1st.

7 0 0
                                    

“Ah, sial. Tempat apa ini?’
Corazon dan Hikari terjebak di suatu tempat seperti dimensi hampa. Mereka bingung, apa ini ada hubungannya dengan Acid dan Caby?

“Kak, mending tenang dulu. Aku juga ga tau kenapa kita bisa berada di sini.” Ujar Hikari menenangkan pemuda di sebelahnya.

“Apa ini ada hubungannya sama Acid dan Caby?” Gumam Corazon di dalam hati.

Hikari memilih duduk, menenangkan diri. Sedangkan Corazon? Ia sibuk mondar-mandir, memikirkan apa yang sebenernya terjadi.

“Hei, duduk aja, kak. Tenang dulu.” Hikari berkomentar. “Gimana gue bisa tenang? Ini aneh banget sumpah! Aah!” Corazon berteriak frustrasi.

Hikari menghela nafas kasar, kemudian berdiri dari tempat duduknya. Ia mendekati Corazon yang mondar-mandi tak jelas sedari tadi, berjinjit dan mencengkram kerah pakaiannya.

“Denger ya kak, kita harus tenang dulu. Sepertinya ini ada hubungannya dengan Kak Acid dan Kak Caby. Jadi, tenang dulu, berfikirlah dengan jernih,” Hikari berhenti sejenak, melepaskan kerah pakaian Corazon, “Ini hanya mimpi, dan Kak Acid mungkin juga ada di dunia mimpi seperti ini. Hanya saja, dia tak bersama kita. Mungkin aja—”

“Mungkin aja, dia bersama Caby di tempat lain yang persis seperti ini juga, begitu?” Corazon memotong.

“Bener, tapi itu cuma kemungkinan.” Hikari membenarkan. “Pasti bener. Kalau ini tak ada hubungannya dengan Acid, kita ga bakal ikut terlibat, itu karena kita berkaitan dengan Acid.”

“Berkaitan? Maksud kakak?”

Corazon menghela nafas, mulai menjelaskan,

“So, di makam Caby, Acid cerita ama gue, Caby mendatangi dia di mimpinya. Gue awalnya tentu ga percaya langsung. Acid cerita, di saat-saat terakhir, Caby bilang ‘Kembalilah, Aku bakal mengawasi kamu dari atas sini. Jaga dirimu baik-baik ya, ganteng.’, itu sedikit mencurigakan, tentu saja.”

“Lalu? Apa maksud kakak dengan kita berkaitan dengan kak Acid?” Tanya Hikari, tak mengerti.
“Kita yang terakhir bersamanya, bukan? Tak hanya itu, Acid juga udah menceritakan itu ke gue, tentu kita berkaitan.” Jelas Corazon.

Tiba-tiba, tempat itu bergetar keras, seperti sedang gempa. Corazon dan Hikari mulai tergoncang, kehilangan keseimbangan. Hikari—tanpa sengaja terjatuh, menindih dada Corazon.

“A-aa… M-maaf kak Zon..” Hikari berkata canggung. Wajah Corazon memerah.

Tak lama, mereka terjatuh—sama seperti kejadian Acid sebelumnya. Mata mereka terpejam, sebelum akhirnya mereka berada di sebuah bus. Angkutan umum.

“E-eh? Kita dimana?” Gumam Hikari bingung.
“Apa ini? Tempat ini aneh” Corazon bergumam di dalam hati.

Kebetulan, “tubuh” mereka berdekatan sebelum mereka sadar, jadi mereka tidak terpisah jauh. Bila tidak, cerita ini akan persis seperti Adam dan Hawa.

“Hikari, ada yang ga beres, ini bukan dunia kita.” Bisik Corazon pelan, di dekat telinga Hikari. “Iya kak, aku tau, memang ada yang ga beres disini.” Ucap Hikari, membenarkan Corazon.

“Kak, kakak tau kan apa yang aku pikirkan?”

“Ya, gue tau.”

“Gimana cara kita kembali?”

Antara Kenangan dan Kenyataan.Where stories live. Discover now