22. We'll take care of him

98 25 7
                                    

⚠️ // 🔞

⚠️ // 🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Jarum jam baru saja lengser dari angka 12, menandakan bahwa hari telah berganti.

Namun Sandi baru saja menyelesaikan pekerjaannya.

Satu tahun belakangan ini dirinya jarang sekali pulang ke rumah selarut ini.

Selagi anak-anaknya sedang di "culik" oleh kakek neneknya maka ia akan memanfaatkan waktu yang ada dan segera berlomba untuk menyelesaikan projek terbaru bersama Day6 sebelum akhir bulan tiba.

Tak bisa di pungkiri ia merasa sangat lelah.

Dikarenakan tubuhnya sudah tak terbiasa untuk bekerja non stop, mulai matahari terbit hingga matahari bersiap untuk terbit lagi.

Dalam benaknya sesampainya di apartemen Sandi ingin sekali segera membersihkan tubuhnya lalu berbaring dan memejamkan matanya. Berharap energinya dapat pulih kembali.

Saat ia melangkahkan kaki masuk ke apartemen harapannya pupus seketika ketika ia mendapati sesosok perempuan yang sudah lama tak dilihatnya berada disana.

Wanita itu terduduk di atas sofa sembari meluruskan kaki-kaki nan jenjangnya.

Ya, wanita itu adalah Nora.

Mantan istri Sandi.

Menyadari bahwa sang empunya rumah telah datang Nora lalu bangkit dari duduknya.

Sandi meletakan barang-barang di meja dapur, "Ngapain kamu disini? Anak-anak lagi di Surabaya." ucapnya datar tanpa ekspresi.

"I miss you."

Wanita itu kini sudah mengambil ancang-ancang untuk memeluk Sandi.

Dengan reflek Sandi menepis pelukannya begitu saja, "Kamu gak bisa kayak gini Nora. Kamu bukan siapa-siapa lagi."

Nora kini menunjuk dirinya sendiri, "But back then, this woman..."

Perlahan wanita itu memajukan wajahnya, mengikis jarak diantara mereka, memposisikannya tepat di samping telinga Sandi.

Hembusan nafas Nora dapat dirasakan dengan jelas oleh kulit leher pria itu.

"This woman in front of you, can make you scream like crazy." Nora kini menatap lekat mata Sandi, "Don't you remember?" ucapnya dengan senyum menggoda.

Sandi mematung, hanya bisa terdiam menelan ludah.

Memang Sandi tak bisa memungkiri fakta bahwa Nora sangatlah ahli dalam dunia "peranjangan".

Walau bukan hanya Nora yang pernah menghabiskan malam bersamanya, namun apa yang telah dilakukannya bersama Nora masih melekat dengan kuat di ingatannya.

Seakan tahu apa yang diinginkan oleh Nora, Sandi kini berusaha mempertahankan benteng kokohnya, "Gak bisa gini Nora, udah gak ada hubungan di antara kita. Kalo bukan soal anak-anak mending kamu jangan dateng kesini lagi."

Get Into | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang