Part Two

645 115 16
                                    

Plak!

"Aw" Beomgyu terbangun dengan keadaan pipi yang merah dan ada beberapa pasang mata yang melihatinya dengan tatapan kebingungan.

Jujur yang bingung di sini seharusnya Beomgyu. Beomgyu mengira dia sedang terlentang karena yang dia ingat dia ini sedang tidak sadarkan diri di publik. Tapi siapa sangka Beomgyu sedang berdiri sambil membawa belanjaan mamanya dan sedikit barang-barang yang tidak ada di dalam list belanjaannya.

Beomgyu mengelus pipinya yang terasa sakit itu namun tentu saja keluarganya masih menatapinya layaknya orang gila. Bukankah Beomgyu memang orang gila?

"Kenapa?" Tanya Beomgyu.

"Kamu ga amnesia kan?" Tanya mamanya.

"Amnesia apaan? 5sos?"

Kali ini Sunwoo, abang kandung Beomgyu yang hanya beda sebelas bulan, menampar pipi Beomgyu kembali.

"Ih takut gua" gumam Sunwoo setelah menampar Beomgyu.

"Kenapa sih?" Tanya Beomgyu yang sedikit menaikkan volume suaranya.

Dia sudah kena tampar dua kali, ditambah tidak ada yang menjawab pertanyaannya. Tidak ada alasan yang lebih baik lagi untuk menentang aksi Beomgyu.

"Sayang kamu besok ke dokter ya. Mama temenin" ujar mamanya Beomgyu.

"Ah... perihal rumah sakit, tadi aku pingsan ma di minimarket. Siapa ya yang ngangkut aku pulang ke rumah?"

"Ih makin takut" gumam Sunwoo yang sedang berjalan ke belakang papa mereka.

"Takut kenapa sih lo anjing!" Kata Beomgyu kepada Sunwoo tapi tumben sekali Sunwoo tidak membalas perkataan Beomgyu. Biasanya mereka akan berkelahi saat ini.

"Woy.. lu aneh tau gak!"

"SUNWOO!" Ujar mamanya mengingatkan bahwa Sunwoo tidak boleh mengejek kondisi adiknya.

"Memang gua aneh! Kenapa emangnya?"

"BEOMGYU!" Kali ini papanya yang menegur Beomgyu.

Beomgyu benar-benar bingung dengan apa yang sedang terjadi. Bahkan kali ini dia dapat fokus berpikir padahal kemarin dia sangat kesulitan untuk memikirkan sesuatu dalam jangka pendek namun panjang.

"Kamu tadi pulang sendiri Beomgyu, tapi mama gak tau kamu bicara apa. Bahasanya ngerti, tapi maksud kamu mama ga ngerti" ujar mamanya menjelaskan situasi.

Beomgyu mengerutkan alisnya. Jika dia tidak pingsan, bagaimana dia baru menyadarkan diri sekarang. Dan bagaimana caranya dia sampai di rumah.

Beomgyu tidak menjawab mamanya. Dia meletakkan belanjaan mamanya dan berjalan ke lantai atas menuju kamarnya sendiri. Setelah sampai di kamarnya, dia langsung berbaring terlentang memikirkan hidupnya yang lumayan menyedihkan karena ADHD.

"Kenapalah gua ADHD ya?" Tanya Beomgyu kepada dirinya sendiri sambil menatap plafon kamarnya.

"Karena kamu spesial" kata orang yang buat Beomgyu terkejut.

Terkejutnya itu langsung ke jantung. Saking terkejutnya, Beomgyu sampai lupa untuk teriak dan bergerak.

"Bang! Lu mau bunuh gua?" Tanya Beomgyu tanpa mengalihkan pandangannya. Karena menurutnya plafon kamarnya lebih menarik daripada tampang abangnya.

"Pinjem komputer"

"Udah ngagetin, datang ga sopan, minjem komputer pula lagi"

"Mau main GTA! Di laptop gua kaga ada"

Beomgyu sudah menggunakan tangannya untuk mengusir abangnya tapi abangnya ini main masuk aja dan log in ke komputer Beomgyu.

"Password?" Tanya abangnya.

The Gimmick | BeomgyuWhere stories live. Discover now