25 : Menikmati Waktu

944 234 76
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.

Nikmatilah waktu hari ini tanpa peduli bagaimana nanti.

Nikmatilah waktu hari ini tanpa peduli bagaimana nanti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kecoak! Kecoak! Kecoak!"

"Ih berhenti! Buang kecoaknya!"

Beberapa murid berseragam merah putih berteriakan dan sebagian tertawa dalam kelas hingga membuat suasana menjadi geger tak terkendali. Seorang anak laki-laki baru saja masuk ke dalam, melihat temannya sedang menakut-nakuti teman perempuannya dengan kecoak yang masih hidup di tangan. Belum lagi pekikan murid lain yang sama-sama histeris. Tapi yang jail malah semakin jail. Semakin kencang teriakan, maka si jail akan semakin semangat menakut-nakuti. Menciptakan atmosfer menyebalkan namun menyenangkan.

Si kecoak lepas dan jatuh ke lantai, tepat di depan kaki anak lelaki yang baru tiba tadi. Sebelum hewan itu merayap, ia langsung menginjaknya dengan cara menekannya kuat-kuat, membuat semua siswa yang ada di sana terkejut. Semudah itu dia menginjak dengan sepatunya. Terlihat dari raut wajah si anak laki-laki yang memancarkan kemarahan dan kekesalan pada kecoak yang kini ia injak. Seperti melampiaskan dendam yang selama ini dipendam. Penuh kepuasan. Tentu saja hal itu membuat teman-temannya yang menyaksikan merinding. Aura menyenangkan berubah menjadi horor.

Pandangan si anak beralih pada teman-temannya yang sedang menatap dirinya takut.

"Kenapa?"

Mereka saling bisik-bisik. Ini bukan pertama kali mereka melihat anak itu membunuh hewan. Ada juga yang pernah memergoki dia membunuh satu per satu semut yang merayap di tembok toilet. Sikapnya yang selalu menyendiri membuat mereka sungkan untuk mendekati. Tatapan matanya menakutkan. Hal itu membuat anak lelaki ini tidak memiliki teman.

Seorang anak perempuan mendekati murid yang tengah menjadi pusat perhatian lantaran sudah membunuh kecoak yang menjadi objek keseruan di kelas di jam kosong secara sadis dengan wajah yang terlalu santai ... tidak, lebih kepada sangat puas.

"Wah, makasih, ya kamu udah matiin kecoak itu. Emang bener-bener, itu hewan paling jijik. Makasih, ya."

Reaksi anak perempuan itu berbeda dari yang lain, si anak cowok melirik tanpa tersenyum, tapi si anak perempuan melempar senyum lebar. Yang lain heran dengan tindakan teman mereka yang bernama Aretha. Sudah jelas tindakan anak cowok itu menakutkan, dia malah berterimakasih. Walaupun kecoak menjijikan, tapi cara dia membunuhnya sangat kejam.

Anak lelaki itu berlalu dan duduk di kursinya.

Anak perempuan tadi mulai mengambil sapu dan pengki yang tersedia di kelas, membersikan kecoak yang sudah mati. Meskipun merasa jijik ia tetap memaksakan diri, menyuruh teman-temannya untuk melupakan kejadian tadi.

 Meskipun merasa jijik ia tetap memaksakan diri, menyuruh teman-temannya untuk melupakan kejadian tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
HEART BEAT √Where stories live. Discover now