Delapan belas : Balon(?)

Start from the beginning
                                    

Kalo kalian pikir berarti gue gak sayang sama Faras sih.. salah. Gue sayang kok sama Faras. cuman. lupakanlah.

Semenjak kepergian Keyla ke Korea, tak ada lagi yang ku jaili. Aku kembali jadi anak tak jail semenjak dia pergi.

Berharap bertemu Keyla kembali? Jelas. siapa sih yang ga mau ketemu kawan lama? sahabat lama? Kangen lah ya pasti.

Tapi, aku harap saat aku bertemu dengan dia lagi, dia tau aku yang sebenernya.

Faras POV

Selama 2 tahun lebih aku sudah berpacaran dengan Justin.

Semenjak ada Keyla, suasananya sedikit berbeda. Aku rasa Justin memiliki sedikit perasaan pada Keyla.

Bukan maksudku menyalahkan Keyla. Tapi itulah yang kurasakan.

Keyla pergi? Antara senang dan tidak sebenarnya.

Senang? suasana aku dan Justin akan kembali seperti awal. Tidak senang? tentu kehilangan teman, membuat hati tak begitu senang.

Memang aku jika di depan Keyla bertingkah manis, seolah olah aku tak tau seberapa dekatnya mereka. aku tau mereka sahabatan.

Tapi bukan berarti di belakang Keyla aku ngedumel. Kalian tau sendiri gue gimana, blak blakan sifat alami gue.

Tentu, gue jujur ke Keyla, kalau gue cemburu.

Maka dari itu, terkadang aku juga merasa bersalah aku takut dia pergi karna ulahku. Karna kecemburuanku yang berlebihan.

Seandainya aku bertemu dengan dia lagi, aku akan meminta maaf padanya.

Keyla POV

Aku sudah tiba, di Indonesia.

Baru saja aku sampe sini, suasananya tampak tak berubah panas, dengan daun berguuguran. Maksudku, suasananya tak berubah setiap kali aku kembali ke Indonesia.

"Nak, naik taksi sendiri ya? mama ada perlu. mau ngurus sekolah kamu dulu." Mamaku segera meninggalkanku dengan barang bawaan yang cukup banyak dan agak berat.

"Ohh ya" Aku hanya ber-oh ria sambil mengiyakannya.

Udah tau bawaan berat malah disuruh Keyla semua yang bawa.

Ting Tong

Aku memencet bel.

Untuk apa aku memencet bel? kan ga ada orang dirumah.

Apa daya kunci rumah di bawa mamaku. hingga pada akhirnya aku terpaksa menunggu di depan pintu.

Karna iseng, aku berjalan jalan sebentar.

Terlihat seseorang, seseorang yang sepertinya aku kenal.

Tapi, siapa?

Tidak, aku tak mengenalnya. aku salah orang.

Aku kembali ke rumahku, dan aku menemukan mamaku yang sedang melipat kedua tangannya di atas perut.

"Kemana aja?, ha? " Mamaku berbicara sedikit keras.

"Aku.. tadi aku iseng jalan jalan aja, tapi barang aman kan mah?" Aku berusaha mengecek barang barang

"Engga, tapi ya kamu bisa ga sih nunggu dulu bentar gitu. Ga sabaran banget sih"

"Ya maaf mah. Keyla yang salah. Keyla minta maaf. Keyla udah minta maaf. Sekarang bisa ga kita masuk?"

Tanpa menoleh ke arahku. Mamahku langsung membukakan pintunya. Ia memandangku, lalu berkata "Besok kamu sekolah, di History Senior High School, tau kan di mana?"

Deg.
Deg.Deg.
Deg.Deg.Deg.

Jantungku semakin berdegup dengan kencang.

'History Senior High School?' Sekolah itu.. Sekolah yang ingin sekali di tempati oleh Fikri.

Hah, kok pikirannya ngawur ke Fikri ya. Tapi beneran deh, Fikri dulu pernah cerita, katanya dia pingin banget masuk sana. Katanya sih biar nambah wawasan tentang sejarah, yakali dia mau masuk Music Senior High School mau jadi apa dia entar? wkwk, engga deh bercanda, dia jago gitar sama piano kok.

"Kenapa?, gamau masuk sana?, mau masuk SMA yang jurusan IPA?"

Mamaku menyadarkanku dari lamunan dan khayalanku.

"Engga, hanya saja.. "

"Kenapa?"

"Sudahlah lupakan." aku segera menerobos masuk rumah dengan membawa barang-barang.

.

Aku menghembuskan nafas secara kasar mencoba mencerna semua hal yang akan terjadi.

Aku membaringkan tubuhku di kasur.

"Aku lelah"

Hanya itu kalimat yang terucap dari mulutku.

===============

a.n.

Deuh deuh maaf banget baru ngelanjut sekarang.

Ya pokoknya bantu Vomments aja yaa, terimakasih


Stalker✨ [ Tamat ]Where stories live. Discover now