Part 13

1.1K 37 2
                                    


.

.

.

.

.

"Kamu hanya perlu orang yang tepat yang mampu mengerti, dan menerima dirimu apa adanya."

.

.

.

.

.

*Maya POV*

Sejak pembicaraan terakhir dengan Eechan, aku tak lagi menemuinya, bahkan enggan untuk pergi ke sekolah. Rasanya aku telah kehilangan wajahku untuk bertatap muka lagi dengannya. Dan setiap kegiatan yang kulakukan hanyalah mendekam di dalam kamar, sesekali aku membayangkan Ecchan, membuatku sedikit bergairah ketika mengingatnya. Aku mulai mempelajari hal-hal yang dilakukan oleh sesama wanita ketika bercinta, entah kenapa memikirkan Ecchan membuatku semakin kecanduan untuk meneruskan aktivitas menjijikkan ini.

Setiap malam bermastrubasi membayangkan adegan yang kami lakukan di kamar mandi sekolah. Aku menginginkan Ecchan lebih dari yang kukira, tak peduli dengan penolakan yang ia lontarkan, aku masih tergila-gila padanya. Entah kegilaan seperti apa, aku mulai berani mengintip dan menyusup ke dalam kamarnya. Meskipun hal itu sebelumnya adalah hal yang biasa bagiku, kali ini sensasinya sungguh berbeda, jantungku menjadi berdebar-debar karenanya. Melangkah lebih dalam lagi, aku memasang kamera pada titik buta di dalam kamar tidur dan kamar mandinya. Tubuhku menjadi semakin panas ketika Ecchan sedang tertangkap telanjang pada kamera yang kupasang. Melakukan mastrubasi dengan menikmati setiap inci tubuhnya, ekspresi dan raut wajahnya, semuanya begitu indah dan mempesona.

Suatu hari ada nomor tidak dikenal menghubungiku, awalnya aku mengabaikannya, tapi karena sangat mengganggu kemudian aku mengangkatnya. Terdengar suara seorang gadis di ujung telepon sana, dengan mengejutkan ia mengetahui hal-hal gila yang kulakukan secara diam-diam kepada Ecchan. Tak sampai disitu ia mengajakku bertemu untuk melakukan negosiasi, namun setelah kupertimbangkan ajakannya untuk bekerja sama tidak terlalu buruk juga.

Ecchan saat ini sedang merana karena melihat wanita gila itu bersama orang lain, kebetulan saat itu gadis itu melihat Ecchan bersembunyi dan menagis dibalik sebuah tiang. Pantas saja akhir-akhir ini aku melihat Ecchan kembali pada rutinitas lamanya. Tak sampai di situ, kami merencanakan sesuatu yang lebih gila lagi. Lalu apa keuntungan dari kerjasama ini? Tentu saja aku yang ingin mendapatkan Ecchan ku kembali, dan dia mendapat sosok yang dicintainya yang hatinya masih terkunci pada wanita gila itu. Rencana kami adalah dengan merendahkan wanita itu, membuatnya putus asa, dan kembali pada sosok wanita yang disimpulkan sebagai masalalu darinya.

Kami telah membuat kesepakatan untuk bertemu di gerbang sekolah, jadi mau tidak mau aku harus pergi kembali ke sekolah. Yang kulakukan hanya membolos di atap sampai jam pulang berbunyi, dan menemui gadis itu untuk perencanaan selanjutnya.

"Kamu! Apa benar kamu Yuna Miura?" Tanyaku.

"Tepat sekali, mohon kerjasamanya ya Maya Minami." Jawabnya santai.

.

-

.

*Yuna POV*

Bad Story, Bad RomanceWhere stories live. Discover now