2. Seseorang Its Back

4.4K 276 1
                                    

Seminggu berlalu, Karin yang sudah sejak tiga hari dirumah orang tuanya.
Tadinya Karin ingin tinggal sendiri bersama anaknya, namun orang tua serta abangnya tidak memperbolehkan.

"Bun, Plis yah, Karin mau hidup sendiri bareng Raja," Karin memohon.

"Karin, Kalo kamu kerja Raja sama siapa?"

"Ya Karin gak kerja dulu."

"Sampe kapan? Kamu mau hidup sendiri tapi gak kerja dapet pemasukan dari mana, makan dari mana?" Bunda berusaha untuk memberikan masukan ke Karin.

"Bunda, Hikss," Karin benar benar ingin mandiri, dan tidak mau menyusahkan orang tuanya lagi.

"Karin.. Bunda itu gak memperbolehkan karena Bunda sama Ayah khawatir kamu diluar sana hidupnya seperti apa, apalagi sekarang ada Raja tanggung jawabnya gak cuma buat diri kamu sendiri lagi,"

"Pokonya kamu tinggal disini dulu sampe nemuin calon suami, baru kamu tinggal pisah sama Bunda dan Ayah," Tegas Bunda.

"Bun, calon suami apa sih, Karin niat buat nikah aja gak," Bantah Bunda.

"Karin, Kamu harus loh nikah Raja juga butuh Papanya," Ucap Bunda.

"Bun, plis Karin sekarang belum siap,"  Karin meninggalkan Bundanya berjalan kearah kamarnya.

"Ya ngga sekarang Rin, kan Bunda bilang nanti," Ucap Bunda yang sedikit berteriak.

Bang Jo yang baru pulang dan mendengar suara berisik dari ruang tengah. Ia menghampiri Bundanya.
"Bun, udah udah nanti biar Johnson yang ngomong sama Karin."

"Adek mu itu keras kepala, capek Bunda ngomongnya."

"Iya udah ya," Bang Jo berjalan menuju kamar adiknya. Mengetuk pintu kamar Karin.

"Dek, Rin, buka dong, abang mau main sama Raja," Perkataan Bang Jo yang langsung di bukakan pintu oleh Karin.

Karin membukakan pintu kamarnya mempersilahkan untuk Bang Jo masuk.

Bang Jo berjalan ke arah kasur dan merebahkan dirinya di samping Raja.
"Hello Raja aihhh lucunya," Bang Jo masih sangat gemas dengan keponakannya itu.

"Gak kerja bang?" Tanya Karin yang ikut duduk di tepi ranjang.

"Santai aja gue bos nya ini mau telat juga gak ada yang mecat," Ucap Bang Jo seenaknya.

"Sombong bener, eh bang, kata Ayah lu balik ke Indo?" Tanya Karin.

"Iya ada urusan bisnis disana." Bang Jo memang sudah sering pulang pergi Amrik-Indo untuk mengurusi perusahaan Ayahnya.

"Bisnis apaan?"

"Bisnis Ayah disana menurun jadi gue ngurusin cabang indo dulu sementara."

"Terus yang disini?"

"Ada Ayah bisa bolak balik."

"Lu gila ngebiarin Ayah kerja lagi."

"Ayah yang mau Rin, gue udah bilang gak usah, dia maksa, lu tau kan ayah keras kepala sama kaya lu," Jelas Bang Jo.

"Isss, nanti sakitnya kambuh lagi, Biar gue deh yang ngurus perusahaan Ayah disini," Karin membuat keputusan yang belum pernah ia fikirkan sebelumnya.

"Lah terus Raja sama siapa?" Tanya Bang Jo yang sedikit kaget mendengar pernyataan adiknya itu.

"Ada Bunda bang," Ucap Karin enteng.

"Oh iya yaudah nanti lu coba bilang aja sama Ayah."

Karin beranjak untuk membersihkan lemarinya, sedangkan Bang Jo yang masih memeluk dan menciumi ponakannya itu.

Karin melihat itu pun berpikir kalau Kakak laki-lakinya sudah sangat cocok menjadi seorang Ayah sekarang.

"Bang, abang gak ingin nikah apa?" Tanya Karin.

"Pengenlah, apalagi ngeliat Raja gini, jadi pengen juga punya jagoan," Ucap Bang Jo yang terus memandangi wajah mungil Raja yang sedang terlelap.

"Terus, kenapa gak nikah?" Tanya Karin.

"Kalo ada calonnya juga gua nikah, dek, karena nikah kan sekali seumur hidup, jadi nikah itu harus sama orang yang bener bener cocok sama kita," Ucap Bang Jo.

"Bener sih, gua juga pengennya gitu bang," Ucap Karin sambil memikirkan hal itu.

"Lu ada niatan mau nikah, dek?" Tanya Bang Jo yang mulai tertarik mengulik isi pikiran adiknya.

"Niatan nikah sih ada, cuma gak sekarang, entah kapan, atau mungkin gua gak akan nikah," Ucap Karin.

"Loh masa gak nikah, lu juga butuh pasangan, dek, yang bisa nuntun lu, dan busa jadi teman waktu nanti lu tua, karena anak lu suatu hari nanti pasti akan pergi sama pasangannya," Ucap Bang Jo.

Karin yang mendengar itu, tentu saja seperti mendapatkan pencerahan dari Kakak laki-lakinya.

Dringg dringgg

[Suara dering telpon]

Handphone Karin berbunyi, ia buru buru mengambil ponselnya dan mengangkat telpon tersebut. Ternyata panggilan telpon itu dari Winda.

Setelah mendapatkan telpon tersebut, seketika Karin bangkit dari duduknya dan bersiap untuk berganti pakaian.

"Bang, titip Raja ya, gua ada urusan sebentar," Ucap Karin dan langsung pergi meninggalkan Rumah.

~•~

Karin tiba di sebuah cafe, ia langsung masuk dan mncari keberadaan sahabtnya itu.

"Karin," Panggil Winda.

Karin yang mendengar panggilan itu, ia langsung berjalan menuju meja tempat Winda duduk.

"Lama gak nunggunya?" Tanya Karin.

"Ngga kok, gua juga baru sampe," Jawab Winda. Karin duduk di kursi seberang Winda.

"Kenapa sih nyuruh gua kesini, tumben banget," Ucap Karin.

"Gua mau ngenalin seseorang," Ucap Winda. Winda mengajak seorang laki-laki untuk di kenali kepada sahabatnya itu.

Tak lama, laki-laki itu datang kemeja mereka dan membuat Karin sangat terkejut melihat kedatangan sosok laki-laki yang tak asing.

"Reno? Reno bukan sih?" Ucap Karin yang masih bengong memandangi sosok laki-laki tersebut.

"Hai Karin, gua Reno," Sapanya sambil tersenyum ke arah Karin.

"Hai, Ren, apa kabar?" Ucap Karin. Reno duduk di samping kursinya Karin.

"Aku, baik kok, kamu bagaimana?" Tanya Reno dengan senyuman khas nya yang membuat Karin menjadi rindu sosok Reno.

"Aku baik, Ren."

 "Aku liat postingan terbaru kamu, anak kamu ganteng," Ucap Reno tersenyum ke arah Karin.

DEG

"Jadi Reno tahu kalo gua sudah punya anak?" Batin Karin.


~~


See you in the next chapter

KARIN [END]Where stories live. Discover now