Jeff melirik Dinda kembali, "lo tenang aja. Biar gue yang urus dia."

Dinda hanya mengangguk saja.

Jeff pun keluar dari mobil dan menghampiri Vicky.

"Mau ngapain lo datang lagi?" Tanya Jeff langsung to the point.

"Gue pengen ketemu sama Dinda," sahut Vicky.

"Gak bisa. Gue gak bakal izinin lo ketemu sama Dinda," tolak Jeff.

"Gue pengen ketemu sama dia, gue pengen ngomong sama dia. Please, izinin gue Jeff. Gue gak akan temuin dia lagi kalo seandainya dia emang bener-bener gak mau ketemu sama gue lagi," mohon Vicky.

Jeff terdiam sesaat, "oke. Gue bakal izinin lo ketemu sama dia."

Vicky tersenyum senang. Akhirnya setelah lama tak bertemu, dia bisa melihat lagi gadis impiannya.

Jeff kembali ke Mobil membuat keempat saudaranya bertanya-tanya. Apa yang sudah Jeff dan Vicky bicarakan tadi?

"Dia bilang apa, Jeff?" Tanya Fita.

"Dia minta izin buat ketemu dan bicara sama Dinda," jawab Jeff.

"Terus lo izinin?" Tanya Stanley.

"Gue rasa Dinda emang perlu bicara sama Vicky,"

"Lo gila, Jeff? Lo tau apa yang udah diperbuat Vicky ke Dinda. Kenapa lo malah izinin dia ketemu sama Dinda? Kalo Dinda kenapa-kenapa lagi gimana?!" Protes Louis.

"Gue setuju sama Louis. Dinda gak perlu temuin Vicky apalagi bicara sama dia. Gue juga yakin trauma Dinda atas kejadian waktu itu masih ada. Apa lo gak mikir hal itu?" Tambah Fita.

"Gue rasa cuma Dinda yang bisa nentuin, dia mau atau nggak ketemu sama Vicky. Kalo pun Dinda gak mau, gue bakal bilang sama Vicky," balas Jeff.

"Gue mau temuin dia," ucap Dinda membuat Louis, Fita dan Stanley terkejut.

"Lo yakin, Din?" Tanya Stanley.

"Gue yakin," jawab Dinda.

Louis memukul Dashboard mobil kesal, "udah gue belain, lo malah milih ketemu tuh cowo. Sakit hati lagi, nangis-nangis lo!"

"Gue bakal temenin lo nemuin Vicky," ucap Fita.

"Gak perlu, Fit. Beri gue waktu buat bicara sama Vicky. Kalian berangkat duluan aja ke sekolah," tolak Dinda.

"Tapi, Din. Gue takut kalo nanti..."

"Gak usah khawatir. Gue pasti bisa jaga diri gue sendiri," Dinda memotong perkataan Stanley. "Lo semua lanjutin aja perjalanan ke Sekolah. Nanti gue nyusul," lanjutnya, kemudian keluar dari Mobil.

Fita memandangi Dinda yang berjalan menghampiri Vicky. Dia agak cemas dengan saudarinya itu apalagi setelah apa yang dilakukan Vicky pada Dinda.

"Kita berangkat, gak perlu khawatir sama Dinda. Gue yakin dia bisa jaga diri sendiri," ucap Jeff.

Jeff mulai menjalankan mobilnya dan semakin menjauh meninggalkan Dinda bersama Vicky.

"Lo mau ngomong apa? Jangan lama-lama, gue harus pergi sekolah!" Ucap Dinda tanpa menatap wajah laki-laki dihadapannya.

Berbeda dengan Vicky, laki-laki ini terus menatap Dinda untuk meluapkan rasa rindu yang sudah 300 tahun lamanya tak berjumpa.

"Aku minta maaf,"

"Kata maaf lo gak bisa hilangin trauma gue," balas Dinda ketus.

"Iya, Aku tahu. Kamu pasti masih trauma karena kejadian itu. Tapi, percaya sama Aku. Aku gak berniat meninggalkan kamu, Din. Aku cuma..."

"Cuma apa? Cuma gak mau lo dibakar warga karena ketahuan gigit salah satu dari mereka? Lo tahu, cuma Gara-gara lo gue hampir mati! Cuma gara-gara rasa cinta gue ke Elo, gue sampai bodoh mau ngegantiin lo sebagai tersangka!"

"Aku minta maaf..." lirih Vicky.

"Maaf lo gak guna! Setelah ini jangan pernah temuin gue! Gue udah muak sama muka lo!"

Dinda hendak pergi, namun Vicky menarik tangannya menahan dia untuk pergi.

"Apaan sih? Lepasin!" Berontak Dinda.

"Aku gak akan lepasin kamu sebelum kamu mau maafin Aku dan mau menjalin hubungan dengan aku lagi!"

"Gila lo ya? Gue lihat muka lo aja udah gak mau apalagi jadi pacar lo lagi! Lepasin tangan gue, atau gue teriakin lo maling?!" Ancam Dinda.

"Aku gak akan lepasin kamu, Din!" Kekeh Vicky.

"Lepasin! Tolong! Tolong, maling!" Teriak Dinda.

Dari kejauhan terlihat Pangeran menghentikan matornya. Dia membuka helm untuk melihat lebih jelas Dinda yang tampak meminta pertolongan.

"Itu Dinda, kan? Waduh, kenapa dia ditarik-tarik gitu? Wah, gak bener nih! Gue harus tolongin dia!"

Pangeran segera turun dari motor dan menghampiri Dinda untuk membantunya terlepas dari genggaman Vicky.

"Heh! Lepasin dia!" Titah Pangeran.

Vicky memandangi Pangeran, dia mencium aroma serigala pada tubuh Pangeran. "Serigala, lo jangan ikut campur sama urusan gue sama pacar gue!"

"Heh, enak aja nyebut gue serigala. No! Gue bukan serigala! Gue Pangeran, gue cuma manusia bukan binatang!" Bantah Pangeran.

"Lo gak bisa bohongin gue! Gue Vampir dan gue bisa mencium aroma serigala ditubuh lo,"

"Wah, ngeyel banget lo! Lagian mana ada Vampir sama Serigala? Lo pikir ini film-film Vampir Serigala gitu? Dih, Berobat lo! kayaknya otak lo udah sengklek tuh! Kasihan, mana masih muda," Ledek Pangeran.

Mendengar perkataan Pangeran membuat Dinda heran. Kenapa Pangeran tidak mau mengakui jika dirinya adalah Manusia Serigala? "Apa yang sedang di rencanain sama Pangeran? Kenapa dia seolah gak tahu kalo dia itu Manusia Serigala?"

"Udah, sekarang lo lepasin si Dinda!"

"Mendingan lo pergi, karna gue gak akan pernah lepasin Dinda sebelum dia mau maafin gue." Vicky tetap kekeh dengan keinginannya mendapatkan maaf dari Dinda.

"Gue gak mau maafin lo!" Ucap Dinda.

"Tuh, udah dibilangin sama orangnya langsung. Dia gak mau maafin lo, jadi mendingan lo lepasin dia. Atau nggak..." Pangeran menggantungkan kalimatnya.

"Kalo nggak apa? Lo mau berantem sama gue? Lo pikir gue takut sama lo? Asal lo tau, Serigala kaya lo bukan lawan yang sulit buat gue!"

Pangeran hanya tersenyum simpul dengan perkataan Vicky. Dia meraih tangan Dinda yang terus digenggam oleh Vicky dan melepaskan genggaman itu.

"Sekarang Gue gak punya waktu buat berantem sama lo. Ntar aja berantemnya habis pulang sekolah," balas Pangeran lalu menarik tangan Dinda untuk ikut dengan dirinya.

Tangan Vicky mengepal kuat, sorot matanya tajam menatap Pangeran yang membawa Dinda pergi.

"Gue bakal tunggu lo, Manusia Serigala" Vicky tidak akan melepaskan Pangeran begitu saja. Dia akan menunggu Pangeran pulang sekolah untuk bertarung dengan dirinya.

***

"Dia pacar lo?" Pangeran melontarkan pertanyaan dengan sedikit menaikan nada bicaranya agar Dinda dapat mendengar suaranya karena angin perjalanan yang cukup kwras.

"Bukan," jawab Dinda singkat.

"Oh, mantan ya? Kok dia kekeh banget sih pengen dapatin maaf dari lo? Emang dia udah ngelakuin kesalahan apa? Udah selingkuhin lo ya?" Tanya Pangeran lagi. Sepertinya dia kepo dengan masalah Dinda dan Mantan pacarnya itu.

"Bukan juga,"

"Lo jawab yang bener napa? Jawabannya bukan-bukan mulu. Kasih jawaban tuh yang  STJ gitu, Singkat tapi Jelas." Kesal Pangeran.

"Jawaban tadi juga cukup jelas kan buat lo. Karna lo bukan siapa-siapa jadi gak perlu tahu sama masalah gue," balas Dinda ketus.

Pangeran langsung kena mental. Ya, memang benar sih dia bukan siapa-siapa Dinda. Jadi dia gak perlu tahu masalah apa yang terjadi dihidup Dinda.

"Tapi tetap aja gue kepooo!"

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin