12. Warung Pecel Lele & Masa Lalu Sakala

Start from the beginning
                                    

"Sok banget lo! Sayangnya gue nggak percaya kalo lo itu siswa berprestasi, yang ada siswa ber-ran-da-lan kali!"

"Terserah kalo lo emang nggak percaya, percuma juga kalo dijelasin panjang kali lebar kali tinggi. Yang jelas, untuk pertanyaan lo tadi itu emang nggak pentig banget, wong kita juga udah bolos, ngapain juga permasalahkan begituan, paling absennya alpha. Kalo ada hukuman pun itu risiko kita," jelas Sakala.

"Sorry lah, ya, absen gue tuh nggak pernah ada alpha! Tapi karena lo, hari ini gue jadi alpha dan ini terakhir kalinya gue mau bolos bareng lo kalau bukan terpaksa, untuk selanjutnya big no!"

"Hm, iyain biar cepet. Mau makan dulu nggak? Udah mau masuk jam makan siang," tawar Sakala.

"Kenapa? Lo mau traktir gue?"

"Nggak, bayar sendiri. Lagian gue cuman nawarin, bukan mau bayarin."

"Ck, ya, kalo gitu sih gue ogah. Masih kenyang juga gue."

Krucukkk...

Sakala tertawa mendengar suara perut Natasha yang berbunyi. "Itu bunyi apa barusan? Yakin nggak laper? Ya udah kalo gitu, gue yang makan sendiri aja deh," ujar Sakala yang beranjak menaiki motornya.

Natasha mengumpat kesal sembari memegangi perutnya. Ia pun mengalihkan pandangannya ke arah lain, tak berani menatap Sakala karena malu. Ck, nih perut nggak bisa diajak kerja sama dikit, ya. Malu gue woy! Muka gue mau ditaruh dimana ini? batin Natasha.

Sakala mengeluarkan kunci motornya lalu menyalakan mesin motornya, kemudian memakai helmnya. Ia pun menoleh ke arah Natasha yang masih bergeming di tempatnya.

"Naik buruan, gue tinggal tau rasa lo! Nggak usah mikirin biaya, gue yang traktir," ujar Sakala.

Mendengar kata 'traktir', sontak mata Natasha langsung berbinar. Ia menatap Sakala dengan tatapan penuh harapan. "Lo beneran mau traktir gue, kan? Nggak bercanda, kan lo?" tanya Natasha memastikan.

"Ck, iya, buruan naik! Lama, gue tinggal."

"Iya-iya, sabaran dikit napa!" Natasha segera menaiki motor milik Sakala dan tak lupa memakai helm miliknya. "Udah!"

Dasar cewek, denger kata traktiran aja langsung gercep, giliran bayar sendiri lama, batin Sakala. Serasa siap, Sakala pun mulai mengendarai motornya menjauh dari bangunan tua tersebut.

~ || ���Legantara School Series | Natasha || ~

"Turun, udah sampe," pinta Sakala yang sudah memarkirkan motornya di tempat yang sudah disediakan.

Natasha pun turun lalu mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Ya, kini dirinya dan cowok itu berada di kawasan pedagang kaki lima yang cukup ramai. Jujur saja, ia tak pernah makan di tempat seperti ini karena keluarganya selalu makan di restoran atau tidak pesan online.

"Kenapa? Nggak suka makanan pinggir jalan?" tanya Sakala yang melihat keterdiaman Natasha.

Natasha menggeleng pelan. "Justru gue nggak pernah makan makanan pinggir jalan dan baru kali ini gue makan di sini," aku Natasha.

Sakala mengangguk-angguk. Orkay mah beda, ya, batinnya. "Jadi, nggak masalah, kan, kalo kita makan di sini? Enak kok makanannya, gue juga udah langganan di sini," tanya Sakala memastikan.

Natasha mengangguk. "Nggak masalah, lagian gue juga mau nyoba."

"Ya udah, kalo gitu itu lepas dulu helmnya. Emang lo mau makan sambil pake helm?"

NATASHA || Legantara School Series (ON GOING)Where stories live. Discover now