MHIP - 52 : Drama bumil

2.9K 158 6
                                    

⚠️ʜᴀʀᴀᴘ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
⚠️ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇ ᴀɴᴅ ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ
⚠️ ᴅɪʟᴀʀᴀɴɢ ᴘʟᴀɢɪᴀᴛ, ɪɴɪ ᴍᴜʀɴɪ ɪᴍᴀᴊɪɴᴀꜱɪ ꜱᴇɴᴅɪʀɪ

"Ketika hati hanya bisa memendam, karena kata tak mampu ungkapkan rasa yang begitu dalam."

ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ
.
.
.
.
.
.

Elma melewatkan makan malam bersama yang lain. Ia memilih berdiam di kamar, melihat langit dari jendela kamar Irfan. Hatinya sakit atas ucapan Irfan tadi, air matanya terus membasahi pipi nya. Muka yang merah karena menangisi suaminya

Ia diam tak bergeming dari tempat, rasa laparnya hilang begitu saja. Andai bisa mengulang waktu, Elma tidak akan mengirim pesan pada Irfan dengan kata kata itu

Entah kenapa ia tidak ingin melakukannya tadi, tapi kenapa ada gejolak yang terus mendorongnya agar melakukan itu. Ia menghela nafas kasar

Ia mengambil ponsel yang berada di atas kasur, ia menelefon bundanya yang sedang di Korea Selatan bersama ayahnya

"Assalamualikum, dek."

"Waalaikumsalam, bun." Elma tersenyum mendengar suara bundanya. Hatinya menghangat begitu saja

"Ada apa dek?"

"N-nggak apa apa kok bun. E-elma kangen bunda, hiks." Rasa rindunya tak tertahankan, ia menangis lumayan kencang ketika mendengar suara bundanya

Tapi suara tangisnya ia redam dengan selimut, agar yang lain tak mengetahui nya

"Jangan nangis dek, bunda sedih kalau begini. Kamu baik baik aja kan di sana."

"Yes, i'm fine."

"Kan ada Irfan, jadi nggak usah khawatir ya. Udah ya jangan nangis."

"Nggak janji, hua..." tangisnya semakin kencang

"Dek udah jangan nangis, kasian bayi kamu nanti sedih. Kamu udah makan?" Tangis nya seketika terhenti mendengar pertanyaan bundanya

"Be-belum, bun."

"Nah kan, kamu itu lagi hamil. Jadi kamu harus makan tepat waktu, di perut kamu ada bayi kamu yang butuh asupan."

"Iya, bentar."

"Nggak ada bentar bentaran, ambil makan sekarang!"

"Iya ini udah." Katanya berbohong

"Bagus."

"Ayah mana, bun?"

"Di ruang kerjanya."

"Kalian nggak tidur, bukannya di Korea udah mau tengah malem ya?"

"Bunda nungguin ayah kamu, yang lagi sibuk sama dokumen dokumannya."

"Yaudah, bun. Elma matikan ya telefonnya. Assalamualaikumz."

"Waalaikumsalam."

My Husband Is Police [ END ]-( REVISI) Where stories live. Discover now