1. Keluarga Hitam, Agriche

Start from the beginning
                                    

"Lady, apa yang terjadi?"

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, menampakkan sosok perempuan berpakaian ala maid di manhwa.

Apa-apaan perempuan itu? Dia sedang bercosplay?

Perempuan itu datang mendekat, lalu berjongkok di hadapanku.

Ia menatapku dengan khawatir.

"Waaaaaah!"

Ketika menyadari apa yang sedang terjadi, aku berteriak sekuat tenaga.

Aku berlari keluar kamar, tubuh kecilku menabrak perempuan yang sedang jongkok dihadapanku.

"Lady!!" Panggilnya.

Namun aku tak menggubris panggilan darinya. Aku terus berlari keluar kamar.

Saat berlari, aku juga menyempatkan diri untuk melihat ke kanan dan ke kiri.

Dan benar saja, ini adalah tempat yang tidak ku kenali.

Selain tiba-tiba berada di tubuh seorang bocah, aku juga tiba-tiba berada di tempat antah berantah yang tidak jelas.

Kenapa furnitur yang aku lewati berbentuk seperti itu? Memangnya ini abad pertengahan?

Aku terus berlari mengelilingi rumah –errr mungkin lebih tepat disebut mansion.

Sepanjang lorong dan sudut mansion, aku tidak menemukan tanda-tanda peradaban masa depan.

Tidak ada televisi, tidak ada ponsel, tidak ada apapun.

Semakin lama aku semakin yakin kalau ini bukan dunia tempatku berasal.

Apa mungkin aku tidak sengaja pergi ke masa lalu?

Apa mungkin di masa lalu aku adalah seorang putri?

Tidak, itu tidak mungkin. Semua teori itu terlalu mustahil untuk terjadi.

Tapi... Bagaimana aku bisa menjelaskan situasi saat ini?

Entah kenapa rasa takut tiba-tiba menyeruak di hatiku, membuat mataku berkaca-kaca.

Tidak... Aku ingin kembali...

Brukkk—

"Aaah..."

Tubuhku tiba-tiba terguling di tangga. Mataku yang sial ini tidak melihat jika di depan ada anak tangga.

Alhasil, kakiku melangkah ke tempat yang salah.

Secara refleks aku melindungi kepalaku.

Sakit sekali...

Tubuhku berhenti terguling ketika mencapai ujung tangga.

Tidak ada bagian yang tidak terasa sakit. Semuanya terasa nyeri dan perih.

"Erel?"

Suara seorang bocah laki-laki masuk kedalam ke telingaku.

Aku yang masih tergeletak tak berdaya akibat terguling dadi tangga tidak bisa melihat sosok itu.

Dan... Siapa itu Erel??

Sebuah tangan kecil memegangi tubuhku.

"Erel, apa kau baik-baik saja??"

Aku bisa mendengar nada panik dari suara itu.

Indera penglihatanku bertemu dengan mata biru safir yang mirip denganku.

Tidak hanya itu saja, warna rambutnya juga sama dengan warna rambut tubuh asing ini.

"Siapa?" Tanyaku lirih.

Kedua mata laki-laki itu membulat sempurna tatkala mendengar ucapanku.

"Erel? Sepertinya kau terluka parah. Bagaimana mungkin kau tak mengenaliku?"

𝐁𝐋𝐎𝐎𝐃 𝐀𝐍𝐃 𝐓𝐄𝐀𝐑𝐒 || twtptflobWhere stories live. Discover now