Reyhan, Mutia, dan Rahasia

2.9K 595 19
                                    

"Kau nggak usah cari-cari Rindu lagi, Rey! Aku udah ketemu dia."

Jantung Reyhan berpacu cepat melihat bagaimana pesan yang di kirimkan Askara kepadanya, keduanya bersahabat baik, terlalu baik hingga mereka lebih merasa seperti saudara, karena itulah Reyhan tanpa berpikir panjang langsung berupaya menolong Rindu saat menemukan wanita tersebut meminta tolong padanya.

Desah nafas lelah sarat akan kegusaran terdengar dari Reyhan, pengacara muda yang tengah berbahagia menunggu buah hati dari wanita yang di cintainya tersebut tidak menyangka akan tiba hari di mana Askara menemukan Rindu tanpa campur tangannya, yang selama ini dimintai tolong Askara untuk mencari tahukan di mana keberadaan mantan pacar lelaki tersebut, tanpa pernah tahu jika Reyhan pernah memperistrinya.

Ya, Askara begitu mempercayai Reyhan, di tambah status Reyhan yang merupakan pengacara, Askara merasa koneksi Reyhan akan lebih berpengaruh untuk bisa menemukan Rindu yang Askara pikir menghilang.

Rindu memang menghilang, tapi lebih tepatnya Rindu di sembunyikan oleh Reyhan untuk kebaikan Rindu sendiri juga karier Askara saat itu. Namun sekarang Reyhan merasa seperti seorang  yang baru saja ketahuan melakukan kesalahan saat membaca pesan Askara barusan.

Entah apa yang akan di lakukan Askara kepadanya saat Askara tahu kebenaran yang dia sembunyikan. Jika Askara sudah bertemu dengan Rindu, bukan perkara sulit untuk Askara dalam menemukan keberadaan Rindu dan juga Gavin mengingat betapa gilanya Askara terhadap Rindu. Askara pastikan akan merasa di bohongi karena dia selalu percaya saja saat Reyhan berkata Rindu menghilang seperti tidak pernah di lahirkan.

Belum lagi jika Askara tahu perihal Gavin, sudah pasti saat semuanya terbongkar Reyhan harus bersiap menggali untuk kuburannya sendiri karena sudah pasti Askara akan membunuh dengan kedua tangannya sendiri.
Apa pun alasan yang di berikan Reyhan atas tindakannya tidak akan di dengarkan oleh Askara.

Reyhan melepas kacamata bacanya dengan gusar dan memijit ujung hidungnya yang tinggi, terang saja sikapnya ini membuat istrinya yang kebetulan mampir usai berbelanja keperluan bayi mereka mengernyit heran.

Wajah cantik tersebut tersenyum dengan bibir menipis, Mutia selalu paham, tidak ada yang bisa membuat Reyhan gusar kecuali dua nama, Rindu dan Gavin, mantan istri dan juga putra yang di sembunyikan Reyhan dari dunia, mungkin selain pegawai pengadilan agama yang mengurus pernikahan dan perceraian mereka, hanya beberapa orang yang tahu jika Mutia adalah istri kedua dari suaminya. Dan setiap kali mengingat jika Reyhan pernah meninggalkannya untuk menolong Rindu, apapun alasannya, Mutia masih meradang karena marah. Memangnya perempuan mana yang rela pacar yang bersamanya bertahun-tahun mendadak justru berpamitan akan menikah dengan pacar sahabat Reyhan sendiri.

"Ada masalah apa lagi sama Rindu?" Reyhan mengalihkan pandangannya kepada istrinya, otaknya yang tengah menyusun jalan tengah agar keadaan tidak terlampau buruk semakin kusut melihat wajah tidak bersahabat Mutia. "Dia sudah janji nggak akan ganggu kita, kenapa dia masih hubungi kamu! Ckck, sekali murahan tetap saja murahan! Hamil nganggur nggak ada lakinya gangguin calon suami orang, udah di ceraiin masih aja caper, dasar manusia benalu."

Reyhan menatap tajam pada Mutia, Reyhan paham dengan sakit hati Mutia, tapi Mutia terlalu keterlaluan menghakimi Rindu murahan. Di jelaskan sampai mulutnya berbusa untuk meminta pengertian istrinya, Mutia yang sudah terlanjur termakan cemburu buta pasti tidak akan mau mendengarkan. Kembali Reyhan hanya bisa mendesah lelah sembari memejamkan mata enggan untuk meladeni kemarahan istrinya.

"Udah di kasih rumah, di kasih pembantu, anaknya di sekolahin, masih saja gangguin rumah tangga orang, dasar perempuan gatal! Aku masih nggak percaya selama kamu nikahin dia, kalian nggak pernah ngapa-ngapain, bullshit kamu ngasih semuanya cuma-cuma."

Reyhan berusaha keras mengabaikan dumalan istrinya karena tidak ingin ribut dengan wanita yang di cintainya tersebut, tapi repetan bernada merendahkan Mutia membuat Reyhan naik pitam. Ada alasan lain kenapa Reyhan mau berkorban sejauh ini selain karena Rindu hamil anak sahabatnya.

"Kamu bisa diam nggak, sih? Jangan salahin aku kalau sampai aku ninggalin kamu buat rujuk sama Rindu, sikap burukmu ini bikin aku capek, Mutia! Aku beneran cinta sama kamu, lakuin semuanya buat bawa kamu kembali, tapi cuma kecurigaan yang kamu kasih ke aku."

Reyhan tahu dia keterlaluan dalam memarahi Mutia yang kini berkaca-kaca siap menangis, selama ini Reyhan selalu diam saat Mutia mencaci maki Rindu yang di nilainya merupakan masalah di rumah tangganya, tapi kali ini Reyhan sudah tidak tahan dengan omelan Mutia.

Reyhan dan Rindu benar-benar tidak pernah saling menyentuh selama mereka menikah. Mereka tinggal satu atap namun tidak ada apapun di antara mereka, bahkan bisa di bilang mereka nyaris tidak pernah bertemu kecuali sesekali Reyhan mengantarkan Rindu periksa kehamilan. Bahkan mungkin 2 tahun menikah dengan Rindu intensitas pertemuan mereka bisa di hitung dengan jari, Reyhan lebih memilih mempercayakan Rindu kepada Bik Nur demi menjaga cintanya pada Mutia yang kini bahkan tidak pernah mempercayainya.
Itulah kenyataan yang terjadi karena memang pernikahan itu hanya untuk menyelesaikan masalah yang tidak di akhiri oleh Askara.
Walau sulit di percayai, tapi bagaimana lagi jika itu memang kenyataannya.

Tidak menoleh ke arah Istrinya yang sekarang sudah menangis, Reyhan memilih pergi meninggalkan kantornya di iringi pandangan heran para pengacara yang di bawah kepemimpinannya. Berbicara dengan istrinya yang di landa kemarahan hanyalah membuang waktu dan menambah daftar sakit hati. Lagi pula Reyhan merasa Rindu dan Gavin lebih membutuhkan pertolongannya untuk kali ini.

Bukan mau Reyhan untuk terlibat pada awalnya, tapi nuraninya membuatnya kini terseret ke dalam pusaran masalah antara sahabatnya dan Rindu. Kemarahan Askara mungkin tidak bisa dia elak karena Reyhan sadar jika dia juga bersalah, tapi Reyhan berusaha meminimalkan masalah yang ada.

Yah, Reyhan merasa mungkin memang sudah waktunya Askara tahu apa yang sebenarnya terjadi. 6 tahun waktu yang sebentar untuk Rindu memulihkan traumanya, tapi 6 tahun waktu yang lama untuk membiarkan masalah yang tidak ada penyelesaiannya.

Setelah nyaris satu tahun tidak pernah menemui Rindu dan Gavin karena Mutia tidak mengizinkan, maka hari ini Reyhan akan menemui Mantan istri yang sedari awal sudah di anggapnya adik tersebut, mengacuhkan istrinya yang terus mengamuk.

Dan kali ini tujuan Reyhan untuk bertemu dengan Rindu bukan hanya sebagai tameng perempuan tersebut seperti yang selama ini dia lakukan, tapi Reyhan datang untuk meyakinkan Rindu jika perempuan itu harus menyelesaikan semua masalah yang tertunda selama 6 tahun ini.
Semua rasa sakit yang di rasakan Askara selepas kepergian Rindu sudah cukup menjadi hukuman sekaligus bukti jika kehadiran Rindu dalam hidup Askara bukan hanya untuk mengisi waktu kosong Askara.

Reyhan berharap istrinya yang dia tinggalkan dalam keadaan marah tidak menghubungi Askara terlebih dahulu agar semuanya tidak semakin runyam.

Semoga.

Rindu AskaraWhere stories live. Discover now