Prolog

8.8K 403 2
                                    

"Jiro... Ada yang mau aku omongin sama kamu," Ucap Karin lalu berjalan mendahului Jiro.

"Kenapa sayang.. kok tumben serius," Ucap Jiro menghampirinya.

"Ikut aku," Ucap Karin dan menarik lengan Jiro.

Karin berjalan menuju rooftop sekolah diikuti dengan Jiro.
Sampai di Rooftop mereka berhadapan, dan Karin mulai menyampaikan apa yang ingin ia bicarakan.

"Ngomongnya disini?" Tanya Jiro.

"Iyaa, Jir.. aku telat 2 minggu," Ucap Karin to the point.

"Hah? Telat, maksudnya," Ucap Jiro sedikit bingung.

"Telat haid Jir.."

"Aku gak ngerti sumpah, kamu ngomongnya jangan setengah setengah," Jiro yang semakin dibuat bingung dengan omongan Karin.

"Oke, liat ini," Karin mengeluarkan barang kecil dari saku kemejanya.

"Ini apa? Maksudnya apa sih Rin aku gak ngerti," Jiro sangat tau itu barang apa, tapi ia sangat tidak mengerti maksud Karin menunjukan barang itu ke dia.

"Jiro... Aku hamil anak kamu," Ucap Karin.

"What?!"

Jiro mendengar itu seperti tersambar petir badannya benar benar kaku dan tidak bisa berkata apa apa lagi.

"Jir... Aku bingung," Tubuh Karin benar benar lemas, ketakutan yang selama ini menghantuinya, sekarang menjadi kenyataan.

"Gugurin kandungannya Rin," Ucap Jiro tegas.

"What? Kamu gila hah? Gak aku gak mau," Bantah Karin.

Karin kaget mendengar pernyataan pacarnya itu tentang menggugurkan kandungan.

"Ya terus gimana? Kamu mau kita nikah sekarang ngebesarin anak ini?" Jiro benar benar frustasi mendengar kabar ini.

"Kalo kamu gak mau nganggap dan ngebesarin anak kamu, oke fine aku yang bakal ngebesarin dia tanpa kamu," Karin benar benar kecewa dengan sikap Jiro yang seakan tidak mau bertanggung jawab atas anaknya.

"Rin.. kamu yakin?" Jiro masih berusaha untuk meyakinkan Karin.

"Apa yang bikin aku gak yakin hah? Aku yakin bahkan tanpa kamu pun aku bisa ngebesarin dia sendiri," Ucap Karin dengan nada tinggi.

"Rin.. kita masih punya masa depan, plis lah gugurin aja ya hmm," Jiro masih berusah meyakinkan Karin untuk sependapat dengannya.

"Apa? masa depan? Masa depan aku sekarang adalah anak ini, kalo kamu masih mau nyari masa depan kamu Please go, tapi jangan pernah sekalipun kamu sentuh anak aku". Ucap Karin.

"Hubungan kita Its done dan kamu jangan pernah hubungin aku lagi". Lanjutnya.

"Tapi Rin..".

Karin meninggalkan Jiro sendiri, ia berlari menuruni Rooftop sekolah dengan air mata yang terus membasahi pipinya.

"Shit!" Jiro berdengus kesal.

~•~
See you in the next chapter

KARIN [END]Where stories live. Discover now