36 : Jangan Khawatir

680 141 39
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.

Ketika aku memutuskan untuk mencintaimu secara apa adanya, artinya semua kekurangan yang kamu miliki tak ada artinya lagi untukku

Ketika aku memutuskan untuk mencintaimu secara apa adanya, artinya semua kekurangan yang kamu miliki tak ada artinya lagi untukku

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Maaf ... maafkan saya ... tolong maafkan saya ...." Keringat dingin membanjiri pelipis Aretha hingga basah. Kepalanya bergerak ke kiri dan kanan. Napas terengah tak beraturan.

Alden yang tidur di sofa terusik mendengar lirihan Aretha. Alden memang sengaja agar tidak tidur terlalu nyenyak karena ingin menjaga Aretha. Ia  meminta Raihan membelikan kopi dan meminumnya sebelum tidur supaya terhindar dari rasa kantuk. Alden pun bangkit dan menghampiri Aretha yang sepertinya sedang mimpi buruk. Tangan Aretha yang sedikit terangkat disentuh Alden untuk dikembalikan ke posisi semula.

Akhirnya dua mata Aretha terbuka. Napasnya masih belum teratur. Kejadian tadi siang terus terngiang. Di mana ia melihat dengan mata kepala sendiri Rendy menembak neneknya karena kecerobohannya. Sepertinya Tuhan akan menghukumnya dengan cara terus membayangkan kejadian itu.

Alden membantu Aretha untuk duduk dan memberikan dia segelas air putih. Aretha hanya mampu menenggak seperempatnya saja.

"Kamu kenapa? Ada yang sakit? Mau aku panggilin dokter?"

Aretha menggeleng. "Nggak usah, Al. Aku teringat sama neneknya Rendy. Gara-gara aku dia meninggal. Dia bersimbah darah di depan mata aku. Dan aku nggak bisa berbuat apa-apa buat nolongin dia."

Mayat yang Alden lihat tadi itu neneknya Rendy yang dimaksud Aretha, kah?

"Aku minta sama kamu untuk lupain sejenak kejadian atau masalah yang kemarin. Fokus dulu sama kesehatan kamu. Ya? Aku mohon."

"Tapi aku nggak bisa lupain itu meski sebentar, Al. Aku bener-bener ngerasa bersalah. Udah dua nyawa terbunuh karena aku."

Alden duduk di pinggiran ranjang dan membawa Aretha ke dalam pelukan. Ia tidak tahu cara bagaimana menyembuhkan luka batin Aretha, hanya ini yang bisa Alden lakukan sejak tadi. Memberikan pelukan ternyaman.

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
HEART BEAT √Où les histoires vivent. Découvrez maintenant