MHIP - 55 : Ending

6.6K 192 1
                                    

⚠️ ʜᴀʀᴀᴘ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
⚠️ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇ ᴀɴᴅ ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ
⚠️ ᴅɪʟᴀʀᴀɴɢ ᴘʟᴀɢɪᴀᴛ, ɪɴɪ ᴍᴜʀɴɪ ɪᴍᴀᴊɪɴᴀꜱɪ ꜱᴇɴᴅɪʀɪ

ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ
.
.
.
.
.
.


Hari ini hari yang tidak pernah Irfan dan Elma lewati. Dan sekarang mereka melewati fase-fase terpenting dalam hidup.

Menjadi orang tua, ya Elma telah melahirkan seorang putri bernama Ga Eun Danira Pramita Maheswari . Gadis mungil dengan wajah merah, mata sipitnya, hidup mancung, perpaduan Elma dan Irfan.

Elma memandang box bayi yang ada di samping tempat tidurnya dengan perasaan senang. Sedangkan Irfan yang tengah mengurus sesuatu bersama ayaha Yoonji.

"Lucu ya, Bun." Jia mengangguk setuju. Pipi yang sedikit gembul berwarna merah membuat Elma yang tak tahan ingin menciumi pipi anaknya.

Di temani Jia, Elma mulai mengurus Ga Eun dengan arahan bundanya. Sedikit demi sedikit ia mulai mengerti. Walaupun ia sedikit lelah harus mengurus dan muaki belajar.

Jia pun mengerti dan mulai mengambil alih Ga Eun dari gendongan Elma. "Kamu kalau capek tidur aja. Biar bunda yang jagain."

"Gapapa?"

"Iya, sekalian nunggu ayahmu."

Jia menggendong Ga Eun yang menutup matanya sejak tadi. Pintu terbuka, Yoonji dan Irfan datang bersama dengan tangan yang menggenggam plastik.

"Apa itu?" Tanya Jia penasaran

Yoonji menatap istrinya, "mau?"

"Apa dulu, kalau makanan mau lah." Katanya.

"Makanan, nih." Yoonji menyodorkan roti ke arah Jia.

"Lagi gendong juga." Cibirnya

Irfan mendekati mertuanya, "sini Bun, biar Irfan aja yang gendong." Irfan langsung mengambil alih gendongnya.

Ia menatap lekat wajah anaknya yang tertidur dengan muka tak berekspresi. Sepertinya anak perempuannya nanti akan sedikit berbeda, dari wajahnya.

"Tomboy nih nanti." Celetuk Yoonji

Irfan menoleh, "hehehe nurunin siapa yah?"

"Kalian deh, wajahnya yang nggak berekspresi kayak kamu. Mata sama kulitnya nurun Elma." Jawab Yoonji duduk disebelah Jia

"Tapi kan nanti lama kelamaan wajahnya berubah, bisa jadi mirip kamu atau Elma." Sahut Jia

Irfan beralih menatap Elma yang tampak tentaram tidur. Tapi terukir jelas wajah lelah karena mengurus Ga Eun, karena baru pertama kali bagi Elma jadi ia tampak antusias melakukanya.

****

"Assalamualaikum." Ujar Irfan membuka pintu.

Ia berjalan menuju ruang keluarga, Irfan mendapati Elma yang tidur terduduk disofa sambil menggendong Ga Eun. Irfan yang baru saja pulang dinas tak tega melihat Elma yang sangat kelelahan. Ia mengambil alih bayi mungil berusia satu bulan itu yang tampak tentaram menatap dirinya.

"Kamu kok nggak tidur sih, malahan bundamu yang tidur." Irfan menggesekkan hidungnya ke pipi Ga Eun. Tangan Ga Eun yang tertutup sarung tangan memegang pipi Irfan. Irfan tersenyum menatap anaknya yang juga ikut tersenyum.

"Mas udah pulang?" Tanya Elma yang bangun mengucek matanya.

"Barusan." Jawab Irfan menghampiri Elma.

Elma memegang tangan Ga Eun, "kenapa gak bangunin aku mas? Kan kamu pasti capek." Irfan menggeleng cepat.

"Nggak capek kok pas lihat baby girl nya ayah." Irfan tersenyum kembali menggesekkan hidungnya.

"Yaudah cepet sana mandi udah mau Maghrib." Elma mengambil alih Ga Eun dari gendongan Irfan.

Setelah solat Maghrib Irfan melangkah ke kamar. Matanya menatap sesuatu yang bergerak diatas kasur bayi milih Ga Eun, dengan kain yang menutupi.

Irfan berjalan dan membuka kain itu, "mas! Ngapain." Karena terkejut Irfan pun menatap Elma.

"Lah Ga Eun mana?" Elma mendekati Irfan.

Irfan malah membuka selimut bayi yang ternyata menutup seluruh badan Ga Eun karena tangannya yang menarik selimut itu.

"Ku kira Ga Eun ilang." Ujar Irfan duduk di samping kasur bayi Ga Eun.

"Aneh-aneh aja kamu mas." Balas Elma yang juga ikut duduk di bagian kanan kasur bayi.

"Mau makan apa mas?" Tanya Elma.

Irfan sedikit menyisir rambutnya kebelakang, "kamu belum masak kan." Elma menggeleng.

"Biar aku aja yang masak." Mendengarnya Elma sedikit terkejut.

"Ngapain sih mas, biar aku aja yang masak." Sanggah Elma sedikit menaikkan alisnya.

Irfan merebahkan tubuhnya di samping Ga Eun, "gantian aku yang masak, kamu pasti capek banget rawat Ga Eun sendiri. Sementara aku malah diluar terus sangking sibuknya." Jelas Irfan.

Elma tersenyum, "kamu kan sibuknya udah jadi kewajiban, terus aku rawat Ga Eun itu juga kewajiban kan. Nggak perlu menyalakan diri."

"Tapi tetap aja, wajah kamu pucat tuh!" Elma yang tak percaya mencari kaca dan menatap dirinya sendiri.

Elma kembali dengan wajah sendunya, "Biasa kali mas aku pucet nggak pakai make up."

"Jangan menutup diri, istirahat kalau capek. Ngomong sama aku buat gantiin jaga Ga Eun. Aku ini juga ayahnya, punya hak jaga Ga Eun. Kamu itu lebih sibuk ngurus Ga Eun sangking senang nya, sampai kamu gak enak badan kayak gitu."

Elam menampakkan raut wajah kesal. "Mas, mas nggak usah khawatirin aku. Aku ini nggak kenapa-napa. Aku malah seneng banget, tau! Semenjak kehadiran Ga Eun. Mas ih, jangan merusak suasana." Lirikan mata julid ketika menatap Irfan.

"Iya, tapi jangan lupa istirahat juga." Irfan bangun dan duduk disebelah Elma.

"itu semua untuk kebaikan kamu, bukan aku." Elma menatap balik Irfan. Tubuh Irfan sedikit terhuyung, dikarenakan Elma yang memeluk tiba-tiba. Irfan tersenyum, dan mengelus puncak kepala Elma.

Istri adalah tulang rusukmu, ia bukanlah wanita yang bisa engkau suruh-suruh. Perlakukanlah ia dengan kelembutan, maka ia akan lebih lembut dari perlakuanmu.

Dalam hidupnya ia sudah berjanji akan menjadikan Elma selayaknya ratu dalam kerajaannya. Berusaha menasihati dengan lembut, tanpa mengulangi kesalahan yang dulu lagi.

Sekarang keluarga yang lengkap, melengkapi kebahagiaan kecil. Seorang malaikat yang dikemudian hari akan membanggakan orang tuanya.

END



Hi pls read this.

Terimakasih atas semua support kalian dari awal part sampai ending ini. Aku masih nggak nyangka banyak yang baca, dan support karya ku ini yang masih amburadul wkkwk. I'm sorry untuk kemarin yang janji untuk up, tapi aku belum juga up. Hehehhe i'm tired, i hope you know that. Untuk info tentang cerita ini, aku bakal up di wall. Jangan lupa buat follow ya...

Dan jangan lupa buat kalian semua, TETAP Jaga kesehatan, jangan sampai sakit ya. Sakit itu nggak enak, dan jangan lupa berdoa semoga kita dilindungi dari semua mara bahaya. Dan minta doanya, semoga awal Juni aku dapat nilai ulangan yang terbaik untuk kenaikan kelas. Amin...

Thank you very much...

Salam

최선아

My Husband Is Police [ END ]-( REVISI) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن