Melihat Mark dengan telatennya melakukan pekerjaannya itu, membuat Tata tersenyum seraya melihat ke arah wajah Mark yang memang lebih tinggi darinya.

Disana, Mark pun menjawab senyuman itu dengan kaku.

Setelah semuanya beres keduanya duduk berdampingan di atas sofa ruang tv.

Mereka berdua memang sedang menonton televisi di salah satu channel.

Namun, suasananya hanya canggung, kaku, malu, dan sunyi, sumber suara pun hanya dari suara yang dihasilkan dari acara yang di tontonnya itu.

Selain memang selalu seperti ini, namun juga karena kejadian beberapa menit yang lalu itu.

Setelah hampir setengah jam-an hanya diam. Tata berusaha melirik ke arah Mark dengan ragu, sepertinya ada yang ingin di katakan gadis itu pada Mark. Namun, gadis itu terlihat tak berani untuk mengatakannya.

Gadis itu mengulum bibirnya.

"Mm.. Mark?"

"Ya?". Mark menoleh, namun itu pun hanya seketika. Setelahnya pandangannya beralih kembali ke layar televisi super lebarnya.

"Mm~ kalo kamu mau, kamu boleh kok tidur dikamar"

Mark yang sebelumnya hanya merespon dengan kalimat tanpa menatap lawan bicaranya. Dan, menatap pun hanya seketika. Kini, pemuda itu melengos ke arah Tata, menatap wajah itu. Wajah yang mungkin berjarak tiga jengkal tangannya. Tentu saja karena mendengar ucapan gadis itu yang tiba-tiba.

Dan, Tata pun ikut melengos melihat wajah Mark.

Selain, terkejut dengan ketiba-tibaan yang Tata katakan tadi. Apalagi Tata mengatakan kalimatnya setelah kejadian beberapa yang menit lalu itu. Terlepas dari itu, Mark juga menatap wajah Tata karena sedang mengagumi keindahan ciptaan Tuhan ini.


Keduanya masih saling tatap, dan diam.


Namun, tak lama setelah itu Mark tersadar dengan apa yang di lakukannya ini.

Mark langsung membuang pandangannya ke depan menatap layar kembali. Terlihat Mark gugup dan gelagapan.

Terlihat pula Tata pun begitu. Pipinya terlihat bersemu merah.

Tatapan yang di buatnya tadi hingga membuat Mark lupa menjawab kalimat Tata barusan. Dan, mungkin kalimat yang dikeluarkan Tata tadi, Mark pun tak ingat keseluruhan kalimatnya.

"Oh gitu. Tapi, gak usah, aku bisa tidur disini. Lagian aku juga udah mulai terbiasa"

"Tapi, Aku tau kamu ngerasa gak nyaman tidur diatas sofa Mark. Aku juga udah ngerasain sendiri. Kita bisa kok tidur dikamar, aku tidur dibawah dan kamu tidur diatas kasur. Aku gak enak sama kamu Mark, ini kan apartemen kamu"

Selama ini Tata memang tak enak dengan Mark. Semua yang Mark berikan padanya, ia sebenarnya tak enak sendiri.

Dan untuk hal ini, Tata juga pernah merasakan yang selama ini Mark rasakan saat tidur disofa.

"Tidur diatas sofa emang gak nyaman. Tapi, lama kelamaan juga terbiasa sendiri. Kamu gak usah gak enak sama aku, kan aku sendiri yang mau". Dengan jelas Mark mengatakan kalimat itu, karena memang tak mau Tata akan menjadi tak enak dengannya.

"Tapi, Mark. Aku akan terus gak enak sama kamu. Mau ya kamu tidur dikamar"

"Sebagai cowok aku gak mungkin biarin perempuan tidur dibawah. Itu gak gentle". Mark tersenyum saat mengucapkan kalimat diakhir. Dan disambut dengan senyuman kecewa Tata.

"Tapi, Mark. Please, mau ya?"

Melihat Tata memohon seperti itu membuat Mark jadi tak tega. Apalagi saat melihat matanya, sungguh membuatnya luluh seketika. "Mm~ yaudah".

𝘋𝘰 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘵𝘪𝘭𝘭 𝘭𝘰𝘷𝘦 𝘮𝘦? | 𝑀𝑎𝑟𝑘 𝐿𝑒𝑒Donde viven las historias. Descúbrelo ahora