Part Eleven

232 61 2
                                    

Mendengar kabar Beomgyu sudah siuman, Hyunjae pun senang. Merasa bersalah juga karena ketika Beomgyu koma, Hyunjae malah lari dari sisinya.

Untuk menebus kesalahannya, dia belanja banyak makanan favorit Beomgyu beserta keluarganya untuk merayakan kembalinya Beomgyu. Dan selama Hyunjae merenungkan diri, akhirnya dengan dorongan ambisi Eunha juga, Hyunjae mendapatkan pekerjaan.

Hyunjae tidak menggunakan kendaraan, jadi pada saat pulang dengan banyak barang di tangannya, Hyunjae melihat pasti ada seorang cowok menatapi rumah mereka. Hyunjae ingin menanyakan apakah ada yang salah dengan rumah mereka.

Tapi setelah dilihat-lihat, sepertinya cowok itu tidak melihati rumahnya, cowok itu melihati jendela kamar Beomgyu. Hyunjae memicingkan matanya karena merasa ada yang aneh dengan cowok itu.

Melirik ke jendela juga, Hyunjae melihat ada Beomgyu dan Sunwoo lagi berdebat. Sudah pemandangan biasa bagi Hyunjae. Bibir Hyunjae sedikit terangkat melihat kenormalan keluarga mereka.

Hyunjae pun mengembalikan perhatiannya ke arah cowok tadi, tapi cowok tadi udah enggak ada. Hyunjae udah celingak-celinguk mencari di mana kira-kira cowok tadi berjalan.

Hyunjae mengecek jam pada pergelangan tangannya. Pukul setengah dua siang. Walaupun rumah mereka adalah rumah dengan dua lantai, Hyunjae dapat mendengar Beomgyu berteriak.

Dengan cepat Hyunjae berlari masuk ke dalam rumahnya dan langsung naik ke atas menuju kamar Beomgyu. Barang-barang Hyunjae bahkan jatuh di tangga saking buru-burunya.

"Kenapa?" Tanya Hyunjae lalu membungkuk sambil mengatur nafasnya.

"Kaget" Jawab Beomgyu.

Hyunjae melirik ke arah Sunwoo. Sunwoo menggelengkan kepalanya seakan-akan dia itu enggak tau alasan kenapa Beomgyu tiba-tiba teriak histeris.

"Serius?" Tanya Hyunjae hati-hati.

Beomgyu menganggukkan kepalanya dengan santai. Hyunjae mengangguk dan mengacak-acak rambut Beomgyu. Sunwoo yang melihat semuanya menatap aneh interaksi antara Beomgyu dan Hyunjae.

"Ke mana aja lu?" Tanya Sunwoo menatap tajam ke arah Hyunjae.

"Yang penting gua di sini sekarang. Bonnie gimana kabarnya?" Jawab Hyunjae.

"Ga ada yang penting kalau misalnya Beomgyu masih koma ya?" Balas Sunwoo. "Bonnie sama mama lagi belanja makan malam by the way."

Beomgyu melihat interaksi tajam antara dua saudaranya ini hanya mengangkat bahunya seakan dia enggak perduli dengan perselisihan kedua saudaranya yang tampak sangat jelas.

Sebelum Hyunjae dapat menjawab respon dari Sunwoo, pintu utama keluarga mereka terbuka. Walaupun Hyunjae udah marah sama Sunwoo, ada kalimat Sunwoo yang janggal sehingga Hyunjae bertanya "kok makan malam? Kan masih siang"

"Buat rayain si Beomgyu"

Mereka kemudian melihat Beomgyu melewati mereka dengan santai dan turun ke bawah untuk menyapa mama mereka dan Bonnie. Beomgyu adalah favorit Bonnie, jadi Bonnie berlari memeluk Beomgyu ketika mereka sudah masuk ke dalam rumah.

Hyunjae dan Sunwoo saling tatap-tatapan sebelum mereka berdua juga ikutan turun ke bawah untuk menyapa mama juga.

Beomgyu menggendong Bonnie dengan sangat senang, namun ada seringaian di wajahnya. Hyunjae yang masih berada di anak tangga terbawah mengistirahatkan tangannya di railing tangga rumah mereka melihati seringaian Beomgyu.

Hari itu mereka habiskan untuk mengobrol dengan Beomgyu tentang Beomgyu. Makan malam terlalu spesial makanya persiapannya bukan main-main. Papa mereka pulang jam lima sore seperti biasanya. Yang terdiam hanya Sunwoo. Anak itu cuma membantu memotong kentang tapi tidak mengucapkan sepatah kata untuk meramaikan suasana.

Yang paling riang adalah Beomgyu dan Bonnie. Hyunjae hanya menjawab beberapa pertanyaan, tapi sebenarnya ada begitu banyak pertanyaan yang ada di dalam kepalanya saat ini.

Setelah persiapan, makan malam pun diadakan. Menunya sangat banyak, seperti makan di restoran PadAnk. Beomgyu bercerita tentang sesuatu yang baru. Tumben, biasanya dia bercerita tentang Supernatural saja. Seperti bagaimana bisa Dean yang sudah masuk ke neraka balik lagi ke dunia.

Walaupun masuk jurusan Psikologi merupakan dorongan situasi yang terjadi di keluarganya (Beomgyu yang didiagnosis ADHD), bukan berarti Hyunja berleha-leha dalam memperhatikan setiap ajaran kuliahnya.

Terdapat hal yang janggal.

"Beom, kabar Asahi gimana?" Tanya Hyunjae.

"Huh? Umm... baik-baik aja kayanya. Dah lama ga hubungin" jawab Beomgyu. "Tau gak Lee Harvey Oswald kena tembak di depan publik?"

"Ya" jawab Sunwoo santai tapi matanya menatap ke arah Hyunjae sebelum kembali ke arah Beomgyu "tau"

Beomgyu tertawa tulus. Seperti sedang mengenang masa lalu. "Hot banget dulu itu"

"Temen lu pas SMA cuma satu ya?" Tanya Hyunjae lagi mengalihkan Beomgyu dari pembahasan politikus di masa lalunya.

"Hah? Ya mungkin. Anyway Lee Harvey Oswald kena death sentence. Salah dia sih, siapa suruh nembak presiden" komen Beomgyu.

"Siapa tau dia jiwa patriotiknya tinggi" jawab Sunwoo sambil meneguk segelas air putih.

"Nope. Lee Harvey Oswald gak di pihak Russia.  Russian just messed with him. Lagian dia juga kalau patriotik ngapain sama Russia, soalnya kan dia orang Amerika"

Hyunjae tiba-tiba berdiri. Padahal makanannya belum selesai. Bonnie melihat kentang di piring Hyunjae masih banyak langsung menarik piring Hyunjae menuju ke arahnya.

"Kenapa?" Tanya mama yang selama makan malam berlangsung hanya menatap ke arah Beomgyu. Lagian siapa di meja ini yang tidak menatap Beomgyu. Paling cuma Bonnie karena dia dikasih tontonan Barbie pakai HP Sunwoo.

"Mau ke tempat Eunha" jawab Hyunjae singkat.

"Ikut" sahut Sunwoo.

"Enak aja lu"

"Ma!!" Komplain Sunwoo.

"Hyunjae, kasian Sunwoo, dia nolep" rayu Mama yang membuat Hyunjae menghela nafasnya mengalah lagi kepada adiknya.

"Yaudah! Tapi jangan lasak lu"

"Ayay Captain"

***

Halo
The Gimmick udah nyentuh 1k reads. Yeay. Anyway enjoy ya chapter ini

The Gimmick | BeomgyuWhere stories live. Discover now