Part 14

341 20 2
                                    


.

.

.

“Hidup terlalu singkat, untuk menunggu sesuatu yang tidak memiliki alamat.”

.

.

.


*Allysa POV*

Aku menatap sendu pada sosok wanita di hadapanku, saat ini ia tampak cukup menyedihkan. Ini sudah di luar batas wajar, wanita itu adalah guru di sekolah ini, namun tidak satu pun orang di sekelilingnya yang mau menolongnya. Sungguh keterlaluan.

"Kamu tau apa yang saat ini kamu lakukan?!" Tanya salah seorang siswi dari sekolah ini.

"Ya, aku tau." Jawabku singkat.

Aku bergegas memapah wanita itu berdiri dan hendak pergi meninggalkan tempat ini.

"Ecchan! Hentikan itu! Dia tidak pantas mendapat sebegitu besar perhatian darimu!" Kesal Maya yang berusaha menarik lenganku.

"Lalu, apa kamu pantas?!" Sinisku padanya.

" . . . " Maya tampak terdiam tanpa bisa mengatakan apapun untuk membantah.

"Allysa Shiroyuki, kuperingatkan sekali lagi, hanya segudang masalah yang akan kau dapatkan jika bersama wanita jalang itu!" Ujar Yuna tiba-tiba.

"Tidak masalah, mau segudang, seribu, atau sejuta masalah yang akan kudapatkan sekalipun aku tidak keberatan." Jawabku sambil berlalu bersama wanita itu.

.

***

.

Tibalah kami di apartemennya, kemudian membaringkan wanita itu diranjangnya. Bergegas aku mencari kotak obat untuk mengobati beberapa luka memar yang ia terima.

"Yuu, aku baik-baik saja." Ucap wanita itu sambil memejamkan matanya.

"Mulutmu bisa berbohong, tapi kondisi fisikmu tidak. Setidaknya biarkan aku mengobatinya sebentar." Ujarku bersikeras.

"Yuu,-" Panggilnya menggantung.

"Apa?" Tanyaku.

"Hmm, tidak, tidak ada apa-apa." Jawabnya seolah ia mengurungkan niatnya.

"Jika ada yang ingin kamu katakan, maka katakan saja, aku akan mendengarnya." Sahutku ketika menangkap ekspresi ragu pada raut wajahnya.

Ia hanya menggelengkan kepalanya, mungkin saja wanita itu belum siap atau memang mungkin tidak ada yang ingin ia bicarakan. Jadi akan tetap kubiarkan selama itu membuatnya nyaman. Kami menghabiskan waktu dalam diam, wanita itu tertidur pulas ketika kami menonton film bersama dan ia bersandar di pundakku.

'Pasti hari ini terasa sulit untukmu.' - Batinku dengan menatap wajah tidurnya.

Usai puas menatap wajahnya, aku beranjak hendak bersiap untuk pulang.

"Selamat malam dan bermimpi indah, Mei." Ucapku kemudian mengecup singkat keningnya.

Dan bergegaslah aku pulang ke rumah pada saat hari sudah larut malam.

Ketika aku membuka pintu rumahku. Aku dikejutkan oleh sosok wanita masih dengan satu setel jas kerja miliknya, ia terduduk dengan kaki menyilang seolah menunggu kedatanganku.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Dec 10, 2023 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

Bad Story, Bad RomanceHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin