Darren tersenyum tipis lalu menggeleng. "Gue gapapa."

"Lo gak bisa bohong sama gue," ujar Liona. "Ada masalah lagi sama papa lo?" tanyanya lirih.

Lelaki itu mengangguk. "Udah biasa. Jangan khawatir."

"Berantem lagi ya?"

"Papa bawa jalang kerumah," jelas Darren. Liona tercengang mendengar itu.

Darren terkekeh kecil. "Didepan mama dia mesra-mesraan sama jalangnya."

Liona menghembuskan napasnya pelan. Ia mengangkat tangannya, menguatkan pundak sahabatnya. "Gue gak bisa apa-apa selain nguatin lo, Ren."

"Lo sabar ya? Suatu saat lo bakal ngedapetin kebahagiaan lo, Darren."

***

"Minggir dong, Lan!" ujar Darren kepada Arlan yang berdiri didepan kipas angin di warung simbok.

Arlan berdecak. "Apaan sih lo, bawel banget kek cewek. Gue gerah ni."

"Emang yang gerah lo doang?" bantah Darren.

"Lo keringetan malah didepan kipas, kan jadi bau keringet lo."

"Congor lo kalo ngomong. Gue wangi gini." Lelaki itu masih berdiri didepan kipas angin.

"Halah paling lo pake parfum laundry," ejek Darren.

"Biarin," cibir Arlan. "Daripada lo pasti nyuci pake sabun colek."

"Terserah gue lah. Yang penting pake molto sachet," balas Darren.

"Halah molto doang. Gue nih pake downy."

Arlan menoleh kearah Kenzo. "Kalo lo pake apa, Ken?" tanyanya.

"Sabun colek ekonomi," jawabnya asal.

"Ngeri-ngeri."

Arlan duduk didekat Darren. "Gimana caranya biar balikan sama Tere?" tanyanya.

"Tinggal dibalik aja," jawab Kenzo enteng.

"Setuju sama saran Kenzo." Darren terkekeh menyetujui.

"Ya gak salah sih. Tapi kek...." Arlan menahan dirinya agar tidak emosi.

Arlan membuka ponselnya. "Ada balapan nih. Mau nonton kaga?"

"Hm, ntar."

***

Kenzo keluar dari kamarnya.  Membawa secarik kertas berwarna putih. Ia duduk disebelah Liona. Perempuan itu curi pandangan penasaran dengan kertas yang lelaki itu bawa.

"Tanda tangan!" titah Kenzo pada Liona.

Perempuan itu bingung. "Ini apa?" tanyanya.

"Tinggal tanda tangan apa susahnya sih!" sentak Kenzo.

Liona mengambil kertas itu. Ia membacanya, seketika mulutnya menganga tidak percaya. "S-surat cerai?"

"Hm. Cepet tanda tangan," ujar Kenzo dingin.

KENZO [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now