34. Who We Are

86 9 2
                                    

Arsandi Bagaskara, biasa dipanggil Sandi

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Arsandi Bagaskara, biasa dipanggil Sandi. Lahir di Surabaya pada 16 Januari 1993. Ia mempunyai seorang kakak perempuan bernama Aristya Larasati yang terpaut 3 tahun lebih tua darinya. Ia lahir dan tumbuh di keluarga yang sangat berkecukupan. Ayahnya seorang pebisnis di bidang ekspor impor seafood serta mempunyai beberapa pabrik pengolahan seafood yang tersebar diseluruh Jawa Timur. Sedangkan ibunya mengelola 2 buah restoran yang sangat terkenal di Surabaya.

Masa kecilnya dihabiskan selayaknya anak-anak pada umumnya. Walaupun ia berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan tapi kedua orang tuanya tidak membatasinya untuk bergaul dengan siapa saja. Setiap sore sepulang sekolah ia tak segan untuk bermain dengan anak-anak kampung yang tinggal tak jauh dari rumahnya.

Untuk masalah pendidikan tidak usah diragukan lagi. Sandi adalah anak yang sangat pandai dan rajin. Tidak heran mengapa dirinya selalu bisa masuk ke sekolah swasta dengan tingkat persaingan yang sangat ketat. Sandi sejak SD hingga SMA selalu masuk ke sekolah swasta terbaik di Surabaya. Dan sepertinya kelebihan itu sudah menurun dari genetiknya, karena kakaknya juga mengalami hal yang serupa dengannya.

Sandi dikenal sebagai murid yang sangat berpestasi serta mudah bergaul. Prestasi Sandi tidak hanya dalam kegiatan akademik, namun juga pada kegiatan non akademi.

Dalam bidang akademik dirinya tak pernah luput dari ranking 3 besar. Bahkan waktu SMA namanya selalu bertengger di posisi satu ranking paralel. Kemudian pada kelas 11 ia menyabet juara pertama olimpiade fisika tingkat nasional dan juara ketiga pada olimpiade fisika tingkat internasional yang diselenggarakan di Singapura. Ia juga sering mengikuti lomba karya ilmiah dan tidak jarang memunculkan hasil yang memuaskan.

Jiwa kepemimpinan Sandi juga jangan di ragukan. Sepertinya ia memang terlahir untuk menjadi seorang pemimpin. Selama bersekolah ia selalu langganan menjadi ketua kelas. Kemudian pada sewaktu SMP dan SMA ia terpilih menjadi ketua OSIS. Sandi juga aktif mengikuti ekstrakulikuler, yaitu futsal. DImana ia ditunjuk langsung oleh pelatihnya untuk menjadi kapten. Hal tersebut menjadikan perempuan-perempuan  seantero sekolah mengejar-ngejarnya karena ketampanannya yang bertambah berkali-kali lipat pada saat berada di lapangan. Tim futsalnya selalu menjadi langganan untuk membawa tropi kemenangan kembali ke sekolah mereka. Selain itu, Sandi juga bergabung dengan ekstrakulikuler band. Dan juga ia adalah pemegang sabuk hitam taekwondo. Bukanlah Sandi kalau ia tak selalu memberikan yang terbaik.

Untuk masalah hobinya yaitu bernyanyi tak ada masalah yang berarti, orang tuanya sangat mendukung. Pada awalnya Sandi sangat berambisi untuk menjadi tentara seperti kakeknya yang dulu adalah Jendral. Namun rupanya kedua orang tua Sandi kuranglah setuju dengan keinginannya itu, karena mereka beranggapan menjadi tentara itu cukuplah keras. Sampai dimana mereka menyarankan Sandi untuk menyeriusi apa yang ia suka, yaitu menyanyi. Dan berkat saran dari orang tuanya itulah ia berhasil menjadi Sandi yang seperti saat ini.

Semasa kuliah siapa yang tak mengenal Sandi. Ia adalah mahasiswa terpintar di angkatannya yang selalu mendapatkan nilai dan ipk tertinggi, menjadi asisten dosen, aktif di kegiatan organisasi kampus, dan ia juga sempat menjabat sebagai ketua BEM. Bisa dibilang Sandi adalah paket lengkap.

Get Into | DAY6Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ