura pura.

Beberapa siswa pun mulai mengerti maksud dari Akhtar. Mereka berpikir Akhtar menganggap Aretha penting karena ia adalah keluarganya. Tidak dengan Aidan, raut wajah Aidan menunjukkan kegelisahannya dan terus menatap Aretha seolah menyuruhnya untuk tidak melihat ini.

"Tapi... takdir kita seperti ini" Akhtar merobek sebungkus coklat dan memakan coklat itu sekaligus kemudian membuang bungkusnya ke sembarang tempat.

Semua siswa diam menunggu Akhtar menghabiskan coklatnya dan melanjutkan kalimatnya. Sebagian siswa tidak mengerti apa yang Akhtar lakukan.

Setelah coklat di mulutnya habis, Akhtar menunjuk bungkus coklat yang ia buang tadi. "Itu Aretha bagi gue" kalimat Akhtar membuat para siswa terkejut

"Maksudnya dia ga penting?"

"Hah?"

"S-sampah gitu?"

"Njirr Akhtar parah bangett"

ARETHA ~END~Where stories live. Discover now