Part 5

3K 95 1
                                    

“Apalah arti kapasitas tanpa isi, apalah arti loyalitas tanpa visi misi.”

.

.

.

*Allysa POV*

Sambil menunggu wanita itu membereskan barang di ruangannya, aku melihat-lihat isi mading yang terpasang. Namun aku merasa ada seseorang yang mulai mendekat kearahku.

“Hai!” Sapanya.

“Ah, hai juga.” Balasku.

“Namaku Yuna, kuharap kita bisa bertemu lagi agar aku bisa mengganti jam tangan milikmu yang rusak.” Ujarnya setelah ia memperkenalkan diri.

“Aku Allysa, kamu tidak perlu repot-repot menggantinya, sungguh.” Ujarku.

“Apapun itu, aku tidak suka jika berhutang kepada orang lain, sampai jumpa.” Ucapnya berpamit.

“Ya.” Balasku singkat.

Tepat setelah gadis itu pergi, wanita itu tiba-tiba sudah berada di belakangku. Kehadirannya yang tak memiliki tanda-tanda itu hampir mengejutkanku.

“Jadi kalian baru saja berkenalan?” Tanyanya yang berada di belakangku.

“Iya.” Tanpa sadar aku menjawabnya.

Kemudian segera aku menengok ke sumber suara itu, ia tampak sudah siap untuk pulang ke apartemennya.

“Ayo, Yuu.” Ajaknya sambil menggandeng tanganku.

.

Deg.

.

Deg.

.

'Perasaan apa ini, padahal aku sadar dia juga seorang perempuan.' - Batinku.

.

Kini kami tiba di apartemennya, seperti biasa wanita itu menanggalkan seragam kerjanya. Tanpa aba-aba ia mendorongku ke ranjangnya, dan kini aku telentang di hadapannya.

“Yuu, aku menginginkanmu.” Ujarnya.

“Yang tadi itu aku hanya terbawa suasana saja!” Ujarku hendak menolak.

“Yuu, katakan kalau kau menginginkanku juga.” Ucapnya.

Ia menindih tubuhku, mampu kurasakan kedua payudaranya yang besar itu menempel pada kulit-kulitku.

“Aku belum pernah melakukannya Mai, lebih baik kita sudahi saja.” Ujarku sedikit ragu.

“Tidak apa Yuu, aku akan melakukannya dengan lembut.” Rayunya.

.

Deg.

.

Deg.

.

'Aku tau ini salah, tapi, apa aku boleh meneruskannya?' - Batinku berkecamuk.

“Yuu, cepat katakan, bahwa kamu juga menginginkanku.” Bisiknya tepat di telingaku.

“Mai.” Panggilku ragu-ragu.

“Katakanlah.” Ucapnya.

Tangannya mulai meraba-raba tubuhku, memberi sensasi geli-geli lembut yang menyenangkan. Kemudian satu tangannya mulai berulah dengan meremas payudaraku, bahkan tanpa disuruh sekalipun ia telah menggigit kecil payudaraku untuk memberikan rangsangan.

Bad Story, Bad RomanceWhere stories live. Discover now