Dalam Dekapan

46.5K 2.7K 204
                                    

Hari itu Kerajaan Sandor tampak begitu ramai. Kereta-kereta kuda serta rombongan prajurit berbaris rapih berbondong-bondong memasuki gerbang utama. Kedatangan mereka disambut sorak sorai bahagia dari para rakyat. Nama Raja Lukas semakin bersinar dikalangan masyarakat karena ia kembali membawa kemenangan bagi Kerajaan Sandor.

Hari itu, tepat tiga tahun yang lalu seorang perempuan cantik berdiri tegap disudut tersembunyi di istana. Menatap lurus kearah seorang pria yang melangkah tegap menghampiri Raja terdahulu dan Ibu Suri yang langsung menyambutnya dengan pelukan selamat datang.

Perempuan itu Herania Sandor. Istri sekaligus ratu kerajaan Sandor. Alih-alih berlari menghampiri sang suami, Hera justru hanya menatap kedangan pria itu dari jauh. Dia segan untuk mendekat dan terlalu takut untuk menunjukan kerinduan pada sang suami.

"Arumi..." Hera memanggil seorang pelayan yang sendari tadi berdiri disampingnya ikut menatapi kedatangan sang raja.

"Ya Yang Mulia Ratu."

"Tolong antarkan ramuan herbal ini pada Raja dan jangan katakan jika itu dariku."

"Kenapa harus dirahasiakan, Ratu? Yang Mulia Raja pasti sangat senang jika mendapatkan perhatian dari, Ratu." Mata Arumi berbinar membayangkan hubungan harmonis dari raja dan ratunya. Ia baru seminggu menjadi dayang diistana jadi wajar apabila Arumi tidak mengetahui seburuk apa hubungan Hera dan Lukas.

Hera tersenyum mendengarnya. "Kau antarkan saja ya, Arumi." Hera berucap lembut.

Arumi mengangguk antusias. Sejak hari itu Arumi selalu mengantarkan ramuan yang dibuat oleh Hera untuk Lukas. Pada awalnya semua berjalan dengan normal sampai suatu hari Hera mendengar kabar bahwa Lukas telah menghabiskan malam dengan seorang dayang yang selama ini bertugas mengantarkan minuman.

Hati Hera sakit. Ia merasa dikhianati oleh suami dan dayang kepercayaannya. Tak pernah Hera sangka jika keputusannya untuk mengirim Arumi setiap hari akan membuat ia kehilangan seorang suami.

Hari itu dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki, Hera menemui Arumi dikamarnya. Saat Hera masuk kedalam kamar prempuan muda itu sedang merintih kesakitan. Wajahnya pucat dan ia baru saja memuntahkan makan malamnya.

Tak tega melihat kondisi Arumi. Hera segera memanggil tabib istana untuk mengobatinya. Namun sekali lagi, kebaikan hati Hera kembali menciptakan duka untuk dirinya sendiri. Arumi dinyatakan hamil dan Hera lebih dari sekedar tahu siapa ayah dari bayi dalam kandungan itu.

Hera gelap mata. Dia meminta sang tabib untuk menggugurkan kandungan Arumi hingga ketika perempuan itu membuka mata, ia telah kehilangan anak dalam kandungannya.

Tak cukup sampai disana, Hera memaksa Arumi untuk terus mengonsumsi obat pencegah kehamilan. Pada awalnya Arumi menolak. Jelas perempuan polos itu ingin memiliki keturunan. Namun, Hera tetap seorang istri yang tidak akan pernah rela membiarkan perempuan lain mengandung darah daging dari suaminya.

Hera memaksa. Dia mengirim prajurit untuk menyiksa keluarga Arumi didesa dan menjadikannya sebagai ancaman agar Arumi patuh. Semua berjalan sesuai dengan keinginan Hera. Bayi itu sudah mati dan Arumi tidak akan mengandung lagi.

Tetapi, sejak hari itu Hera selalu dihantui oleh rasa bersalah. Malam-malamnya selalu diisi dengan mimpi buruk. Ia menangis. Meminta maaf pada sang jabang bayi yang ia bunuh dengan keji.

Setelahnya, eksistensi Hera di Kerajaan Sandor mulai memudar. Sang Ratu tidak pernah lagi keluar dari area istana Mawar. Ia tak pernah lagi mengganggu hubungan Lukas dan Arumi. Hidup Hera menjadi sangat datar dan suram. Ia menjadi pemurung dan sedikit demi sedikit mulai kehilangan kewarasan.

Hanya Emma yang setia merawatnya. Menyisir rambut Hera, memandikan dan memakaikannya baju. Memberikan makan dan minum serta mengajak sang ratu berbicara meski yang dilayani hanya diam menatap kosong kearahnya.

CRAZY LADY (END)Where stories live. Discover now