3. Jangan Tinggalkan Aku Sendiri

Comenzar desde el principio
                                    

"Dimana dia sekarang?!" Aku meninggikan suaraku satu oktaf.

Larry terlihat ragu-ragu.

Sepertinya dia tidak ada niat untuk memberitahuku.

Kalau begitu aku akan mencarinya sendiri.

Aku berlari menuju pintu dan keluar dari kamar, meninggalkan Larry yang tampak terkejut dengan tindakan impulsifku.

"Tidak, Nona!!!"

Larry mengejarku dari belakang namun aku sudah berada jauh di depan.

Sebenarnya aku tidak tahu Ether ada dimana sekarang.

Ada beberapa tempat yang muncul dalam pikiranku namun aku tidak tahu bagaimana caranya untuk sampai ke sana.

Langkahku terhenti ketika aku sudah sampai di mansion utama, tempat Lant Agriche tinggal.

"Nona, tunggu sebentar."

Larry yang berhasil menyusul, mencoba untuk menghentikanku.

"Hosh... Hosh..."

Dia terlihat sangat kelelahan karena terus berlari.

"Saya akan mengantar Nona ke tempat Tuan Muda berada, jadi saya mohon jangan berkeliaran dengan sembarangan."

Kekhawatiran terpancar dari wajahnya.

Sepertinya Larry benar-benar mengkhawatirkanku. Itu salah satu alasan kenapa aku juga ingin membawa Larry melarikan diri dari tempat ini.

Hanya dia dan Ether yang bisa aku percaya di tempat ini.

Larry menuntunku menuju ke tempat Ether berada. Kami melewati lorong kosong tang terlihat sangat suram, sangat cocok dengan nama Agriche si keluarga hitam.

Bukankah mansion ini terlihat seperti rumah berhantu?

Jika ini duniaku, mansion ini pasti akan laku keras jika dijadikan wahana rumah hantu.

Tidak, tidak, aku harus fokus.

Saat ini aku harus menemukan dengan Ether.

Kami berhenti disebuah pintu besar yang terbuat dari kayu. Ada sebuah ukiran unik disana namun saat ini bukan itu yang penting.

Di kanan dan kiri pintu ada penjaga yang memakai seragam ksatria keluarga Agriche. Sebuah seragam berwarna hitam dan ungu.

Ketika melihat sosokku, mereka terlihat sangat terkejut.

Apa yang membuat mereka seterkejut itu?

"Tolong bukakan pintu, Nona Ereline Agriche hendak masuk."

Kedua penjaga saling menatap satu sama lain.

"Kami tidak bisa membukakan pintu untuk orang yang tidak berkepentingan."

"Tolong bukakan, Nona Ereline ingin menyaksikan pertandingan Tuan Muda Ether."

Pertandingan? Pertandingan apa?

Aku menatap punggung Larry.

Bukankah Ether hanya bertemu dengan Lant Agriche?

Kedua mataku membulat sempurna ketika menyadari apa yang sedang terjadi.

Tanpa persetujuan aku langsung membuka pintu dengan tergesa-gesa.

"Nona!"

Suara Larry terdengar terkejut namun aku tidak mengindahkannya.

Para penjaga juga berusaha untuk menangkapku namun aku berhasil melarikan diri.

Aku terus berlari hingga ujung, kedua tanganku memegang pagar pembatas berwarna putih dengan ukiran antik.

Aku tidak bisa berkata-kata ketika melihat pemandangan yang ada di hadapanku.

𝐁𝐋𝐎𝐎𝐃 𝐀𝐍𝐃 𝐓𝐄𝐀𝐑𝐒 || twtptflobDonde viven las historias. Descúbrelo ahora